Mengajak Menulis Tidak Semudah Mengajak Makan Bareng

Oleh Much. Khoiri

PAGI ini masih mendung ketika seorang sahabat penulis curhat lewat WA begini: “Pak Blantik, ternyata mengajak teman bergabung di komunitas menulis tidak semudah mengajak makan bareng.” Pesan itu masuk tepat pukul 07.56, benar-benar masih pagi, suara musik aerobik Ibu-ibu pun masih terdengar di kejauhan.

Belum sempat saya menjawabnya, dia mengetik lagi: “Banyak alasan, tidak punya waktulah, tidak bisa nulis lah, tidak bisa mulai dari manalah, tidak terbiasa lah, wah pokoknya banyak alasan menuju Roma. Atau mungkin saya tidak punya power, tidak ahli di bidang tulis menulis, sehingga akhirnya mereka tidak interest.”

“Banyak alasan, tidak punya waktulah, tidak bisa nulis lah, tidak bisa mulai dari manalah, tidak terbiasa lah, wah pokoknya banyak alasan menuju Roma…”

Ubaid bin Ya’isy disuapi makan malam selama 30 tahun hanya untuk menulis. Foto: Iqra.id

Untuk sahabat yang curhat itu, semoga upayanya menjadi amal kebaikan. Saya sangat memahami sikon sahabat itu, bahwa mengajak teman berliterasi, apalagi orang lain sama sekali, tidaklah mudah—tidak semudah mengajak mereka makan. Kalau mengajak makan, bisa jadi mudah dilakukan. Begitu ditawarkan, apalagi dibawa langsung dengan mobil ke restoran atau rumah makan favorit, ajakan makan bareng lebih banyak kemungkinan untuk bersedia. Nah, begitu diajak menulis atau bergabung ke dalam grup menulis, ada seribu alasan yang disampaikan.

Maka, saya segera menimpalinya lewat WA pula (lebih kurang begini): “Begitulah, saya sudah kenyang situasi kondisi seperti itu. Sikon saat saya ditolak langsung, maupun ditolak halus, termasuk tidak direken sama sekali. Saya sudah sangat kenyang seperti itu. Jadi, apa yang panjenengan alami itu persis dengan yang sangat sering saya alami, bahkan sejak sekian tahun lalu.”

Bung Karno saja menulis, demikian pula Bung Hatta menulis dan Gur Dur pun menulis. Mereka presiden, kurang sibuk apa coba?

Saya hanya ingin menggarisbawahi “kebenaran” dari ungkapan sahabat penulis saya di atas. Salah satu alasan yang tidak mau diajak menulis adalah tidak punya waktu untuk belajar menulis—juga waktu untuk bergabung grup menulis. Mungkin saja mereka itu ada waktu untuk makan bareng, yang waktunya tidak panjang dan hanya sekali tempo. Sementara, menjadi anggota grup menulis akan terus tergabung di dalamya, yang harus melihat—setidaknya melihat—postingan tulisan, serta membaca dan memberikan kritik dan saran (krisan).

Membaca tulisan dan memberikan krisan itu merepotkan, bukan? Bukankah jauh lebih enak kalau makan bareng, dengan aneka menu yang terhidang, dan bisa memiliki minuman yang dirindukan? Jadi, ini masalah perbedaan “bisikan hati” (dan niat). Jika memang tidak ingin menulis, alasan tidak ada waktu, itu bisa dibuat, direkayasa. Sebab, jika ditanya lanjut, seberapa sibuk sih mereka itu? Bung Karno saja menulis, demikian pula Bung Hatta menulis dan Gur Dur menulis. Mereka presiden, kurang sibuk apa?

Dalam bahasa, ada empat keterampilan bahasa—menyimak, wicara, membaca, dan menulis. Jadi, menulis itu keterampilan; dan keterampilan akan meningkat menjadi mahir ketika terus dipraktikkan dan dilatih.

Jadi, alasan tidak ada waktu itu gugur dengan sendirinya. Tidak berlaku di sini. Sebab, setiap manusia memiliki waktu yang sama, 24 jam dalam sehari-semalam. Jangan-jangan mereka itu buruk dalam time management. Bagi siapa pun yang tidak bisa mengelola waktunya, pasti akan merasa tidak punya waktu. Sementara, para profesional, para tokoh terpelajar, semua lihai mengatur waktu sehingga waktu dimanfaatkan secara bagus.

Alasan tidak bisa menulis, juga kilah (excuse), “alasan yang dibuat-buat” belaka. Mereka masih mengira, mempraduga, berasumsi bahwa menulis itu bakat. Tugas sahabat saya tersebut, tentu, perlu mengubah mindset mereka, bahwa menulis bukan bakat. Bakat memang ada iurnya untuk menulis, namun hanya sedikit; selebihnya adalah latihan-latihan. Dalam bahasa, ada empat keterampilan bahasa—menyimak, wicara, membaca, dan menulis. Jadi, menulis itu keterampilan; dan keterampilan akan meningkat menjadi mahir ketika terus dipraktikkan dan dilatih.

Apa lagi alasan mereka? Mereka berkilah tidak tahu dari mana memulai menulis. Ini juga kilah yang dibuat-buat. Bagaimana tahu dari mana memulainya jika tidak mau untuk tahu bagaimananya? Balik lagi, apakah mau atau tidak, bukan? Kalau memang mereka mau, mereka menjawab “sanggup” untuk diajak bergabung ke grup menulis. Di dalam grup mereka akan membaca-baca tulisan anggota grup, lalu akan perlahan mempelajarinya. Jika ada kesulitan, mereka bisa bertanya kepada yang mengajak bergabung. Bagaimanapun caranya, si pengajak akan berupaya menemukan jawaban seandainya ada pertanyaan yang sulit baginya.

Padahal, alasan sesungguhnya adalah karena mereka tidak punya “bisikan hati” (niat) untuk mau (belajar) menulis! Entah perlu berapa lama lagi mereka akan menemukan “hidayah” kesadaran untuk menulis. Itu absurd, dan berada di luar kemampuan si pengajak.

Maka, untuk mereka yang tidak mau diajak bergabung dalam grup menulis dan kemudian menulis, akan ada seribu kilah untuk membenarkan ketidaksediaan mereka. Artinya, mereka tidak jenak untuk menulis, yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan diajak makan bareng. Padahal, alasan sesungguhnya adalah karena mereka tidak punya “bisikan hati” (niat) untuk mau (belajar) menulis! Entah perlu berapa lama lagi mereka akan menemukan “hidayah” kesadaran untuk menulis. Itu absurd, dan berada di luar kemampuan si pengajak.

Untuk sahabat yang rela mengajak menulis di atas, jangan berhenti karena penolakan dari mereka yang belum tertarik menulis. Ada sejumlah anggota Rumah Virus Menulis (RVL, silakan join di sini: https://chat.whatsapp.com/GsQoVMcgFcq8ieczd18S6D ) yang telah berjuang mengajak masyarakat luas untuk menulis, tak sedikit yang menolak. Untuk tidak menyebut semua, nama-nama itu, misalnya, Prof Ngainun Naim, Omjay alias Wijaya Kusumah, Bu Kanjeng alias Sri Sugiastuti, Rita Audriyanti, dan masih banyak lainnya.

Kita kampanyekan kewajiban ibadah menulis itu ke seluruh penjuru negeri, bahwa menulis itu wajib, sama wajibnya dengan iqra (membaca)!

Mulai sekarang, mari kita tetap menebarkan ajakan menulis di tempat-tempat lain. Kita kampanyekan kewajiban ibadah menulis itu ke seluruh penjuru negeri, bahwa menulis itu wajib, sama wajibnya dengan iqra (membaca)! Menebarkan kebaikan lewat kampanye kewajiban menulis itu insyaallah akan membuahkan hasil, meskipun jumlahnya tidak banyak. Yang penting, sambil kampanye, kita juga tidak lupa menulis, agar menjadi teladan nyata bagi mereka.[]

Kabede, 15 Oktober 2022

BACA JUGA:

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

52 thoughts on “Mengajak Menulis Tidak Semudah Mengajak Makan Bareng”

  1. Cahyati says:

    It’s good opinion.

    1. Much Khoiri says:

      Terima kasih banyak, bu guru. Sehat selalu

  2. Daswatia Asuty says:

    Jika diajak tentu bisa berkilah macan2. Cemplungi aja sekalian di grup menulis hehehe punya semangat bertahan tidak?
    Sy dulu diperlakukan bgt, skg sdh tahu berterima kasih 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 Terima kasih pak Khoiri buku sy sdh lahir. Apa sy sdh jadi “ penulis” hahaha
    Ini bagus jika dibuatkan buku pengalaman mengjak orang menulis . Pasti menarik 👍👍👍

    1. Much Khoiri says:

      Usulan menarik. Insyaallah saya tindaklanjuti. Pengalaman mengajak orang lain utk menulis.

  3. Mukminin says:

    Teruslah menulis dan mengajak keluarga, teman, saudara untuk berliterasi jangan pernah berhenti. Siapa tahu akan lahir menjadi penulis yang bermanfaat banyak orang. Menulis adalah ibadah yang tidak kalah dengan pahala Penceramah atau khotbah. Terima kasih Abah Khoiri yang selalu menginspirasi dan meneladani kita di RVL.

    1. Much Khoiri says:

      Terima kasih banyak, Abah Inin. Penulis vs penceramah.

  4. Hariyanto says:

    Mengajak calon penulis untuk segera menulis memang dibutuhkan effort luar biasa. Menyangkut niat dari dalam diri dan pengaruh dari luar….mengajak penulis menulis genre tertentu yang baru semisal puisi telelet dengan pola tertentu, …atau pentigraf dengan pola 3 paragraf sama halnya mengajak makan permen karet ….. ini yang pernah saya ikut rasakan sama hal Bu Kanjeng yg pernah menggagas antologi puisi telelet….dan saat ini Cak Inin menggagas Antologi Menoreh Pentigraf…..dengan proses yang alot . Mungkin seperti.alotnya urat sapi dekat tullang yang tidak bisa digit seperti permen karet ….. salam Abah Khoiri. Semoga sehat selalu aamin. Salam sehat idan salam literasi untuk pembaca semua.

    1. Much Khoiri says:

      Terima kasih banyak atas komentar Pak Haryanto yang bagus ini. Sehat selalu.

  5. Sumintarsih says:

    Setuju sekali.
    Alhamdulillah saya mengajak menulis fokus kepada warga sekolah sejak 2019. Alhamdulillah setiap th menerbitkan buku. Tahun ini sudah 3 antologi siswa dan guru +1 buku solo saya. PR justru bagi diri sendiri agar lebih produktif menulis.
    Mohon bimbingan Pak Khoiri.
    Terima kasih.

    1. Much Khoiri says:

      Semangat terus, Bu Mien. Sudah berada si jalur yang tepat. Selamat meningkatkan kualitas karya sendiri

  6. Menolak menulis, menolak hidayah.

    1. Much Khoiri says:

      Sepakat ungkapan ini, bu hajjah Rita.

  7. Setuju banget bapak.
    Saya teringat pepatah Pramoedya Ananta Toer yang sampai saat ini dijadikan sebagai motivasi bagi saya untuk terus semangat menulis bapak. Salah satu Qoutes adalah “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. – (Pramoedya Ananta Toer)

    1. Much Khoiri says:

      Makasih atas tanggapanmu yg cakep.

  8. Didi Junaedi says:

    Karena, mengajak menulis artinya mengajak untuk berpikir.
    Sementara, sebagian di antara kita itu malas untuk berpikir… he.. he..

    Sesungguhnya, jika kita sadari, menulis adalah aktivitas yang sangat menyehatkan jiwa raga, pikiran dan perasaan.

    Thanks Pak Emcho untuk inspirasinya…

    1. Much Khoiri says:

      Terima kasih atas tanggapan yang sangat bagus, Mas Didi. Semangat terus menginspirasi.

  9. Widut says:

    Sulit….sulit. Memang sulit. Apalagi di kalangan guru smk yg punya moto melenceng. “Jangan harap ikan bisa memanjat” duh….berat. Moto yang saya akui bisa menghalangi penyebaran virus menulis. Saya cuma bisa mematahkan moto dengan bahasa jawa “Sik…sik…kabeh podo lulus kuliah. Iso nyusun skripsi,” dan diam pun menyimpan sejuta alasan.

    1. admin says:

      Jalani saja seperti sekarang ini. Suatu ketika mereka akan melihat njenengan adalah ikan yang bisa terbang.

  10. Abdisita says:

    Teruslah berjuang meskipun hanya lewat selembar demi selembar kata hikmah. Jangan pernah berhenti sebelum Kekasih Yang Maha Tinggi menjemput kita ke negeri abadi.

    1. admin says:

      Betul sekali, Bu Abdisita. Tanggapan yang penuh hikmah. Terima kasih

  11. Irpan says:

    Mengajak menulis seperti memberi buah durian.dari luar gak menarik tapi kalau sudah pernah merasakan jadi ketagihan. Pengalaman pribadi saya dulu saya gak suka menulis waktu di IKIP PGRI Surabaya dulu saya ketemu beliau kebetulan dosen saya. Nah waktu saya sudah jadi guru ketemu lagi waktu PPG di Unesa. Nah belaiu cerita banyak tempat yg di kujungi gara gara menulis.saya baru merasakan bahwa jadi penulis itu karena beberapa sebab karena tugas bisa karena terpaksa. Karena hobby dan yg lebih nikmat karena menulis merpakan ibadah. Jadi menulis adalah salah satu cara kita membuat orang lain tahu yg belum dia tau.
    Semoga kita juga masuk di antara penulis yg hebat itu amin.

    1. Much Khoiri says:

      Tanggapan yang luar biasa, Pak Irfan. Sehat selalu

  12. Pymnomill says:

    Torsemide reaches peak plasma concentration C max within 2 buying cialis online safe

  13. aWtPKDU says:

    World Health Organization WHO expert consultation defines abdominal obesity as WHR above 0 buy levitra 10 mg Beyond pharmacological approaches, appropriate counselling and cognitive behavioral interventions that focus on coping with the condition may be of huge importance

  14. Jimmykip says:

    50 mg prednisone from canada: http://prednisone1st.store/# prednisone 20 mg tablet

  15. Samuelhoori says:

    over the counter amoxicillin canada: https://amoxicillins.com/# amoxicillin 500 coupon

  16. ClaudeSyday says:

    buying propecia tablets propecia sale

  17. Jamestooft says:

    treatments for ed medicine for erectile treatments for ed

  18. Larrywag says:

    generic amoxicillin 500mg: amoxicillin medicine amoxicillin over counter

  19. Darylspimb says:

    amoxicillin 500 mg purchase without prescription: http://amoxicillins.com/# amoxicillin 775 mg

  20. ClaudeSyday says:

    amoxicillin 200 mg tablet where can you buy amoxicillin over the counter – amoxicillin 500 mg for sale

  21. CharlesHoowl says:

    Definitive journal of drugs and therapeutics.
    canadian drug canadian pharmacy
    Prescription Drug Information, Interactions & Side.

  22. CharlesVor says:

    best canadian pharmacy online legal to buy prescription drugs from canada

  23. Larrywag says:

    ed drug prices ed remedies best erectile dysfunction pills

  24. BrentImili says:

    propecia without insurance cost of cheap propecia without insurance

  25. ClaudeSyday says:

    canadian pharmacies online buy prescription drugs from canada cheap

  26. Jamestooft says:

    get cheap propecia tablets buying generic propecia price

  27. Larrywag says:

    cost propecia without a prescription order generic propecia for sale

  28. CharlesHoowl says:

    earch our drug database.
    amoxicillin 500 mg where to buy can you purchase amoxicillin online – amoxicillin 875 125 mg tab
    drug information and news for professionals and consumers.

  29. ClaudeSyday says:

    order amoxicillin 500mg amoxicillin 500mg no prescription – where can i buy amoxicillin without prec

  30. CharlesVor says:

    thecanadianpharmacy canadian pharmacy king

  31. BrentImili says:

    buying generic mobic without dr prescription: how to buy generic mobic prices – how to get mobic without a prescription

  32. Larrywag says:

    can i get mobic no prescription can you buy generic mobic without insurance buy mobic online

  33. Darylspimb says:

    https://propecia1st.science/# buy propecia tablets

  34. Albertchach says:

    legit canadian pharmacy online: reliable canadian pharmacy reviews – ordering drugs from canada

  35. Freddytraix says:

    indianpharmacy com: indian pharmacy paypal – mail order pharmacy india

  36. Albertchach says:

    buy prescription drugs from india: indianpharmacy com – top 10 pharmacies in india

  37. Freddytraix says:

    medication from mexico pharmacy: buying prescription drugs in mexico – buying prescription drugs in mexico

  38. Albertchach says:

    reputable indian online pharmacy: reputable indian online pharmacy – reputable indian pharmacies

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *