KERUSUHAN SUPORTER, TRAGEDI PERSEPAKBOLAAN KITA

Oleh Much. Khoiri

Innalillaahi wainna ilaihi raajiuun. Turut berbela sungkawa dan berdoa atas meninggalnya 131 korban dalam insiden kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang. Untuk yang masih dirawat, semoga segera sembuh dan sehat seperti sedia kala.

Sumber gambar: Kompas.com

Dikutip dari Kompas.com, sebanyak 131 orang tewas dalam kerusuhan suporter yang pecah seusai pertandingan derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Dilaporkan, ada 34 orang yang meninggal dunia di stadion dan yang lainnya meninggal dunia di rumah sakit. Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit.

Berdasarkan pantuan Kompas.com, kericuhan terjadi setelah para suporter turun ke lapangan karena tidak terima atas kekalahan tim Singo Edan dalam menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Meraka tampak tidak terima dan merangsek turun ke lapangan, meloncati pagar. Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut. Puncaknya, pihak keamanan menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter tersebut. Dugaan sementara, para korban terinjak-injak supporter lain, serta sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan.

**

Sedih sekali rasanya saya mendengar kabar duka itu. Pertandingan sepak bola saja sampai merenggut 131 nyawa, sebuah tragedi kelam persepakbolaan Tanah Air. Seumur-umur belum pernah saya mendengar kabar suporter yang meninggal dalam kerusuhan dengan jumlah sebanyak itu. Benar-benar kesedihan ini menyusup sampai ke relung hati.

Seumur-umur belum pernah saya mendengar kabar suporter yang meninggal dalam kerusuhan dengan jumlah sebanyak itu. Benar-benar kesedihan ini menyusup sampai ke relung hati.

Terus terang, seumur-umur saya yang sekarang lebih 57 tahun, saya belum pernah menjadi suporter fanatik bagi klub sepak bola Indonesia. Biasa-biasa saja. Ya karena (maaf) penampilan pemain-pemain Indonesia belum membuat saya terpesona, mungkin karena referensi saya adalah para pemain kelas dunia yang telah menampilkan sepak bola sebagai tontonan.

Belakangan ini pemain-pemain kita, saya amati, mulai menarik. Penampilan mereka pada tingkat Asean dan Asia juga mulai mengesankan. Singkatnya, saya mulai menyenangi sepak bola Indonesia—sesuatu yang belum pernah saya alami selama ini. Saya mulai menonton aneka pertandingan. Saya sudah mulai berdamai dengan diri sendiri: Sayangi sepak bola dalam negeri.

Sayangnya, tepat 1 Oktober 2022, kerusuhan suporter di stadion Kanjuruhan Malang dengan korban 131 nyawa itu membuat saya urung menyukai sepak bola Indonesia—setidaknya saya pending (menunda) dulu. Kerusuhan suporter itu sama sekali tidak masuk dalam tolerasi saya. Alasannya, seperti dilaporkan Kompas.com di atas, Arema FC mengalami kekalahan 2-3 dari Persebaya.

Akibat overfanatisme, suporter Arema FC mengamuk tak terkendali, sehingga oleh pengamanan mereka disemprot dengan gas air mata. Yang menyedihkan, mereka kok tidak sportif menerima kekalahan; apakah pertandingan di kandang sendiri harus dimenangkan oleh Arema FC? Ini merupakan PR besar bagi paguyuban suporter untuk menjaga suporter mereka tidak anarkis dan brutal.

Apa alasan sesungguhnya para suporter Arema FC mengamuk, belumlah terungkap. Namun, yang tampak di mata adalah, ketika tim mereka menderita kekalahan 2-3, mereka turun ke lapangan dan mengamuk—bahkan ada juga yang anarkis membakar mobil. Anarkisme memang bisa disulut oleh fanatisme berlebihan. Terlebih, jika ada alasan-alasan lain yang menyulut emosi mereka.

Sesaknya stadion dengan jumlah penonton atau suporter yang melebihi kapasistas, juga ikut memanaskan suasana. Kabarnya, penitia mencetak 45 ribu tiket, padahal yang disarankan pihak kepolisian hanya 25 ribu. Permintaan tiket tinggi, dan mendapat layanan berlebih, mereka berdesakan di dalamnya. Jika mereka panik, tragedi saling dorong dan terinjak bisa terjadi.

Penggunaan gas air mata untuk menghalau amukan para suporter, memang tidak dibenarkan oleh aturan FIFA. Di dalam stadion, penggunaan gas air mata dilarang. Bukan karena semprotan gas air mata mereka meninggal, melainkan karena mereka terinjak-injak dalam kepanikan yang hebat, akhirnya menyebabkan melayangnya korban jiwa.

Kita tentu tidak berharap ada tambahan korban meninggal. Namun, 180 korban yang dirawat di rumah sakit sekarang, bukan tidak mungkin kekhawatiran itu bakal terjadi. Dan jika itu terjadi, kesedihan ini semakin mendalam. Belum lagi kalau FIFA mengetahui kasus ini, dan kemudian menjatuhkan sanksi kepada persepak bolaan Indonesia. Ini sangat menyedihkan.[]

 

Driyorejo, 2/10/2022  

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

21 thoughts on “KERUSUHAN SUPORTER, TRAGEDI PERSEPAKBOLAAN KITA”

  1. Dhofar says:

    Buaya (bonek) ngamuk gak boleh. Gak diijinkan masuk stadion. Eh malah singo edan yang ngamuk… Lawan keamanan

    1. admin says:

      Begitulah, Pak Usdhof, ada beribu kisah di antara mereka.

  2. Sumintarsih says:

    Innalillahi wainnailaihi rajiun…. Korban sebanyak itu?
    Semoga diampuni dosanya.

  3. Ari Susanah says:

    Ya Allah, memang sungguh menyedihkan sungguh menjadi sebuah tragedi tak terlupakan

    1. admin says:

      Betul sekali, Bu, sangat menyedihkan.

  4. Ari Susanah says:

    Memang sangat menyedihkan sungguh menjadi sebuah tragedi tak terlupakan

    1. admin says:

      Mudah2an ini menjadi pelajaran yang berharga bagia kita semua

  5. Eka Rosmawati (Eka Ros) says:

    Duh prihatin. Sikap fanatisme yg berubah brutal akibat apa yaaa?

    1. admin says:

      Sejarahnya panjang. Mereka tidak rela kalau timnya kalah.

  6. Linda Tedjo says:

    Perlu pendewasaan dan penguasaan diri pada mereka yang mengaku suporter pecinta sepak bola, namun perilaku nya menjadikan sepak bola dengan catatan hitam.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, sehat selalu.

  7. Semoga korban tidakj bertambah lagi

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, doktor Omjay

  8. warno says:

    Begitulah sepak bola Indonesia, semoga kedepan lebih baik,

    1. admin says:

      Aamiin. Itulah doa yang selalu kita panjatkan untuk sepakbola Indonesia

  9. Catatan tragis dalam lembaran sepak bola kita dan benar menjadi pelajaran berharga. Salam

    1. admin says:

      Semoga tragedi serupa tidak terjadi lagi, Pak Wi. Sehat selalu

  10. «то же резина под соусом изо аммиака!»:
    Каким образом узнать красноватую икру
    также различить от контрафакта

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *