Mempelajari Tulisan Karya Penulis Berpengalaman

Oleh Much. Khoiri

SEBAGAI penulis, kita wajib meningkatkan kualitas tulisan—ibaratnya kita harus naik kelas, jangan hanya berada dalam kelas yang sama. Untuk naik kelas, kita perlu berguru kepada penulis berpengalaman yang lebih baik dari pada kita, atau mempelajari tulisan-tulisannya.

Penulis pengalaman yang mana? Itu terserah minat kita masing-masing, dan tentu saja sejalan dengan genre tulisan apa yang dihasilkannya. Untuk nama-nama terkenal, lazimnya, sudah sering kita dengar lewat medsos atau berita lain, atau lewat pelatihan yang kita ikuti. Jika penulis tersebut menarik, kita bisa segera melacak tulisan atau bukunya.

Sumber gambar: Oediku.wordpress.com

Dalam posisi inilah kita menganggapnya seorang guru—yakni guru jarak jauh yang tak terlihat, dan tulisannya adalah materi pembelajaran yang sedang ditampilkan olehnya. Jika kita meminati sejumlah penulis berpengalaman, berarti banyak tulisan yang harus kita lahap dan nikmati. Dan begitulah seharusnya kita sebaai penulis, wajib rakus membaca, cepat memahami, dan segera menulis.

Apa target yang kita pelajari dari tulisan ‘sang guru’ yang kita tetapkan? Pertama adalah ide. Yakni, bagaimana keunikan idenya? Ini tercermin dari penggunaan judul (dan subjudul). Penulis yang berpengalaman akan memilih judul yang sederhana tetapi konotatif—misalnya, Tjahjono Widijanto menjuduli buku puisinya “Dalam Bayang Tuhan yang (Ingin) Kukenal”. Sementara, penulis yang kurang berpengalaman akan memilih judul yang bombastis semisal “Asa yang Tak Pernah Sirna”; padahal isinya jauh panggang dari api.

Keunikan idenya juga tercermin dari judul-judul bagian buku. Taruhlah jika itu novel, judul-judul bagian novel menggelitik untuk dilihat. Jika itu kumpulan artikel, judul-judul artikel dari sebuah buku sudah menarik perhatian. Lalu, kita selami Prakata buku yang ada—dalam sebagian buku ditulis ‘Kata Pengantar’, padahal Prakata itu pengantar yang ditulis oleh penulis buku bersangkutan; sedangkan ‘Kata Pengantar ditulis oleh penulis lain—pasti akan kelihatan indikasi-indikasi keunikan ide yang dihadirkan.

Kedua, kita perlu mempelajari organisasi atau penataan ide ke dalam tulisan. Kita perhatikan daftar isinya. Kita bisa memperhatikan bagaimana daftar isi mencerminkan pemaparan detail dari judul buku tersebut. Kita bisa mengukur seberapa ada kesatuan (unity) dan koherensi (coherence) bagian-bagian itu dengan ide pokoknya yang tercermin dari judul. Untuk fiksi, hubungan demikian memang tidak selalu jelas. Namun, untuk nonfiksi, kesatuan dan koherensi akan mudah terlihat jika kita mencermatinya.

Untuk awal sekali, dalam Prakata, akan kelihatan bagaimana penulis itu menata nalar (alur pikir)-nya. Perhatikan bagaimana kalimat disusun, apakah sudah benar hubungan antara Subjek, Predikat, Objek, dan seterusnya—juga bagaimana dia menyusun kalimat-kalimat kompleks. Kemudian, kita perhatikan hubungan antar kalimat dalam paragraf, dan hubungan antar paragraf. Kita akan mengenali bagaimana penjelasan dipaparkan dalam seluruh paragraf yang ada—apakah disajikan secara runtut dan enak diikuti, ataukah mbulet (ruwet) dan membingungkan?

Yang ketiga, kita juga bisa mempelajari penggunaan bahasanya. Kita bisa mempelajari apakah penulis menggunakan bahasa sesuai dengan genre tulisan. Kita juga bisa mencermati, apakah pilihan diksinya sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat atau pembaca. Kita juga bisa memetik teknik bagaimana menyusun kalimat sederhana dan kompleks, dan sebagainya.

Awas, penggunaan bahasa ini hal pertama yang menyebabkan kita suka atau tidak suka melanjutkan membaca buku. Karena itu, sebagai pembaca, kita perlu bersiap-siap untuk menerima kelebihan penggunaan bahasa oleh penulis tertentu, juga kekurangannya. Maksudnya, jangan tidak melanjutkan membaca buku, hanya gara-gara bahasanya kurang menarik. Itu menjadi pelajaran bagi kita, bahwa penggunaan bahasa yang kurang bagus akan membuat pembaca kecewa.

Nah, tiga unsur buku di atas—keunikan ide, penataan/organisasi ide, dan penggunaan bahasa—bisa kita terpakan pada buku lain yang kita pilih. Kita lakukan hal yang sama, dan itu kita latihkan dari waktu ke waktu, agar kebiasaan membaca terbentuk secara kuat. Kita tidak bisa mengingkari, bahwa penulis yang baik sejatinya harus juga sebagai pembaca yang baik.

