SABUSAKEL: MENULIS DARI MEMBACA BUKU

Oleh Much. Khoiri

BULAN Desember 2022 kita warga Rumah Virus Literasi (RVL) mulai menjalani program Sabusakel, satu bulan satu artikel. Terima kasih kepada Bu Rita Audriyanti, tim nara sumber RVL, yang mengingatkan tentang urgensi membaca buku untuk ditulis menjadi sebuah tulisan.

Eureka, eureka! Mari jalankan ide cemerlang itu. Mari membaca buku apa saja yang kita sukai, sesuai bidang dan minat kita masing-masing. Singkatnya, buku apa saja yang ingin kita baca. Buku yang agak lama tetapi belum dibaca, silakan; terlebih buku baru, tentu akan lebih keren. Satu judul saja, tidak perlu lebih.

Membaca memperluas wawasan, modal untuk menulis. Foto: Dok Pribadi

Masih ada dua pekan menjelang Desember 2022, apalagi yang memilih posting tanggal akhir bulan, ada satu-setengah-bulan untuk membaca buku pilihan. Yang tidak terbiasa membaca, dua pekan mungkin terlalu singkat untuk membaca sebuah buku. Namun, mari biasakan membaca buku mulai sekarang. Ke depan, kita harus memiliki budaya membaca setiap hari.

Untuk menulis artikel dari membaca buku, sependek pengetahuan saya, ada dua teknik yang layak diterapkan, yakni teknik bebas dan teknik terstruktur. Kalau cocok dengan teknik pertama, kita bisa mengambilnya; demikian pun kalau kita cocok dengan teknik kedua. Untuk warga RVL, tidak ada paksaan di dalamnya.

Untuk teknik bebas, kita bisa menulis tulisan dari bacaan itu dengan gaya bebas. Tulisan kita boleh berupa kesan-kesan atau ringkasan atau hasil penjelajahan dari buku yang kita baca. Tidak perlu ketat mengikuti kaidah struktur penulisan tinjauan buku. Bahkan, jika kita membaca sebagian dari buku itu, kita bisa menulis apa yang telah kita baca.

Untuk teknik terstruktur, kita perlu mengikuti kaidah membuat resensi, tinjauan, review, atau timbang buku. Genre tulisan ini berisi pengantar tentang topik buku, termasuk memperkenalkan penulis buku terkait kepakarannya, kemudian mengungkapkan isi umum dari buku. Setelah itu, kekuatan dan kelemahan buku bisa diungkap dalam tulisan. Sebelum penutup, kita bisa merekomenkasikan kepada pembaca bahwa buku “layak” dibaca atau tidak.

Sekarang, seberapa panjangnya tulisan? Ini bergantung pada ketuntasan isi yang perlu dituangkan. Jika 400 kata sudah tuntas, tentu tidak bisa dipaksakan menjadi 800 kata. Namun, standar panjangnya naskah resensi atau tinjauan buku untuk surat kabar cetak, bisa mencapai 800 kata. Maka, kita bisa berlatih menulis hingga sekitar 800 kata, itung-itung sambil berlatih menulis resensi atau tinjauan buku untuk surat kabar. Meski demikian, jika itu terlalu berat, untuk posting di RVL, mari mulai dengan yang lebih pendek.

Yang lebih penting untuk program Sabusakel adalah kita memadukan kebiasaan membaca dan menulis. Itulah literasi dasar yang perlu kita kuasai, sekaligus kembali ke perintah Allah dalam QS. Al-Alaq 1-5: Bahwa kita diperintahkan untuk membaca (iqra) dalam arti luas. Sejalan dengan itu, kita juga menghasilkan apa yang dibaca (qalam), dengan cara menulis (uktub). Dengan demikian, membaca dan menulis itu bagian dari ibadah yang harus kita tunaikan.

Ke depan, bisa saja bahan “bacaan” kita bukan hanya teks buku, melainkan juga film, musik, tari, lukisan, ceramah agama, seminar, talk-show, dan sebagainya. Dalam ranah Kajian Budaya, semua ini termasuk teks, dan karena itu dianggap pantas untuk “dibaca” dan kemudian ditulis tentangnya.

Baiklah, selamat memilih buku yang akan dibaca untuk membuat tulisan Sabusakel. Selamat menulis tulisan dengan teknik bebas atau teknik terstruktur—itu bergantung pilihan kita. Mari saling mambaca dan mengomentari tulisan kita pada bulan Desember 2022.[]

Gresik, 13/11/2022  

Baca juga:

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

23 thoughts on “SABUSAKEL: MENULIS DARI MEMBACA BUKU”

  1. Raliyanti says:

    Masyaallah… sangat menginspirasi. Semoga sy bisa ikut dan istiqomah…

    1. admin says:

      Terima kasih, B Raliyanti. Mari terus berkarya

  2. Sumintarsih says:

    Siap Pak…..
    Insyaallah…..

    1. admin says:

      Siap dan bersemangat. Terus bergerak, berliterasi membangun negeri.

  3. Sri Rejeki says:

    Terima kasih pak. Sangat bermanfaat dan menginspirasi… joss

    1. admin says:

      Sama2, B Sri. Ayo terus berkarya sesuai dengan irama kita masing-2

  4. Daeng ardi says:

    Makasih prof.. pencerahan nya semakin membuka peluang saya untuk menulis.. masih banyak ilmu tentang kepenulisan yg tdk saya ketahui.. termasuk genre genre dll..

    1. admin says:

      Mari belajar berbagai genre tulisan. Salam Daeng Ardi, sehat selalu

  5. N. Mimin Rukmini says:

    Terimakasih Pak! Siap, berusaha untuk selalu menulis. Betul! Membaca buku penting! Saya lebih suka mbaca buku teknik bebas.

    1. admin says:

      Mari biasakan membaca buku, lalu menulis tentangnya

  6. Hidmi Gramatolina R says:

    Makasi Prof. Semoga bisa memotivasi diri ini untuk terus membaca dan menuliskan kembali

    1. admin says:

      Bu Hidmi, hayo membaca dan menulis. Semangat

  7. Nuraini says:

    In Syaa Allaj, sangat menginsfirasi

    1. admin says:

      Terima kasih, Bu hajjah.

  8. Mukminin says:

    Terima kasih Bah. Siap belajar mengulas buku

  9. Alhamdulillah, thanks alot for giving information about “Sabusakel”, Sir. It makes me fell stupid. Because, it was a new article that I should read and read again. So, I must write and write everything and every time.

  10. Cahyati says:

    Mencermati artikel prof Emcho, memberikan gambaran yang gamblang dalam memulai menulis artikel.

    1. admin says:

      Sekadar contoh sederhana. Semoga saling menguatkan

  11. Wyda Ayu says:

    Meskipun ini merupakan tantangan pertama bagi saya tapi tetap positive thinking. Tetap semangat berliterasi membaca Dan menulis buku.

    1. Siap Pak, meski masih bingung menentukan tema

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *