Oleh Much. Khoiri
MINGGU 22 Desember ini adalah Hari Ibu; dan Ibuku adalah matahariku. Jangan anggap ungkapanku bombastis atau berlebihan, meski aku menggunakan metafora itu. Nyatanya, begitulah caraku (dengan segala hak azaziku) dalam memaknai Hari Ibu untuk ibuku tercinta.
Jujur, Ibuku kurasakan memiliki sifat-sifat matahari: menyinari dan menghangatkan bumi dan seisinya. Ibuku juga telah memberikan atmosfir kehidupan kepadaku, seakan tampil mewakili tangan-tangan Tuhan, kepadaku dan keluarga. Kehadiran Ibuku ibarat kehadiran matahari di pagi hari hingga petang hari.
Karena itu, aku selalu bergembira dan nyaman ketika Ibu berkenan untuk tinggal di rumahku barang dua-tiga hari saja. Terlebih di usia senja beliau yang kini berkepala tujuh, perkenan beliau bagaikan mutiara yang kemilauan. Itulah mengapa aku sering mengilustrasikannya ke dalam puisi-puisi—yakni puisi persembahan untuk Ibu dengan segala kedalaman sayangnya.
Ada ungkapan, kebaikan seorang ayah lebih tinggi dari gunung, dan kebaikan seorang ibu lebih dalam dari lautan. Dalam sebuah Hadits, Ibu perlu dihormati tiga kali daripada ayah. Bahkan, kedudukan Ibu demikian tinggi, sehingga aku telah dididik untuk memahami bahwa surga berada di telapak kaki Ibu.
Ya, ibuku matahariku. Belum lama ini Ibu sudah dua hari menghuni rumahku, ibarat matahari yang hadir bagi bumi sepanjang hari. Ibu mencahayai setiap kegelapan yang menaungi pikiranku. Ibu juga menghangatkan setiap kebekuan yang melekati hatiku. Pijatannya, juga masakannya, selalu membuatku “ambyar”.
Ya, ibuku matahariku. Ibu yang menebar kekuatan setiap kelemahan yang memenjara tubuhku. Meski beliau sudah ringkih, nasihat Ibu adalah kekuatan para syuhada yang menyilaukan. Aku bangkit dari kelemahan setiap kali menyimak petatah-petitih beliau yang kerap disampaikan sambil memijatiku. Aku seperti terlahirkan kembali, dan teringat masa mudaku yang penuh perjuangan.
Ya, ibuku matahariku. Ibu juga membangunkan setiap ketertiduran yang melenakan semangatku, serta menggerakkan setiap keterdiaman yang memanjakan gairahku. Semangat dan gairahku kembali menyala-nyala setelah Ibu memberikan motivasi atau dorongan untuk selalu berbuat kebaikan.
Sungguh, aku berharap ibuku, ya matahariku, tetaplah singgah di rumahku—jika mungkin. Melindungiku dari setiap serangan bala tentara Firaun, baik yang nampak maupun yang tersamarkan—sebagaimana masa kecilku yang teramat gemilang, dengan semesta kasih sayang yang terus dilimpahkan, yang tak pernah lekang oleh panas dan tak pernah lapuk oleh waktu.
Aku senantiasa berdoa di setiap sujud untuk ibuku matahariku, agar matahari tetap tinggal di rumahku, menemaniku di sebarang waktu, sebab matahari itu adalah Ibuku yang ikhlas jadi matahariku. Mungkin doaku hanyalah buih-buih di tengah lautan doa lain yang antri minta ijabah. Namun, aku yakin doaku pastilah akan menemukan waktu indahnya.
Semua ungkapan kata-kataku di atas, kuakui, sangat mustahil dapat mewakili perasaanku. Kata-kata bukanlah bukti unggulnya perasaan. Terlebih tentang Ibu, perasaanku tak terbatasi kata-kata apapun. Semua lebih bermakna di dalam hati. Posisi Ibu di dalam hati tak akan pernah tergantikan. Ibu akan senantiasa abadi di dalam hati.
Kendati demikian, setiap kali beliau berkenan tinggal dua-tiga hari bersama kami, aku justru dapat membaca betapa bahagianya beliau bersama keluargaku. Kebahagiaan itu terpancar lewat matanya yang masih bening di wajah cantik beliau yang mulai mengeriput. Tak terlewatkan, senyumnya yang mengembang, atau air mata bahagia yang membasahi mata, di antara bisikan shalawat dan doa yang dipanjatkan.
Maka, di Hari Ibu ini, kupanjatkan doa, semoga Allah mengizinkan aku untuk membahagiakan Ibu sampai akhir hayat. Bagaimanapun, kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Tekad berbakti kepada Ibu, dengan sepenuh hati, semoga dikabulkan Allah SWT. Insyaallah.[]
Surabaya, 22 Desember 2024
Baca juga:
Alhamdulillah…santapan ruhani yang makjleb di pagi nan hening ini…matur nuwun Master…
Barakallah…
sami2, bu guru ayu
Ibuku matahariku… Pilihan diksi yang tepat Pak. Matur nuwon Pak Khoiri sudah menggugah kami… Untuk selalu ingat Ibu. Karena ibu madrasah pertamaku…
Selamat hari ibu
Mantap Bu Yanti, mengharukan
Ibuku matahariku. Terima kasih pak Emcho. Semoga Allah ta’ala memudahkan ibu tinggal di rumah pak Emcho di sisa-sisa usia senjanya. Aamiin Yaa Robbal’alamin
aamiin YRA
Alhamdulillah master Masih memiliki Beliau sebagai matahari. Semoga selalu sehat sehingga sering tinggal Di rumah master.
Aamiinx3
Teruma kasih Bah. Ibuku Matahariku yang selalu menyinari anak-anaknya, memberi kehangatan, terus menyemangati anak-anak utk sukses menjadi anak shaleh bermanfaat bagi umat dan selalu berbakti dengan orang tua ketika hidup hingga meningal dunia
Insyaallah, semoga
Kehangatan ibu tak tergantikan sebagaimana kehangatan mentari.
Salam untuk Ibunda nggih, Pak…..
Semoga sehat selalu.
Teima kasih atas doanya, Bu Mien
cerita kasih sayang seorg ibuadalah cerita yg tak ada akhirnya. selalu saja ada yg belum diungkapkan, tak ada kata yg mampu mengungkapkan seluruh kasih sayang itu.
Pak Khoiri menggunakan Diksi ibuku adalah matahariku utk menggambarkannya. Saya suka menggunakan “ ibu adalah sekolah utk mengatakan betapa banyaknya yg saya pelajari dari seorg ibu.
Sepakat dengan tanggapannya.
Masya Allah, ibu adalah segalanya, Semoga ibunda sehat selalu pak.
#Selamat hari ibu
selamat hari ibu, pak pardi
Sebuah analogi yang krusial,” Ibuku Matahariku.”
Kehadiran ibu memberikan energi yang kuat untuk putra putrinya. Memberi semangat ketika kita lemah, memberi kesejukan ketika kita kalut, menjadi obat ketika kita sakit. Suara lembutnya meluluhkan ego kita yang terkadang tidak terkontrol. Kasih sayangnya tak terukur, tak terbatas, tak terhingga bak cahaya sang surya yang menyinari bumi. Terima kasih prof Khoiri
Sami2, bu guru, tanggapan yang bagus
Luar biasa, setiap yang tertulis tidak pernah membosankan. Selalu membuat ingin tahu lebih jauh apa yg sdh jenengn tulis. Semoga terwujud keinginan jenengan untuk membahagiakan ibunda sampai akhir hayatnya. Aamiin…
Matur nuwun sanget, Bu Emy. sehat selalu nggih
Alhamdulillah, sarapan ku pagi ini adalah ucapan hari ibu dari anak2, ditambah anak2nya teman di sekolah, menakjubkan sekali ditambah tulisan pak Choiri yg menakjubkan, membuat air mata meleleh belum berhenti. Semoga ibu2 kita masuk di syurgaNYA.
Aamiin YRA
Subhanalloh!
Ibu, ibu, ibu, ibuuuuu
Ibu, ibu, ibu, ibuiuuu
Engkaulah mata hari pagi
Engkau yang slalu menyinari
Mantap, Pak!
Ibu, mentari yang tak pernah berhenti menyihari
Terima kasih, Bu Mimin
Ibuku Matahariku, judul yang keren, mantap, dan mendalam.
Isinya menguatkan sekali..membuat semangat saya bangkit menggelora. untuk merawat ibu…dalam masa pemulihan ini. Alhamdulillah…terima kasih banyak.. master🙏
Sehat selalu untuk master.
Bu Restu, terima kasih banyak
Ibuku matahari ku, sebuah tulisan yang tidak hanya menyentuh qolbu tapi juga mengingatkan saya kepada ibuku tercinta yang sudah menjadi matahari, mencerahkan dan menyejukkan di setiap helaian nafasnya adalah bait -bait doa untuk kebahagiaan dan kemuliaan. Terima kasih Prof Choiri, sehat selalu bergerak selalu memberi pencerahan lewat tulisan
Terima kasih atas tanggapannya, Pak Parman
Padanya sang ibu adalah matahari yang tak kan berhenti bersinar bersama berjuta doa penyemangat jiwa.
Bahagianya bapak masih bersama ibunda hingga usianya kepala tujuh.
selamat hari ibu ….
Alhadulillah, msih diberi kesempatan untuk berbakti
generic propecia cost She also gave me the referral to switch my infertility specialist
does viagra make your penis bigger I recently cut off my own long locks after having our first kiddo, when the postpartum hair shed took place
Many times these treatments are combined how does viagra make you feel
Selamat Hari Ibu…. sungguh bahagia bisa menatap ibu sang matahari abadi dalam jiwa. Sungguh karunia Allah yang luar biasa masih bisa bertemu …semiga sehat selalu bersama keluarga. Aamiin
Salam Abah.
Matur nuwun, Abah Hariyanto
Subhanallah! Tak terbatas dengan kata… Analogi yang luar biasa! Terimakasih Abah! Tulisan bergizi! Sikap mulia Abah yang perlu ditiru dan jadi teladan. Barokallah!
Maksih banyak, Bu Mimin
Поиск в гугле
Subhanallah! Ibuku Matahariku! Tak pernah berhenti menyinari. Seperti halnya tulisan Abah tak pernah berhenti memberi teladan untuk segala aspek hidup dan kehidupan, termasuk bagaimana selalu memuliakan orang tua (ibu) , memotivasi, memberi bahan refleksi. Mtr nuwun Abah!