Pada masanya kita akan mendapati kenyataan bahwa dari sekian buku yang kita pilih, kita akan menyimpulkan bahwa sebuah buku memenuhi tiga unsur tersebut—idenya unik, penataannya bagus, dan bahasanya pas dan enak diikuti. Namun, pada buku lain kita mungkin menemukan hanya ada satu atau dua unsur yang dominan ada dalam buku tersebut. Itu artinya, kita bisa menyimpulkan bahwa buku yang bisa dijadikan panutan adalah buku yang terbaik dalam tiga unsur itu.

Sekarang, pertanyaannya, kapankah kita sempatkan untuk membaca dan mempelajari karya-karya penulis berpengalaman? Kita bisa belajar bukan hanya pada penulis berpengalaman yang ada di dalam negeri, melainkan juga penulis berpengalaman dari luar negeri. Masing-masing menyediakan buku mereka untuk kita baca. Tinggal kita ini mau atau tidak. Atau kita hanya puas dengan kemahiran menulis kita yang pas-pasan?*

Gresik, 10 Desember 2022

Baca juga:

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

20 thoughts on “Mempelajari Tulisan Karya Penulis Berpengalaman”

  1. Membaca lah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

  2. Terasa hidup membaca tulisan Pak Khoiri. Membara, rasanya.

  3. Abdisita says:

    Terima kasih ilmunya. Pak Emcho selalu membakar spirit literasi dan memotivasi untuk selalu belajar dan belajar.

  4. Mukminin says:

    Terima kasih Abah Khoiri ilmu gizi Literasi di usau Subuh sangat memcerahkan. Baik sudah saya mulai membeli buku Bah Khoiri – Kitab Kehidupan dan Writing is Selling, Buku rof. Ngainun, Buku Pak Tengsoe Tjahjono – Berumah Dalam Sastra 3, Buku Ahmad Zaini – Lelaki yg Mengawini Bayangan Sendiri, buku Bu Tri Wulaning Pyrnami- Matahari taj Lagi Terbit di Mataku (keduanya memenangi GCE Prov. jatim 2021 dan 2022) untuk Duplikasi yaitu ATM ( AMATI TIRU MODIFIKASI) . SIAP BAH…

  5. Sumintarsih says:

    Benar sekali, untuk naik kelas, penulis harus kerja keras. Salah satunya mempelajari banyak ilmu dan latihan, mencontoh yg sudah ahli..

  6. Daswatia Astuty says:

    Ingin naik kelas tentu mesti berupaya keras, berlatih, banyak membaca dan mencontoh tulisan2 yg berkualitas.
    Tulisan pagi Pak Khoiri selalu menginspirasi 👍👍👍jadi hal yg sy tunggu setiap hari

  7. Wyda Ayu says:

    Alhamdulillah.. setiap tulisan master selalu menyentil saya untuk selalu banyak membaca untuk bisa menulis. Terima kasih sarapannya

  8. Wijiantono says:

    Selain banyak membaca,banyak berlatih menulis,banyak menonton dan mendengarkan liputan dan mempelajari karya-karya penulis tersohor apa lagi yang harus dilakukan supaya bisa naik kelas menjadi penulis ? Terimakasih Master Moch.Choiri yang selalu memberikan inspirasi yang menggugah semangat.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak atas tanggapannya, Pak Anton

  9. Astuti says:

    “Dan begitulah seharusnya kita sebagai penulis, wajib rakus membaca, cepat memahami, dan segera menulis. ”
    Siap laksanakan.

    1. admin says:

      Wajib rakus membaca, utnuk mampu menulis denga baik

  10. Sapri says:

    Apalagi jika tulisan itu dilengkapi dengan data empirik tentu akan lebih menarik

    1. admin says:

      Data empirik diperlukan jika memang ada tuntutan yang relevan. Sebab, ada tulisan yang bersifat reflekstif, yang tidak semuanya harus dilengkapi dengan data empirik. Terima kasih tanggapannya

  11. Restu Utami says:

    Alhamdulillah, saya mengikuti ya menyukai tulisan-tulisan Master. Bahasanya enak dibaca ya dipahami.
    Semoga saya bisa segera bangkit lagi untuk menulis cerita sederhana (pentigraf) meski masih berlatih.
    Terima kasih, Master…sudah berbagi ilmunya. Salam sehat.

    1. admin says:

      Selamat kemabali ke negeri kreatif, Bu Restu

  12. Bangkit Prayogo says:

    Menulis lah sesuai minat dan kesukaanmu sendiri.

    1. admin says:

      Betul sekali, Mas Bangkit. Kita akan lencar menjalaninya jika kita suka dan meminati apa yang kita tulis.

  13. Cahyati says:

    Tulisan yang mampu membangun kelemahan yang sering tidak kita sadari. Maturnuwun prof

    1. admin says:

      Terima kasih atas apresiasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *