Oleh Much. Khoiri
MEMPOSTING tulisan atau tautan tulisan kita di grup-grup WA, kita perlu memperhatikan etika, ibaratnya perlu lihat kiri-kanan-depan-belakang. Mengapa lihat kiri-kanan-depan-belakang? Tentu untuk melihat sikondom (situasi-kondisi-domisili), apakah pantas atau etis memposting tulisan kita di antara postingan lain?
Kehadiran kita di dalam grup/komunitas tentu terikat oleh nilai-nilai etika (kepantasan & kepatutan), agar kita saling menghargai dan menghormati.
Kehadiran kita di dalam grup/komunitas tentu terikat oleh nilai-nilai etika (kepantasan & kepatutan), agar kita saling menghargai dan menghormati. Mungkin tidak tertulis, tetapi nilai-nilai itu hidup di sana. Ada solidaritas di sana, ada tolerasi pula di dalamnya. Tindakan kita, termasuk memposting tulisan, diharapkan tidak mengganggu atau menyakiti hati yang lain—dalam konteks kolektivitas kesadaran! Bukan konteks invidualitas dan sentimen pribadi!
Ilustrasinya begini. Kita punya kolektivitas kesadaran bahwa secara otomatis berita duka perlu diempati oleh semua warga komunitas. Tanpa disuruh, semua warga akan mengucapkan bela sungkawa dan berdoa agar almarhum(ah) mendapatkan kewafatan yang husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan, kekuatan, dan keihlasan. Tanpa disuruh, ada semacam duka bersama yang memendungi mereka.
Suasana duka itu pastilah suasana sakral dan menyedihkan bagi semuanya. Karena itu, ketika ada postingan artikel yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kewafatan dan sejenisnya, maka postingan itu dianggap menyalahi kolektivitas kesadaran alias tidak pantas atau tidak etis. Jika tetap dilakukan postingannya, setidaknya warga komunitas akan membatinnya atau malah akan menegur serta mengingatkan si pemosting. Akibatnya, postingan itu bisa mengganggu harmoni dan kenyamanan warga komunitas.
Suasana duka itu pastilah suasana sakral dan menyedihkan bagi semuanya… Jika tetap dilakukan postingannya, setidaknya warga komunitas akan membatinnya atau malah akan menegur serta mengingatkan si pemosting.
Tentu saja, setelah berita duka, urutan kabar yang menggemparkan grup WA adalah ucapan ulang tahun dan disusul ucapan prestasi individu atau lembaga. Ucapan-ucapan warga grup akan memenuhi laman grup untuk beberapa jam lamanya—bahkan bisa hingga besok harinya (ini khusus dari mereka yang jarang melihat grup). Nah, dalam kondisi demikian, memposting tulisan kurang etis rasanya, terutama jika tulisan tidak ada kaitannya dengan kebahagiaan akibat ulang tahun dan prestasi tersebut.
Bukan itu saja. Ketika grup membahas suatu topik yang penting dan genting (urgen) untuk kepentingan bersama, lalu ada postingan yang sama sekali baru alias tidak menyangkut topik yang dibicarakan, maka itu rasanya aneh. Pemosting terkesan tidak mau tahu urusan bersama—untuk tidak mengatakan egoistis. Seakan ada ruang terpisah antara kedua pihak. Padahal, seharusnya tidak, sebab mereka sama-sama berada di bawah satu atap komunitas dan naungan kebersamaan.
saya mengingatkan diri sendiri dan seluruh warga komunitas RVL untuk bijak memposting tulisan di grup bersama. Lihat kiri-kanan dulu jika akan memposting tulisan. Jangan-jangan grup sedang ramai berdiskusi tentang isu bersama.
Dari ilustrasi di atas, saya mengingatkan diri sendiri dan seluruh warga komunitas RVL untuk bijak memposting tulisan di grup bersama. Lihat kiri-kanan dulu jika akan memposting tulisan. Jangan-jangan grup sedang ramai berdiskusi tentang isu bersama. Atau jangan-jangan sudah ada postingan tulisan sebelumnya. Maka, setidaknya memberi ruang kepada tulisan tersebut untuk diberi tanggapan. Atau, pemosting memberi tanggapan dulu, kemudian memposting tulisannya.
Mudah-mudahan kita termasuk anggota grup yang saling menghargai terkait dengan postingan tulisan. Dengan begitu, kita hakikatnya dapat berjalan dan maju bersama hingga waktu-waktu yang akan datang. Bukankah kebersamaan yang dibersatukan akan menghadirkan kesuksesan bersama?
Bagaimana menurut Anda?
Kabede, 26 Oktober 2022
Baca juga:
Siap gram
Tengok kanan kiri dulu ya.
Baru maju..jalan
Angel…
Matur nuwun, B Kanjeng. Sangat menguatkan
Sepakat Abah Khoiri. Ibarat mau lewat zebra cross. Perlu lihat kanan kiri sebelum lewat agar tidak ditabrak kendaraan dari arah lain. Semangat… https://www.abdullahmakhrus.com/2022/10/relevansi-pembangunan-candi-pari.html
Makasih atas komen yang bagus ini, mas Makhrus
Setuju. Sy punya pengalaman bbrp kali terpotong pembicaraan krn ada info baru masuk. Yg tdk sesuai.
Semoga teman di RVL membaca ini . 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Terima kasih atas dukungannya
Untuk kesuksesan bersama, jagalah rasa.
Siap, Pak…
Siap abah. Lihat kanan kiri dulu. Terima kasih remindernya.
Teeima kasih Mba Herna
Betul sekali, Bu Mien. Makasih
Wah sepakat. Jadi postingan kita ada ruang untuk diapresiasi. Semoga hal ini berjalan lancar.
Teeima kaaih, Bu Yanti. Bu Yanti kan sdh pensiun. Jadi banyak menulis sewaktu pensiun
Teeima banyak ya, Bu Yanti. Bu Yanti kan sdh pensiun. Jadi banyak menulis sewaktu pensiun
Terimakasih, Master Emco, bismillah lebih peka, peduli dan cermat sebelum memposting…. pengingat diri.
Alhamdulillah, Bu Azizah/B Hera sudah mampir. Makasih
Terima kasih tulisannya…sangat bermanfaat…berguna untuk bekal etika dlm memposting tulisan ..Mr.Emcho…keren
Teeima kasih juga, Bu Eni. Sehat selalu
Siap Abah
Matur nuwun peringatannya
Siap, matur nuwun, abah Inin
Sepakat pak Emcho. Semoga RVL diberi-Nya kemampuan untuk merawat literasi di negeri ini dan juga menjaga ukhuwah para penghuinya. Aamiin Yaa Robbal’alamin
Aamiin. Terima kasih, Bu Sita. Doa yg indah dan dalam
Nah ini..kadang saya yg kurang kontrol. Kiri kanan lampu sen nyala baru gas belok. Terimakasih ingatkan.
Kiri kanan untuk lihat sikon. Mdh2an aman