Heroisme Amarendra/Mahendra dalam Kisah Epos Baahubali 2: The Conclusion (2017)

Oleh Much. Khoiri

Jika Anda suka menonton film-film laga kolosal, Anda tentu sudah menikmati film kepahlawanan seperti Gladiator (2000), Lord of the Rings Trilogy (2001-2003), Troy (2004), Fearless (2006), Monggol: The Rise of Gengis Khan (2007), atau Dragon Blade (2015). Semakin ke sini, bahkan, makin berderet lagi film-film kolosal yang pernah Anda tonton.

Yang tak terlewatkan, kisah epos serial TV Ramayana (2010) dengan tokoh utama Rama (Gagan Malik) dan Dewi Sinta (Shivya Pathania) itu. Juga ada kisah epos Mahabharata (2013/2014) yang telah menyita penikmat film dunia—di dalamnya ada tokoh-tokoh populer seperti Basudewa Krishna (Saurabh Raaj Jain), Panchali alias Drupadi (Pooja Sarma), Kunti (Shafaq Naaz), dan Arjuna (Shaheer Sheikh).

Poster Baahubali 2: The Conclusion. Gambar dari https://www.indiatoday.in/movies/

Dalam tulisan ini Anda saya ajak menyimak heroisme—sebuah tema yang kerap dihadirkan dalam kisah-kisah epos/kolosal—di dalam film laga yang sangat fantastis capaiannya di India dan bahkan box office dunia. Film laga ini adalah Baahubali 2: The Conclusion (2017), film termahal biaya produksinya dan terbesar penghasilannya di antara film-film India, serta menyabet sejumlah penghargaan sekaligus.

Menguak Heroisme Amarendra/Mahendra

Tema heroisme terkandung dalam pertanyaan “Mengapa Kattapa menghabisi Amarendra?” Di balik pertanyaan itu adalah rahasia, yang justru diceritakan Kattapa (Sathyaraj) kepada anak Amarendra (Prabhas), yakni Shiva atau Mahendra (Prabhas). Kattapa, paman Amarendra, sadar bahwa membunuh Amarendra itu konspirasi licik atas perintah Raja Bhallaladeva (Rana Daggubati), didukung Ibu Suri Sivagami Devi (Ramya Krishna). Merasa berdosa, Kattapa akhirnya jujur telah membunuh Amarendra.

Kepada Mahendra, Kattapa menceritakan bahwa setelah mengalahkan Kalakeya, ayahnya Amarendra dinobatkan pewaris tahta kerajaan Mahishmati, sedangkan Bhallaladeva panglima perang. Amarendra diutus Sivagami menjelajah negeri dan menyelami aspirasi rakyat, didampingi Kattapa. Dalam penyamaran itu, Amarendra jatuh cinta pada putri Kuntala: Devasena (Anushka Setty).

Bhallaladeva juga ingin memiliki Devasena setelah melihat potretnya. Bhallaladeva, anak kandung Sivagami dan Bijjaladeva (Nassar), akan dituruti Sivagami karena dia tidak tahu Amarendra telah mencintai Devasena. Singkat cerita, Sivagami mengutus Amarendra agar Devasena dibawa ke Mahishmati sebagai tawanan. Sebagai anak tiri baik hati, Amarendra menurut. Dibawalah Devasena ke istana. Ternyata, Sivagami akan menjodohkan Devasena dengan Bhallaladeva. Maka, Devasena pun menolak; dan Amarendra melindunginya.

Sivagami memberi pilihan ke Amarendra: tahta atau Devasena. Amarendra memilih Devasena, dan melayani kerajaan jadi panglima tertinggi. Bhallaladeva dinobatkan jadi raja, namun tetap cemburu atas popularitas Amarendra di mata rakyatnya. Maka, Bhallaladeva mencoba segala cara agar Amarendra tidak punya kekuasaan apa pun. Misalnya, Amarendra dibebaskan waktunya untuk membersamai Devasena yang sedang hamil dan jabatan panglima diserahkan ke Sethupathi (Rakesh Varre).

Ketika Devasena berkunjung ke kuil, di sana Sethupati berani menggerayangi perempuan-perempuan yang masuk. Saat Sethupati akan menyentuh Devasena, Devasena menebas jari Sethupati. Dibawa ke pengadilan, tangan dan kaki Devasena pun dirantai. Tahu bahwa Sethupati kurang ajar, akhirnya Amarendra memenggal kepala Sethupati. Akibatnya, Devasena dan Amarendra diusir dari istana dan harus hidup sebagai rakyat jelata.

Popularitas Amarendra tidak surut. Bhallaladeva menyusun konspirasi keji untuk mengubah Sivagami melawan Amarendra. Kumara Varma (Subbarju) terjebak dalam permainan, dan dikambinghitamkan sebagai utusan Amarendra untuk membunuh Bhallaladeva. Sivagami murka. Sivagami pun diam-diam memberikan perintah kepada Kattappa untuk menghabisi Amarendra; karena menyatakannya secara terbuka akan menyebabkan perang internal.

Amarendra pun terbunuh. Kattappa menyadari pengkhianatan Bhallaladeva, dan membeberkannya pada Sivagami. Devasena melahirkan Mahendra. Sivagami yang insaf mengumumkan Mahendra Baahubali sebagai calon raja Maheshmati. Bhallaladeva dan Bijjaladeva marah besar, dan hendak membunuh Sivagami. Sivagami melarikan Mahendra dan jatuh ke sungai setelah terkena panah Bhallaladeva. Terhanyut ke sungai, dan ditemukanlah Mahendra oleh Sanga (Rohini), ibu angkatnya. Bhallaladeva menjadi kaisar tiran, dan menahan Devasena selama 25 tahun ke depan dan menghancurkan Kuntala.

Mendengar cerita Kattapa selengkapnya, Mahendra langsung menyatakan perang. Didukung Kattapa dan Avanthika (Tamannaah), dia mengumpulkan tentara rakyat dan tentara pemberontak yang tersebar. Pertempuran amat seru. Singkat cerita, Mahendra menang: Bhallaladeva dibakar di atas tumpukan kayu yang disiapkan Devasena; dan berakhirlah pemerintahannya. Esoknya, diberkati oleh ibu angkatnya Sanga, Mahendra dinobatkan ibunya Devasena menjadi raja, dan Avantika menjadi ratunya. Dia menyatakan Mahishmati didedikasikan untuk menegakkan perdamaian dan keadilan.

Menimbang Baahubali 2

Film Baahubali 2 (2017), sebagai sekuel dari presekuelnya, Baahubali: The Beginning (2015), begitu kental dengan nilai heroisme—keberanian membela keadilan dan kebenaran dalam arti luas. Sesaat setelah menonton, saya bertanya-tanya dan sekaligus menduga, ada kemiripan dengan kisah epos besar yang saya kagumi, yakni Mahabharata dan Ramayana.

Usut punya usut, ternyata benar, bahwa Baahubali terinspirasi oleh Mahabharata dan Ramayana—di mana Vijayendra Prasad, penulis cerita dan ayah sutradara Rajamouli, menggambarkan Sivagami sebagai bayangan Dewi Kunti (ibunda Pandawa) dan Kaikeyi (ibunda Rama), dan Devasena sebagai sosok pejuang wanita seperti Dewi Sinta (istri Rama) yang menyimbolkan dedikasi, pengorbanan-diri, keberanian, dan kesucian.

Sementara itu, tema heroisme mirip dengan tema dalam Ramayana dan Mahabharata. Amarenda Baahubali mirip sekali dengan Shri Rama dalam Ramayana, sedangkan Bhallaladeva mirip dengan Duryodana dalam Mahabharata. Lalu, Bijjaladeva (ayah Bhallaladeva, suami Sivagami) merupakan representasi Sangkuni tokoh pintar tapi licik dalam epos Mahabharata; sementara kematian Bhadrudu dalam film ini mirip kematian Jayadrata dalam Mahabharata. Amarendra/Mahendra, diperankan oleh Prabhas, merupakan tokoh campuran lima Pandawa.

Dengan lantar inspiratif demikian, masuk di akal Amarendra/Mahendra dalam Baahubali menunjukkan heroisme dalam pikiran, sikap dan tindakannya. Dalam keperkasaan, Mahendra adalah pemuda yang kuat—mengangkat batu patung Siwa, memanjat tebing tinggi, dan menghadapi lawan dalam perang darat. Dalam strategi perang dan menggunakan senjata, Mahendra mirip dengan Arjuna atau Rama yang kesohor itu. Dalam keromantisan terhadap Avanthika, Mahendra adalah Arjuna yang dalam kisah pewayangan digambarkan sebagai “lelananging jagad” (lelaki-nya jagad). Hal itu mirip ayahnya, Amarendra, yang mengayomi Devasena seutuh jiwa.

Yang juga mengesankan dari film Baahubali 2 adalah setting daerah pedesaan dan pegunungan India tatkala Mahendra tinggal dan dibesarkan Sanga. Juga setting kerajaan Mahishmati yang sangat megah. Kemegahan ini mengingatkan kita pada film perang yang sangat terkenal, yakni Troy (2004); sementara adegan-adegan laganya mirip film-film China seperti Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000) atau Monggol: The Rise of Gengis Khan (2007).

Dari segi produksi, Baahubali 2 mengesankan telah digarap dengan lebih rapi dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan presekuelnya (Baahubali 1). Sekuel Baahubali 2 memiliki kisah yang lebih kuat, termasuk penyajian flash back yang mengisahkan masa muda Amarendra dan Devasena. Audiens digugah untuk mencermati alurnya dengan saksama selama hampir tiga jam. Jika di presekuelnya adegan perang super epik menjadi sesuatu paling menarik, di sekuelnya adegan perang masih menjadi kekuatan utama namun kisahnya lebih menarik. Yang sangat mengesankan, misalnya, saat Amarendra membawa calon istrinya, Devasena, ke istana Mahishmati. Koreografi tari dan desain perahu raksasa yang membawa mereka dibuat amat megah dan mewah.

Nah, dengan paparan di atas, saya rekomendasikan film Baahubali 2 ini sangat cocok untuk Anda yang suka heroisme dengan latar sejarah dan budaya adiluhung. Untuk menonton film yang berdurasi 171 menit ini, pastikan Anda mengkondisikan tempat menonton seperti di gedung sinema dan menyiapkan camilan ringan untuk mengikuti setiap adegan dalam film yang bersubtitle Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia ini. Selamat menonton![]

Gresik, 8 Maret 2023

 

Identitas Buku:

Judul film Baahubali 2: The Conclusion
Sutradara S.S. Rajamouli
Penulis cerita V. Vijayendra Prasad
Pemeran Prabhas, Rana Daggubati, Anushka Shetty, Tamannaah, Ramya Krishna, Sathyaraj, Nassar, Subbaraju
Genre Film laga kolosal
Release 28 April 2017
Durasi 171 menit
Bahasa Telugu dan Tamil; Subtitle: Bahasa Indonesia

 

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

26 thoughts on “Heroisme Amarendra/Mahendra dalam Kisah Epos Baahubali 2: The Conclusion (2017)”

  1. Daswatia Astuty says:

    Resensi yg megah, mewah , apik semewah dan semegah film klosal yg diceritakan
    . Ujung penanya menangkap semua getaran yg terjadi; romantisme cinta, dendam yg membara bercampur heroisme. Membacanya ikut larut dan berkobar dlm cerita. Telinga bak mendengar gerincing pedang dan anak panah yg beradu, teriakan2 yg mengobarkan semangat. Betul2 resensi yg dibuat dg teliti. Bukan sekedar contoh tapi jadi bukti kepiawaian penulis resensinya.
    👍👍👍sy berbahagia ada di grup yg dibinanya.

    1. admin says:

      Terima kasih atas apresiasi dan kunjungannya. Barakallah

  2. Budiyanti says:

    Resensi film yang runtut komplet. Saya jadi belajar tentang resensi film. Membaca resensi ini saya jadi ikut larut dalam cerita ini. Terima kasih Pak Khoiri. Sehat selalu

    1. admin says:

      Terima kasih, Bu Yanti. Saling belajar nggih

  3. Mukminin says:

    Resensi yang sangat apik, lengkap, dari Founder RVL yg selalu menjadi PIONEER bagi anggotanya. Resensi yang betul-betul menjadi Model/contoh. Teruam kadih Abah Khoiri yang selalu menginspirasi

    1. admin says:

      Matur nuwun, Abah Inin. Selalu menjadi pembaca dan sekaligus partner dalam membesarkan RVL bersama teman2 lain

  4. Ari Susanah says:

    Saya hanya bisa tenganga membacanya, sudah lama tidak menonton film. Dulu sangat suka, tapi skrg menjadi tidak suka ilmu peran. Hati ini menjadi kurang peka

    1. admin says:

      Ayo kita mengisi dunia kreatif kita dengan aneka suguhan karya

  5. Muhammad Helmi says:

    Luar biasa Prof.

    1. admin says:

      Matur nuwun, Daeng Helmi. Sehat selalu ya

  6. Wyda Ayu says:

    Ulasan master luar biasa mencerminkan sangat menguasai film-film lain sehingga bisa membandingkannya. Terima kasih ilmunya.

  7. hariyanto_argum says:

    Membacanya, serasa mengikuti mata kuliah sastra di kelas. Terima kasih, Pak Khoiri.

  8. Abdisita says:

    Resensi film yang komplit. Terima kasih pak Emcho. Devasena seperti sosok Dewi Sinta dalam Ramayana yang melambangkan perjuangan, pengorbanan dan kesucian plus kesetiaan.

  9. Cahyati says:

    Membaca resensi film ini serasa ada dalam pusaran percintaan berdarah dan perebutan kekuasaan yang berujung pembunuhan. membuat penasaran ingin nonton filmnya

    1. admin says:

      Terima kasih, Jeng Yati, atas apresiasinya. Selamat menonton.

  10. Yuni says:

    Dulu saya suka film laga kolosal termasuk india, cuma makin kesini karena jarang melihat tv jadi jarang melihat genre tersebut kalah oleh drama korea, tp setekah membaca resensi pak khoiri jadi terispirasi mau menontonnya, haturnuhun

    1. admin says:

      Inggih, Bu Yuni, matur nuwun sanget.

  11. My developer is trying to convince me to move to .net from PHP. I have always disliked the idea because of the expenses. But he’s tryiong none the less. I’ve been using WordPress on a number of websites for about a year and am worried about switching to another platform. I have heard great things about blogengine.net. Is there a way I can transfer all my wordpress content into it? Any kind of help would be greatly appreciated!

  12. Kendall Dall says:

    obviously like your web-site but you need to check the spelling on quite a few of your posts. A number of them are rife with spelling problems and I find it very bothersome to tell the reality nevertheless I?¦ll certainly come back again.

  13. Danielle says:

    Thanks for the valuable information. https://about.me/auslots

  14. film izle says:

    Film izlemek için sinema salonlarına gitmek, evde DVD veya Blu-ray oynatıcıları kullanmak veya çevrimiçi film izleme platformlarına erişmek gibi farklı seçenekler bulunmaktadır. Popüler çevrimiçi film izleme platformları arasında Netflix, Amazon Prime Video, Disney+, Hulu ve HBO Max gibi platformlar yer almaktadır. Bu platformlar geniş bir film ve dizi kütüphanesine erişim sağlayarak kullanıcılara çeşitli seçenekler sunar. Bunların en başında jetfilmizle.video gelir sinema keyfi, film izleme keyfi jetfilmizle de yaşanır.

  15. Pingback: kodealam
  16. Pingback: bandar darat
  17. Pingback: buy benelli guns

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *