IBU, LITERASI, DAN MOTIVASI (Kata Pengantar)

Oleh Much. Khoiri

Literasi membutuhkan keteladanan yang nyata, dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah menunjukkan apa yang hendakan diteladankan kepada orang lain. Tanpa bukti yang nyata, kata keteladanan kehilangan maknanya. Demikian pun motivasi, ia akan memiliki daya dampak yang kuat ketika si pemberi motivasi adalah orang yang telah membuktikan apa yang dimotivasikan.

Dalam ruang kehidupan keluarga, seorang ibu yang baik akan memberikan keteladanan-keteladanan terbaik untuk anak-anaknya, agar keteladanan itu memberikan dampak nyata. Dalam hal memotivasi, ibu yang baik juga telah melakoni apa yang dimotivasikan, sehingga anak-anak mendengarkan dan kemudian bergerak untuk mengamalkan apa yang dimotivasikan oleh sang ibu.

Kover buku Catatan Hati seorang Ibu Mewarnai Dunia. Sumber gambar: Dok penulis

Ada yang menegaskan dalam sebuah bukunya, bahwa seorang ibu adalah sebuah sekolah atau madrasah. Dari ibulah anak-anak belajar aneka pengetahuan dan keterampilan hidup—mulai berbahasa, membaca, menulis, berperilaku, berjalan, dan sebagainya. Ibu yang baik akan meneladankan yang baik. Keteladanan itu, bahkan, pelajaran-pelajaran yang melimpah untuk dipelajari, dipahami, dan diamalkan oleh anak-anaknya. Ibu bisa dianggap sebagai sumber pengetahuan, kasih sayang, dan aneka keterampilam hidup.

Demikianlah kira-kira posisi Sri “Bu Kanjeng” Sugiastuti, penulis buku Catatan Hati Seorang Ibu Mewarnai Dunia yang Anda pegang ini. Penulis sangat tepat berposisi sebagai seorang ibu yang memiliki jejak literasi yang panjang, dengan puluhan buku yang dihasilkannya, beserta jejaring yang sangat luas—berarti dia memiliki kompetensi dan kapasitas sebagai orang yang layak memberikan keteladanan dan motivasi bagi orang lain. Literasi adalah jalannya, sementara isinya adalah kebaikan-kebaikan, termasuk motivasi positif bagi sesama.

Sejalan dengan Sekapur Sirih penulis buku ini, Anda akan segera bisa menangkap betapa buku ini berisi 31 tulisan yang hakikatnya berkisar tentang berbagai ikhtiar menggapai ridha Allah, pesan cinta seorang ibu, dan kisah-kisah inspiratif. Sejatinya, tulisan-tulisan itu telah menyuarakan sendiri pikiran, pengetahuan, dan pengalaman penulis; namun mereka memerlukan pembaca yang aktif. Oleh karena itu, jika Anda ingin menyelami isinya, serta berdialog dengan pesan setiap tulisan, saya persilakan Anda untuk membacanya dengan segenap hati.

Dilihat dari judulnya, buku ini tentulah bukan sekadar catatan, melainkan catatan hati seorang ibu yang telah memiliki kelayakan memberikan nasihat, keteladanan, dan motivasi kepada orang lain. Dan ternyata, “orang lain” di sini bukan terbatas pada keluarga sendiri secara harafiah, melainkan meluas tak terbatas pada masyarakat umum. Bahkan, lewat buku ini, yang memungkinkan untuk dibaca luas, dia memiliki impian untuk mewarnai dunia. Sungguh, sebuah impian mulia!

Meski demikian, apakah impian sang penulis untuk mewarnai dunia akan terwujud pada saatnya? Sungguh, tiada seorang pun tahu pasti apa yang terjadi di masa depan. Namun, ada hukum probabilitasnya: Ketika Anda membaca buku ini dengan tuntas, dan bahkan membagikan pesannya kepada orang lain, Anda telah membantu meningkatkan keterbacaan buku ini. Seribu pembaca seperti Anda melakukan hal yang sama akan membantu meningkatkan keterbacaan itu. Semakin banyak pembaca, impian penulis mewarnai dunia dengan pesan-pesan motivasi dan inspirasi kebaikan menuju keluarga sakinah, mawaddah, warahmah semakin mendekati kenyataan.

Oleh karena itu, sebagai pembaca buku ini—baik pemerhati pendidikan yang peduli dengan masa depan umat Islam, orangtua yang menginginkan keturunannya sukses dunia akhirat, serta pegiat literasi dan penikmat buku parenting—Anda diharapkan turut serta menularkan semangat keteladanan dan motivasi kepada keluarga dan masyarakat sekitar, baik secara lisan, lewat tulisan, maupun perilaku.

Akhirnya, saya ucapkan selamat kepada penulis buku ini, yang telah mendedikasikan energi, pikiran, dan waktunya untuk menyusun buku ini. Untuk pembaca, selamat membaca dan menyelami isi buku ini dengan segenap hati. Mudah-mudahan Anda memetik hikmah dan inspirasi yang ditawarkannya.[]

Gresik, 30 September 2024

*Much. Khoiri (nama pena dari Dr. Much. Koiri, M.Si) adalah dosen Creative Writing dan Kajian Sasttra/Budaya di Unesa Surabaya, Sponsor Literasi, Founder Rumah Virus Literasi (RVL), Ketua APEBSKID Jatim, dan Editor/Penulis buku berlisensi. Tulisan ini pendapat pribadi.

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

One thought on “IBU, LITERASI, DAN MOTIVASI (Kata Pengantar)”

  1. Mukminin says:

    Selamat. Pengantar jos buku yg jos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *