Membaca Diri: Keunikan Membuat Kita Ada

Oleh Much. Khoiri

MARILAH membaca diri sendiri, mulai ujung rambut hingga ujung kaki. Kita akan tiba pada simpulan ini: Setiap manusia terlahir dengan keunikan masing-masing. Keunikan seperti apa?

Belum lagi soal karakter, kondisi fisik saja pun sudah unik. Dengan saudara kandung pun, ada perbedaan. Rielnya, mulai ujung rambut sampai ujung kaki, Yu Tun memiliki keunikan, yang berbeda dengan Ning Tini.

Sumber gambar: Dok Lovepik

Dari potongan rambut, raut wajah, tinggi badan, berat badan, tingkat kebugaran, ukuran sepatu, dan sebagainya, Yu Tun berbeda dengan Ning Tini. Uniknya lagi, Yu Tun bisa jatuh hati pada Dulgemuk; sedangkan Ning Tini kesengsem pada Dulkrempeng. Itulah secuil rahasia keunikan mereka. Kalau mau cuilan-cuilan lain, silakan mampir ke warung kopi Yu Tun dan toko konveksi Ning Tini, dan buktikan apa yang terjadi.

Di sini Yu Tun sudah unik dibandingkan Ning Tini, Dulgemuk, dan Dulkrempeng. Jika ada kemiripan-kemiripan tertentu, bolehlah, namun pastilah akan jelas—sejelas siang dan malam—bahwa sidik jari mereka berbeda antara satu dan lainnya. Ibarat sidik jadi itulah umat manusia di luar Yu Tun memiliki keunikan.

Masyarakat dari daratan Eropah, Afrika, Asia, Australia, Amerika tidaklah sama. Di antara daratan-daratan itu saja terdapat keunikan-keunikan ras dan etnis, sebagai ciri pembeda (pemerlain) dengan ras dan etnis lainnya. Makin jelas terbukti Firman Allah betapa manusia diciptakan dengan pelbagai perbedaan alias keunikan yang mengagumkan (khusus untuk mereka yang mau berpikir).

Itu baru keunikan fisik, belum lagi keunikan karakter, sifat, atau kepribadian. Ada manusia bersifat koleris (suka memimpin), plegmatis (cinta damai), melankolis (perfeksionis), sanguinis (suka gaya/populer). Ada pula manusia berkepribadian ganda, yang berganti pada situasi tertentu. Begitu beragam pula konsekwensi dari aneka karakter ini bagi diri sendiri dan manusia lain.

Istilahnya, “Aku unik, maka aku ada.” Ya, keunikan itu penanda eksistensi. Karena manusia unik, itulah yang membuatnya eksis alias ada. Dia unik karena dia berbeda, unik, _distinguished_ dari yang lain. Maka, sungguh menggelikan jika ada cowok yang menuntut ceweknya untuk mengikuti “selera” makan atau pakaian yang diinginkannya. (Belum jadi suami saja sudah berani mengatur, apa yang terjadi kelak kalau sudah jadi suami beneran?).

Bahwa setiap manusia itu unik seharusnya menjadi pelajaran berhikmah, bahwa kita perlu memperlakukan dan menghargai setiap manusia dengan pendekatan manusiawi. Standar keyakinan dan tata nilai Dulgemuk, dengan demikian, tidak bisa dipaksakan untuk berlaku pada Yu Tun, Ning Tini, maupun Dulkrempeng. Mereka punga standar keyakinan dan tata nilai sendiri.

Pertanyaannya, apakah kita sudah mengenali keunikan-keunikan yang kita miliki? Apakah kita juga belajar mengenali keunikan-keunikan orang-orang tercinta, sahabat, tetangga, kenalan, dan orang-orang senantiasa bersesrawungan dengan kita? Bagaimanakah kita menegosiasikan keunikan kita dengan keunikan orang lain?

Lebih mendasar lagi, bagaimana kita mampu menerjemahkan “lita’arafu” (mengenal dan mengerti) dalam tata sesrawungan dengan manusia lain? Pemahaman atas keunikan manusia lain itulah yang menjadi penanda seberapa bijak kita mewujudkan _dhawuh_ Allah tentang penciptaan manusia.

Kalau soal ilmu laku begini, saya lebih suka bertanya Dulgemuk. Dia koleris-melankolis, namun bijak dalam memomong kekasihnya Yu Tun yang plegmatis. Dulgemuk suka ngobrol (bahasa akademiknya ‘diskusi’) dan baca-baca, Yu Tun—yang gaya belajarnya auditori—suka diperdengarkan sebuah buku. Maka, kumatlah kesukaan Dulgemuk: Menceritakan isi buku kepada Yu Tun yang sukanya menyandarkan kepala atau nggelandot ke pundak Dulgemuk. Hemm.[]

Driyorejo, 23/11/2022

*Tulisan berdasarkan catatan harian pada 16/2/2019.

Baca juga:

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

21 thoughts on “Membaca Diri: Keunikan Membuat Kita Ada”

  1. Daswatia Astuty says:

    Kelebihan tulisan pak Khoiri memikat dg hal yg sederhana. Latar yg akrab dg khdp pembaca.
    Kekuatan pena dg tinta bahasa yg menarik membuat tulisan pak Khoiri menjerat untuk diikuti sampai akhir.
    Saya selalu dipaksa menaikkan jempol dan mengakui betapa piawainya beliau mempermainkan perasaan pembaca..
    Semoga selalu sehat dan dlm lindungan Allah 🤲🤲🤲

    1. Much Khoiri says:

      Apresiasi yang besar ini tdk mungkin diabaikan. Rasa terima kasoh disampaikan, semoga barokah.

  2. Wyda Ayu says:

    Luar biasa tulisan yang Syarat dengan deskripsi terperinci dengan latar kehidupan nyata. Semoga selalu sehat P. Khoiri sehingga bisa senantiasa mengispirasi banyak orang

    1. Much Khoiri says:

      Salah satu sisi penting untuk tulisan adalah terperincinya detail dari penjelasan

  3. Roni Bani says:

    selamat pagi pak Khoir, ya setiap orang punya keunikan tersendiri

    1. Much Khoiri says:

      Keunikan yang tidak dimiliki orang lain

  4. Srimin says:

    Siiip banget!
    Saya sangaat suka!
    Mksh sahabat!
    Tambah 1 pengetahuan bagiku.
    Tentang hidup dan kehidupan.

    1. Much Khoiri says:

      Ilmu hidup dan kehidupan

  5. Abdisita says:

    Terima kasih ilmunya. Tulisan pak Emcho memang krispi. Ringan dan enak dinikmati. Ya. Setiap orang adalah unik. Oleh karena itu dalam berumah tangga, masing-masing pasangan semestinya saling mengenali, memahami dan memperlakukan pasangannya sebagaimana adanya dia. Tentu tanpa mengabaikan ajaran agama yang dianut. Insya Allah rumah tangga akan harmonis.
    Oh ya pak Emcho. Seingat saya
    melankolis itu temperamen yang cenderung pemurung dan merupakan studi ilmu psikologi yang InsyaaAllah semi ilmiah. Mohon diluruskan kalau saya khilaf.

    1. Much Khoiri says:

      Dalam rumah tangga, penting untuk saling memahami keunikan pasangan

  6. Eri Susmiati says:

    Selalu membaca dan pasti menginspirasi saya .

    1. Much Khoiri says:

      Dengan membaca, kita mendapat inspirasi

  7. Erlik Widiyani says:

    Mantap pak, luar biasa..

    1. Much Khoiri says:

      We write to share.

  8. Supardi Harun says:

    Perbedaan antara kita membuat kesempurnaan satu sama lain pak.

    1. Much Khoiri says:

      Sepakat dengan pendapat itu.

  9. yudi says:

    Benarkah kita unik ? pertanyaan itu selalu muncul ketika saya ditanya. SIapa kamu

    1. Much Khoiri says:

      Secara fisik, yg paling unik dari kita adalah sidik jadi. Tidak satu pun sidik jari sama antara manusia satu dan lainnya

  10. Restu Utami says:

    Heemm, kira-kira keunikan saya di mana, ya ?
    Terima kasih Master, yang selalu menginspirasi untuk sesama 🙏

    1. admin says:

      Wah, ini perlu diskusi beneran. Untuk menemukan keunikan Bu Restu. Jika tidak fisik, pastilah karakter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *