Mas Dukut dan Apresiasinya untuk Penulis RVL

Oleh Much. Khoiri

SIAPAKAH di dalam majelis penulis ini yang tak mengenal nama Dukut Imam Widodo? Penulis atau pembaca era tahun 1980-1990-an pastilah mengenal nama itu, sebab novel-novelnya pernah dimuat di koran Surabaya Post, Jawa Pos dan Surya semisal  Soeara Kebebasan, Koepoe-koepoe Dalem Halimoen, Tuan Adipati, Perburuan, Sang Petualang, dan Beirut. Cerpen dan opininya juga kerap dimuat di Jawa Pos.

Untuk penulis muda, lebih baik Anda melacak profilnya di Google Search. Cukup ketik namanya dan klik! Pastilah akan ditemukan jejak literasi yang panjang, baik yang ditulisanya sendiri, maupun yang publikasikan media massa dan media sosial. Gambar piyantun dan buku-bukunya juga bisa ditemukan dengan mudah di sana.

Dukut Imam Widodo. Gambar: Radar Surabaya

Mas Dukut—sapaan akrab saya untuk nama itu—bahkan pernah menulis sejarah pendirian dua perusahaan besar di Surabaya, misalnya buku Dunia Milik Penabur dan buku Sang Mentari Industri Cat dari Surabaya. Dia juga menerima menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai Seniman Kreator di bidang Seni Sastra dan Dokumentasi dari Kota Surabaya. Lalu, “sembilan” kali dia mendapat penghargaan sastra dari majalah Femina, Kartini dan Kedubes Belanda.

Kalau soal menjadi nara sumber dalam diskusi atau seminar, jangan tanya lagi. Mas Dukut sering menjadi pembicara tentang masalah heritage di perguruan-perguruan tinggi seperti UK Petra, Universitas Ciputra, Unair, Unmuh dan sebagainya. Saya sendiri pernah tampil tandem dengan Mas Dukut menjadi pembicara tentang literasi menulis di perpustakaan Unair Surabaya.

Jika Anda masih penasaran akan buku-bukunya, harap dicatat bahwa buku-bukunya tidak semata di toko buku besar, melainkan juga di rak-rak hotel, gedung pemerintah, atau perpustakaan. Ada kesan bahwa karya-karyanya menduduki tempat yang terhormat, bukan kaleng-kaleng.

Jika Anda ingin berburu bukunya, inilah di antaranya: Soerabaia Tempo Doeloe, Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe, Soerabaia In The Olden Days, Monggo Dipun Badhog,  Grissee Tempo Doeloe, Malang Tempo Doeloe,  Sidoardjo Tempo Doeloe, Ngawi Tempo Doeloe, Ngawi Bertutur dan masih banyak lagi. Contoh novelnya Sang Penumpas, Sang Penari, dan Raden Ayu Prabawati.

Jadi, silakan simpulkan sendiri kapasitas Mas Dukut: Apakah dia orang yang tepat dijadikan teladan dan panutan dalam dunia tulis-menulis? Andaikata tidak bisa bersua dan berguru langsung kepadanya, karya-karyanya adalah sumber mata air ilmu menulis yang selalu mengalir.

Apresiasi untuk Penulis RVL

Apakah kaitan Mas Dukut dengan RVL alias Rumah Virus Literasi? Ini gara-gara flyer bedah buku bertema ‘Bergerak dan Menggerakkan’ yang saya pasang di akun Instagram. Di flyer berlatar ungu itu ada nama saya sebagai founder RVL, ada nama pembedah Abdullah Makhrus, penulis buku Sumintarsih, dan pembawa acara Ning Pudji (Nur Sjamsuarini Pudji Astutik).

Flyer bedah buku “Bergerak dan Menggerakkan”. Gambar: Dok RVL

Di luar dugaan saya, hadir nama yang sudah sekian tahun tidak pernah berjumpa—bahkan saya telah putus hubungan karena nomor kontaknya tidak bisa saya hubungi. Terakhir saya berkirim pesan terjadi pada 4 April 2021, tatkala saya mengirimkan kover buku dan video iklan buku saya Kitab Kehidupan (2021). Saya berharap Mas Dukut menyukainya, sebagaimana dia juga mengapresiasi salah satu buku catatan budaya saya Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014).

Ketidakterdugaan itu membuat saya bahagia, tatkala Mas Dukut berkomentar begini di space instagram:  “Luar biasa. Untung saja di Surabaya ada RVL. Semoga sukses acaranya.” Terima kasih, Mas Dukut, telah memberikan pujian ‘luar biasa’ (ditulis oleh seseorang yang tulus dan tidak suka basa-basi).

Dalam ungkapan itu, Mas Dukut menyatakan beruntung berkat kehadiran RVL di Surabaya. Di sini RVL dipandang positif dan mungkin diharapkan memberi arti bagi kemajuan literasi di Kota Pahlawan. Padahal, teman-teman penulis tinggal dan berjuang tidak hanya di Surabaya, melainkan juga di kota-kota lain. Doa Mas dukut “Semoga sukses acaranya” penting untuk bedah buku yang digelar daring pada 12 Desember 2023.

Kemudian, setelah saya komentari balik atas apresiasi tersebut, Mas Dukut menyambung tanggapannya begini: “Aku salut ambek semangate Mas Khoiri. Bertahun-tahun gak bosen-bosen ngopeni literasi.” Ngopeni artinya memelihara atau menghidupkan. Jadi, ngopeni literasi berarti ikut terlibat menghidupan penguatan literasi.

Saya tentu senang di dalam hati, betapa Mas Dukut, penulis senior, ternyata telah mengamati sepak terjang saya dalam pergulatan dan perjuangan literasi. Dia sampai menyatakan salut atas semangat saya, bukan hanya setahun-dua tahun, melainkan bertahun-tahun. Apakah dia mungkin menemukan teman-teman penulis lain yang telah kehilangan semangat? Belum pasti, namun ada kesan begitu.

Kemudian, ada pesan penting Mas Dukut yang berisikan doa: “Semoga melalui RVL akan lahir penulis-pemulis muda sing mbois-mbois, smart, cerdas dan berkualitas. Aku melok bangga ambek RVL!” Sebutan predikasi “mbois-mbois” di sini bisa bermakna keren dan cakep dengan keunggulan. Sementara itu, predikat “smart, cerdas dan berkualitas” sudah menunjukkan artinya.

Masih dari pesan ketiga itu, Mas Dukut juga menegaskan “Aku melok bangga ambek RVL!” (Saya ikut bangga terhadap RVL!). Ada tanda seru dalam ungkapan itu, yang mengisyaratkan ketegasan dan kandungan semangat kuat di dalamnya.  Jangan ditanya, dalam hal ini, saya dan teman-teman RVL pastilah mengaminkannya dan berterima kasih.

Nah, sekarang, dari uraian di atas, ada sedikit catatan yang layak direnungkan. Jika kita mendapat apresiasi dan panjatan doa dari sesama penulis, itu sesuatu yang sangat bermakna. Namun, jika semua itu diberikan oleh penulis senior dan produktif, itu akan jauh lebih bermakna. Mudah-mudahan kita mampu mengikuti jejaknya.[]

Gresik, 19/12/2023

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

14 thoughts on “Mas Dukut dan Apresiasinya untuk Penulis RVL”

  1. Supardi Harun says:

    Comment dan apresiasi untuk penulis menambah nutrisi untuk semangat menulis. Sangat inspiratif,Pak!

  2. Hariyanto says:

    Aamiin. Semoga bisa menginspirasi semua anggota RVL.

    1. admin says:

      Aamiin YRA, matur nuwun, Abah Hariyanto

  3. Telly D says:

    Jadi semakin bersemangat mengetahui nama RVL sudah dikenal dan didudukkan di kursi terhormat. Semangat 💪💪💪

    1. Mustajib says:

      Tidak ada kata-kata lain selain “Ingin kudijangkiti virus literasi baca-tulis” kiriman dari RTV. Jazakallah khair atas pencerahannya, Pak Doktor. Semoga menjadi tambahan amal ibadah. Aamiin

      1. admin says:

        Terima kasih banyak, ustadz

  4. Mukminin says:

    Alhamdulilah atas Apresiasinya Penulis Senior terhadap Keberadaan RVL atas Binaan Founder Dr. Much. Khoiri smg doa Mas Dukut terkabul. Aamiin Yra.

    1. admin says:

      Aamiin YRA. Barakallah

  5. Ngainun Naim says:

    Ikut bangga. Semangat untuk RVL.

  6. Sri Rahayu says:

    Aamiin…Pak Dr. Emcho memang TOP BGT…Terus bersemangat nggih…
    Surabaya membutuhkan Panjenengan lebih…
    Sehat selalu Master…
    Barakallah…

    1. admin says:

      Matur nuwun sanget, jeng Ayu

  7. Sumintarsih says:

    Kapan-kapan kita undang Pak….
    Kita ngobrol daring bersama beliau.

    1. admin says:

      Diupayakan untuk bisa memberikan materi kepada kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *