Belinda, Potensial Menjadi Penulis Traveling

Oleh Much. Khoiri

Belinda Christina Sianto, perempuan asal Malang, memenangi kompetisi memasak MasterChefIndonesia (MCI) Season 11 di RCTI diwawancarai Jawa Pos (3/12). Informasi-informasi yang digunakan dalam tulisan ini diambil dari hasil wawancara itu.

Dalam ajang cukup bergengsi itu, Belinda telah menyisihkan puluhan konstestan lainnya, melewati berbagai ujian memasak, serta melampaui berbagai tantangan. Dari amatan saya, dia termasuk kontestan yang gigih dan bermental juara.

Belinda dengan piala pertama MCI Season 11 tahun 2023. Gambar: Jawa Pos koran.

Mengapa saya sebutkan dia potensial menjadi penulis traveling? Pertama, dia memiliki kualifikasi pendidikan yang bagus. Menurut harian di atas, Belinda alumnus LeGordon Bleu New Zealand, Wellington. Dengan kuliah di luar negeri, New Zealand, wawasan lintas-budaya (cross-cultural understanding) menjadi luas.

Dia juga mengaku, setelah kemenangan ini, akan mengambil S1 Akuntansi di King’s Own Institute, Australia. Dengan begitu, dia akan memperluas dan memperdalam pula wawasan lintas-budayanya. Itu akan menjadi bekal pengetahuan (prior knowledge) yang amat berguna untuk mengembangkan kemampuan menulis.

Selain itu, yang penting, dia mengaku selalu mau belajar. Kalau seseorang sudah bertekad mau belajar, ini tinggal membangun ekosistem literasinya. Jika ekosistem literasinya kondusif, dia kan menjadi apa yang dia inginkan. Karena itu, tatkala dia menemukan “rezeki” teman penulis—beserta ekosistem kreatif yang kondusif—bisa dipercaya, dia akan berkembang menjadi penulis.

Penulis apa? Setidaknya, dia bisa menjadi penulis traveling. Dia bisa diarahkan menjadi penulis tentang pengalaman-pengalamannya selama tinggal di New Zealand: Mulai masa adaptasi budaya hingga kembali pulang ke Tanah Air, itu akan menjadi kisah yang panjang—setidaknya cukup untuk menyusun sebuah buku.

Kedua, Belinda memiliki impian hidup yang kuat. Dia suka traveling ke tempat sepi dan suka makan, katanya. Lebih lanjut, dia ingin melakukan perjalanan (traveling) keliling Indonesia, berkenalan dengan chef dan konten kreator. Traveling dan kuliner, ini kombinasi yang kaya dan sekaligus menyenangkan, apalagi akan keliling Indonesia.

Keinginan keliling Indonesia untuk bersua dengan berbagai chef dan konten kreator menunjukkan dia ingin menambah wawan lintas-budaya, mengasah kemampuan komunikasi, dan memperdalam pengetahuan tentang kuliner.

Hal itu akan memperkuat pengalaman lintas-budayanya selama tinggal di New Zealand—dan (akan) di Australia. Ibarat membaca buku, dia akan memiliki buku-buku bagus untuk memperkaya pengalaman batin dan pikiran. Dan ini amat bermanfaat untuk bekal menjadi penulis traveling.

Sering saya saya sampaikan, bahwa inspirasi (menulis) seseorang berbanding lurus dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya, plus adanya pemicu (trigger) yang membangkitkan. An inspiration is prior knowledge and a trigger, inspirasi itu bekal pengetahuan plus sebuah pemicu (baca buku saya Rahasia Top Menulis, 2014).

An inspiration is prior knowledge and a trigger, inspirasi itu bekal pengetahuan plus sebuah pemicu.

Ketiga, ada potensi lain yang penting. Apakah itu? Dia ingin memperbanyak konten di TikTok. Konten di media baru itu sejatinya juga menonjolkan kreativitas. Kreativitas juga diperlukan dalam menulis. Kalau konten dalam Tiktok disampaikan secara lisan, konten tulisan dalam bentuk tertulis. Maka, selagi ada yang mengarahkan, dia tinggal menggeser media komunikasi saja.

Di samping itu, masih menurut Jawa Pos, dia ingin membuat restoran untuk brunch—maksudnya, restoran yang melayani kastamer yang hendak makan sarapan dan makan siang (breakfast dan lunch) pada waktu bersamaan. Semacam menjamak makan.

Pembukaan restoran semacam itu akan menjadi ceruk bisnis yang manis, karena memang masih sedikit yang meliriknya. Selain itu, dia akan memetik aneka pengalaman melayani kastamer dengan berbagai karakter. Pengalaman itu amat mungkin bisa dituangkan ke dalam tulisan-tulisan traveling dan kuliner.

Nah, berdasarkan catatan di atas, rasanya tidak berlebihan jika tiga hal di atas sebagai bukti yang menguatkan bahwa Belinda potensial menjadi penulis traveling dan kuliner—tanpa meninggalkan karir utamanya sebagai chef yang andal.

Masalahnya, maukah Belinda menjadi penulis traveling? Mudah-mudahan tulisan ini pada saatnya dibaca oleh Belinda dan dia akan menentukan keputusannya. Mari tunggu perkembangannya.[]

Gresik, 8/12/2023

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

13 thoughts on “Belinda, Potensial Menjadi Penulis Traveling”

  1. Sumintarsih says:

    Pesan untuk Belinda, tetapi memecut para pembaca. Yang suka Travelling nih, semangat….

    1. admin says:

      Iya, Bu Mien, terima kasih

  2. Sri Rejeki says:

    Kisah perjalanan yg inspiratif
    Mksh pak

    1. admin says:

      Oke siap laksanakan

  3. Telly D says:

    Saya suka. Belajar dari keberhasilan org lain 👍👍👍

  4. N. Mimin Rukmini says:

    Belinda keren! Tulisan selalu maren! Mantul dan keren!
    …Menulis itu ada pemicu yang memotivasi, ….paling saya suka! Mtr nuwun Abah! Selalu memotivasi. Alhamdulillah

    1. admin says:

      Sama-sama, Bu Mimin

  5. Mustajib says:

    Belinda, pengulas (Pak Dr. Emkho) dan ulusan pengulas juga keren dan inspiratif. Thank you Pak Doktor.

    1. admin says:

      Terima kasih atas apresiasinya, ust Mustajib

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *