Di Seputar Bandara Kami Sempat Terdampar

Oleh Much. Khoiri

PESAWAT SJ-567 telah mendamparkan saya dan penumpang sepesawat di bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Saya menulis di ColorNote ini untuk mengabadikan pengalaman terbang yang mengecewakan.

Kemarin petang saya tiba di bandara, setelah menembus hujan deras dan banjir di beberapa ruas jalan. Saya cek-in dan seterusnya, bayar kelebihan bagasi Rp 232 ribu. Naik lantai, menuju ruang tunggu Gate 5. Nomor seat saya 3A. Saya duduk manis menunggu boarding: 19.30 WITA. Saya sudah shalat jamak ta’dhim tadi. Aman.

Sesaat menjelang kami dijemput kendaran mobil hotel. Foto: Dok Pribadi

Waktu sudah melewati masa tunggu. Sejumlah penumpang merangsek ke petugas, kemudian komplain dan menanyakan apa yang terjadi. Jawaban petugas tidak memuaskan. Ketegangan pun terjadi, tak terelakkan. Alasan petugas: cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim tidak menungkinkan pesawat mendarat atau terbang.

Komplain serupa terjadi tiga kali setelahnya. Jawabannya boleh dibilang sama, yakni karena cuaca ekstrim. Sampai detik itu, alasan cuaca ekstrim dipahami, meski tadi beberapa pesawat lain juga terbang.

Waktu menunjuk pkl 22.00-an ketika petugas di Gate 5 mengarahkan penumpang untuk konfirmasi ke kantor SJ di lantai 1, berarti mereka berjalan beberapa ratus meter lalu turun ke lantai itu. Di lokasi yang dimaksud, saya hanya menyaksikan saja, sebab jika karena cuaca, lalu ada delay, saya paham bahwa itu bisa diterima. Namun, penumpang mendesak ke petugas kantor SJ, entah apa posisinya.

Di kantor SJ, ketegangan pun berlanjut. Beberapa orang berteriak, bahkan. Mereka merasa dirugikan, juga dipermainkan. Mereka diping-pong, dengan alasan yang tidak jujur. Alasan cuaca ekstrim tidak sepenuhnya benar. Mungkin karena informasi tidak jelas secara sistemik. Seakan saling lempar tanggung-jawab. Maka, penumpang makin merangsek. Semacam perjuangan yang cukup heroik.

Sejurus kemudian, petugas operasional, mungkin operational manager, menjelaskan: SJ akan menginapkan seluruh penumpang di hotel. Ada dua hotel disiapkan untuk menampung seluruh penumpang. Dengan berat hati, penumpang manut, mungkin karena lelah fisik dan pikiran. Lalu mereka diarahkan untuk keluar ruang dan diminta antri mobil jemputan dari hotel—salah satunya: Hotel Dalton.

Bayangkan, saya yang hanya mau ke Surabaya saja merasa galau, karena ada sederet agenda yang harus saya jalani esok harinya. Dan itu hanya satu flight, mandek di Surabaya sudah! Bagaimana penumpang lain yang ambil connecting flight, semisal dari Makassar ke Surabaya, lalu ke Jakarta atau Medan misalnya? Dengan telatnya penerbangan ini, mereka akan kehilangan tiket penerbangan lanjutannya. Wajar ketegangan-ketegangan terjadi.

***

Saya salah satu penumpang yang diinapkan di hotel Dalton. Sekamar dengan kenalan baru, Mas Yudha namanya, asal Pandaan. Pukul 6 pagi kami sudah diantarkan mobil hotel ke bandara. Belum sempat sarapan, tentunya. Bahkan tidak sempat lihat apakah sarapan sudah siap. Maunya segera tiba di bandara, tidak tolah-toleh. Titik.

Tahu-tahu kami sudah tiba di parkiran bandara. Berjalan kaki 200 meteran, kami tiba di konter SJ untuk mengurus boarding pass baru. Saya terima boarding pass itu, dengan seat 15C, Gate 4, boarding time: 08.00. (Nomor seat kemarin 3A. Wuih. Berubah banyak.) Tambah kuota kesabaran. Lalu, kami segera naik lantai 2 setelah melewati cek keamanan: X-ray. Menuju Gate 4.

Kami menunggu di depan Gate 4, tak jauh dari konter Roti ‘O, Rumah Markisa, Cakrawala Indah, Roti & Brown Daeng, dan Indomaret. Saya kira masalah sudah beres, tinggal menunggu waktu penerbangan. Maka saya koordinasi dengan berbagai pihak di Surabaya dan keluarga, tentunya. Saya kabari pula ‘kakak Bugis baru’ saya di Makassar bahwa akan segera solusi.

Ternyata, SJ hanya MHP alias memberi harapan palsu. Jam 08.00 sudah kelewat jauh, tetapi belum ada kejelasan jam terbang. Spekulasi berkembang di antara para penumpang, dan berkembang liar.

Beberapa tidak percaya akan alasan cuaca ekstrim, sebab maskapai lain tetap menerbangkan pesawatnya. Ada spekulasi lain, sistem manajemen sedang tidak sehat, sebab koordinasi lambat dan terkesan tidak profesional. Ada pula yang ingin meminta kompensasi, juga ingin refund (pengembalian uang) agar bisa membeli tiket lain.

Dan ketika waktu merambat ke jam 10.00 tidak ada kabar baik, maka ketegangan kembali terjadi. Penumpang makin panas, terutama mereka yang telah kehilangan hak connecting flight. Mereka merubung petugas yang makin kewalahan.

Mereka masih negosiasi. Saya pun minggir untuk menulis hal-hal aneh yang berlangsung. Rasanya saya harus menambah kuota kesabaran. Sambil mengawasi penumpang yang protes, saya merapat ke konter Roti’O untuk mengecas HP dan menyeruput coffee latte. Tentu, lalapannya adalah menulis, mumpung hangat momentumnya.

Karena tidak ada kejelasan, sekitar dhuhur, sebagian besar penumpang kembali meluruk kantor SJ di lantai 1. Saya tetap di depan Gate 4, mengawasi tas-tas cangklong penumpang lain, memonitor perkembangan, masih sambil menulis lagi. Sejenak saya mencari info lagi ke petugas di tepi Gate 4. Dan dalam waktu singkat, seorang petugas lain datang, diikuti oleh para penumpang. Petugas menunjukkan slip uang pengganti menunggu 4 jam sejumlah Rp 300 ribu. Satu per satu antrian mengular untuk mengambil hak mereka.

Ada sedikit obat pelipur lara kekecewaan, tadi malam penumpang diinapkan di hotel, siang ini diberi kompensasi uang Rp 300 ribu. Namun, itu belum mengobati kerugian-kerugian lain akibat penundaan penerbangan yang tidak jelas alasannya. Penumpang seakan dibiarkan dalam ketidakpastian, dan baru bertindak serius ketika ditekan dengan tuntutan-tuntutan yang sejatinya wajar.

Sejenak kemudian saya mengajak beberapa penumpang untuk menerima semua itu dengan ihlas, jangan melawan. Mungkin saja Allah memang sengaja menguji kesabaran penumpang, dan sekaligus menguji profesionalitas manajemen. Mudah-mudahan ada mutiara hikmah yang dikandungnya. Jika diterima dengan ihlas, insyaallah pertolongan Tuhan akan hadir.

Persis pkl 14.00 ada pengumuman bahwa penumpang diberangkatkan. Mereka diminta ambil Gate 5 untuk proses boarding. Wajah-wajah sendu mulai membinar, ucapan syukur mulai menghiasi bibir seisi ruangan. Ada yang mengucapkan selamat bagi beberapa orang yang telah berjuang. Mereka turun menuju bis SJ menuju ke pesawat dengan hati riang, meski perut lapar keroncongan. Bahagia menutupi rasa lapar yang menyerang sejak pagi.

Kini catatan saya makin tebal saya garisbawahi: “Kamu harus memahami hidup secara keseluruhan, bukan hanya satu bagian kecil saja. Itu sebabnya kamu harus membaca, itu sebabnya kamu harus memandangi langit, itu sebabnya kamu harus bernyanyi, menari, dan menulis puisi. Kamu harus menderita dan mengerti, karena semua itu adalah hidup.” 

Makassar-Surabaya, 28/12/2022

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

24 thoughts on “Di Seputar Bandara Kami Sempat Terdampar”

  1. Sri Rahayu says:

    Situasi dan kondisi yang sangat cocok untuk yang ingin belajar sabar…
    Tapi ada Allah yang Maha Mengatur nggih…
    Alhamdulillah…sudah tiba di tempat tujuan dengan selamat…
    Barakallah Pak Emcho…

    1. admin says:

      Betul sekali, konteksnya seperti itu

  2. Abdisita says:

    Subhanallah. Cuaca ekstrim jadi kambing hitam. Terima kasih kisahnya. Terima kasih atas sharing nya yang bermanfaat dan penuh hikmah. Semoga kesabaran yang indah selalu menyertai diri kita. Aamiin Yaa Robbal’alamin

    1. admin says:

      Betul, cuaca menjadi kambing hitam

  3. Andi Erna Az says:

    MasyaaAllah…Luarbiasa, semoga kita semua bisa menambah kuota sabar dan mengambil hikmah dari setiap kejadian hidup, dan dapat memahaminya secara menyeluruh untuk meraih damai dan bahagia dalam hidup ini.

  4. Dari cerita Abah Khoiri membuktikan bahwa sabar memang tetap tidak ada batasnya. terus diuji dan diuji bisa menimpa siapa saja. sangu sabar seberapa banyak kita dalam menapaki hidup? ini yang terus perlu kita siapkan. kereeen cerita perjalanannya Abah.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak.

  5. Luar biasa ujian kesabarannya Prof

    1. admin says:

      Terima kasih banyak

  6. Ngainun Naim says:

    Pengalaman yang tidak menyenangkan adalah pembelajaran dan sumber tulisan. Terima kasih atas ilmunya.

    1. admin says:

      Terima kasih, Mas Prof. Betul sekali.

  7. Muhammad Helmi says:

    Masya Allah, Prof. Maaf kami baru tahu kejadiannya padahal sejak kemarin saya dan pak Ardi bertanya-tanya di dalam hati kenapa pak Prof. tidak komen-komen di wa seharian padahal biasanya setiap hari ada postingannya. Luar biasa pengalamannya dan pencerahannya.

    1. admin says:

      maaf tidak ngabari tentang kasus kemarin

  8. Daeng ardi says:

    Kemarin saya perhatikan di grup RVL.. koq belum ada postingan prof
    padahal hampir setiap saat ada postingan.. saya coba untuk menunggu postingan di grup.. masih tidak ada, jadi galau juga rasanya jika tdk ada postingan prof, Saya sempat berfikir, mungkin lagi istirahat setelah tiba di Surabaya, saya coba japri Bu Telly menanyakan, astaghfirullah kaget juga saya dengar jawaban Bu Telly, ternyata prof. Delay pesawatnya sampai keesokan harinya. Dan saya tidak dapat kabar. Padahal saya lagi mengantar istri ke bandara menuju Bandung di hari yg sama delaynya pesawat. Bahkan sama sama Sriwijaya air. Tapi anehnya istri saya tetap terbang sesuai jadwal tanpa delay.

  9. Rudy Tjahyono Mintarto says:

    Salam Pak Khoiri
    Setelah mrmbaca pengalaman ttg delay dr Mks ke Sby hari ini saya menjadi semakin yakin bahwasanya kehidupan ini mutlak bukan milik kita karena semua kejadian sejarinya adalah kehendak kehidupan dan kebidupan itu milik Allah SWT jadi lebih baik memang untuk kita bersabar ikhlas dan tetap bersyukur menerima semua kejadian yg menimpa kita. Memang tidak mudah menerima semua kejadian yg tidak sesuai dg apa yg kita rencanakan namun ya itu harus kita lakukan agar kita sehat lahir bathin.
    Salam sehat Pak

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, Pak Rudy. Mantap

  10. WYDA AYU says:

    Masya Allah benar2 kesabaran master diuji. Lahirlah artikel renyah. Terima kasih ilmu tentang makna kesabaran ini.

    1. admin says:

      Ilmu sabar itu sangat berat untuk lulus dengan baik

  11. Cahyati says:

    Belajar sabar ternyata membutuhkan perjuangan yang berliku, baik dari segi fisik maupun psikis. Namun semua itu jika diambil hikmahnya pastilah menjadi pelajaran yang berharga. Selamat istirahat prof. Menikmati terbebasnya dari belenggu kekecewaan.

    1. admin says:

      Leres sanget, bu guru

  12. Astuti says:

    Lagu lama,nada usang untuk maskapai tertentu tak.jera mengecewakan penumpang dengan alasan tak jelas.
    Tetap bersyukur karena lulus dari ujian kesabaran menjalani hidup.

    1. admin says:

      Tetap bersyukur, setuju

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *