Oleh Much. Khoiri
NCTzens di Indonesia akan bertemu idolanya, boyband NCT 127, kurang dari dua bulan lagi, demikian dilaporkan Jawa Pos (24/9). Tur konser kedua bertajuk “Neo City: Jakarta The Link” dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICB) BSD, Tangerang, 5 November 2022 mendatang. Dilaporkan, tiket konser yang dijual lewat website dan aplikasi Bibli.com itu ludes dalam satu jam.
Berapa harga tiket? Harga tiket termurah konser itu Rp 1.045.000 untuk posisi duduk, belum termasuk pajak. Harga termahal adalah kategori standing dengan harga yang wow, yakni Rp 2.970.000. Entah mahal atau murah, nyatanya tiket ludes jauh-jauh hari sebelum konser dihelat.
Bagi masyarakat awam, tentu saja, harga itu terasa mahal, apa lagi kondisi ekonomi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bagi masyarakat awam, menonton konser dengan harga itu agaknya merupakan kebutuhan supermewah, sebuah “pemborosan” yang sia-sia belaka. Terlebih bagi masyarakat miskin, harga itu tak pernah terbayangkan nalarnya.
Namun, jangan lupa. Para pembeli tiket konser bukanlah masyarakat awam. Mereka pengagum berat atau fans berat alias penggila boyband NCT 127 yang loyal, serta punya uang (jika tidak punya, ya minta orangtua atau saudaranya). Namanya sudah suka, apalagi sudah gila pada sang idola, uang tidak ada artinya. Itu sama dengan hobi, berapa pun harganya, seseorang akan menebusnya. Kepuasan itu mahal, namun terasa murah bagi mereka yang punya uang.
Namanya sudah suka, apalagi sudah gila pada sang idola, uang tidak ada artinya. Itu sama dengan hobi, berapa pun harganya, seseorang akan menebusnya.
Merekalah masyarakat muda negeri ini yang telah terpapar budaya anak-muda (youth culture) dari sebuah grup musik–produk budaya pop yang dikomodifikasi (dianggap sebagai komoditas) secara masif dan dijual dalam pasar global yang hampir tanpa batas. Media massa sampai menyebut mereka sebagai “NCTzens”, yang artinya masyarakat (pengidola) NCT 127. Mereka bukan sekadar sebuah komunitas fans yang jumlahnya kecil. Karena disebut masyarakat, jumlahnya pastilah banyak, bisa ratusan, ribuan, atau jutaan.
Dengan demikian, telah tumbuh NCTzens dalam jumlah cukup besar. Mereka tidak hanya menyenandungkan lagu-lagunya, melainkan (sadar atau tidak sadar) juga meniru budaya-budaya individu (individual cultures) dari para personil boyband tersebut. Fashion, gaya hidup, serta asesoris lain bisa saja memapar pada NCTzens—dan boleh jadi di antara mereka adalah teman kita, tetangga kita, bahkan saudara kita. Amati saja mereka dari hari ke hari. Akan kelihatan jelas di depan mata.
Begitulah sifat budaya pop, menyasar secara masif kepada kawula muda, di tengah masyarakat konsumer (consumer society) negeri kita ini.
Begitulah sifat budaya pop, menyasar secara masif kepada kawula muda, di tengah masyarakat konsumer (consumer society) negeri kita ini. Bangsa ini lebih banyak mengkonsumsi dari para memproduksi, itulah mengapa kita dianggap sebagai masyarakat konsumer oleh bangsa lain, dengan jumlah tak kurang 260 juta. Karena itu, jika sebagian dari bangsa ini menjadi masyarakat NCT 127, yang hidup dalam dunia virtual dan genggaman era disrupsi, apakah kuasa kita untuk mencegahnya?
Para penggiat literasi mungkin iri dengan pilihan NCTzens, atau sedang bermimpi akan menemukan masyarakat pecinta literasi, bahkan masyarakat pembaca (reading society), yang kuat. Syukur-syukur ada komunitas-komunitas penulis di antara masyarakat pembaca tersebut. Namun, seberapa kuasa penggiat literasi dalam membangun kondisi tersebut? Make a wish on LiteraZens!
Sekarang, NCTzens, selamat menantikan boyband idola kalian. Biarkan kami mengamati kalian dari sini, sambil menulis jejak-jejak budaya bangsa dalam konteks dinamika dunia virtual.
Salam literasi, tetap jaga kewarasan.
Gresik, 25/9/2022
sebaik nya memberikan diskon supaya yang tidak mampu bisa membeli
kerenn, semoga selalu menginspirasi🙌😍
saya merupakan nctzen. menurut saya mengidolakan nct merupakan sebuah anugerah yang diberikan kepada saya. mereka mengisi hari hari kosong saya. mereka juga menghibur saya di hari terpuruk saya. menurut saya, mereka membawa pengaruh positif bagi saya asalkan saya tidak kehilangan kontrol atas diri saya sendiri demi mengidolakan mereka. saya bersyukur mengenal nct selama saya hidup. mereka juga memberikan fan service yang tidak pernah gagal membuat para penggemarnya jatuh cinta, khususnya untuk indonesia. karena SM Entertainment yang merupakan agensi dari nct sendiri memiliki kerja sama dengan salah satu perusahaan tv swasta di indonesia, nct jadi lebih memperhatikan penggemar dari indonesia. terlihat dari banyaknya konten mereka yang mempelajari budaya indonesia, serta dari live di akun social media mereka yang sering menotice penggemar dari indonesia yang terkadang membuat penggemar dari negara lain menjadi cemburu.
Zaman sekarang orang bisa melakukan apapun demi melihat youlth culture yang saat ini, contohnya tiket NCTZEN dijual dengan harga yang sangat mahal karena melihat sekumpulan boyband yang menyanyi.
real evidence consumer society di negara kita, tak peduli berapa uang yang perlu dikeluarkan untuk bertemu idola yang dibanggakan.
Sebelumnya terimakasih kepada Mr. Khoiri yang sudah merpekenankan kami untuk berkomentar mengenai artikel tersebut. Menurut pendapat saya kenapa para kpopers mengidolakan mereka karena, di indonesia kita belum menemukan artis yang betul” menjadi motivasi buat kita sendiri. Contohnya dari saluran tv indonesia dan korea itu sangat berbeda, ada salah satu saluran tv di negara kita yg malah menayangkan acara yang tidak bermanfaat sama sekali, contohnya mengundang orang yang viral di tiktok, sedangkan orang tersebut diundang bukan karena prestasi nya, Dan ya dari artis” nya pun sama, salah satu artis yang terjerat narkoba pun masih diperbolehkan untuk tampil di acara tv bahkan memerankan film. Bukan hanya itu aja pelaku pelecehan seksual pun masih saja diundang di acara tv. Sedangkan dikorea itu kalau artis nya terjerat narkoba, penipuan,pelecahan dll karir mereka hancur dan artis yang melakukan hal itu pun jg merasa malu dengan publik. Beda dengan negara kita yang artis nya malah makin terkenal. Itulah yang membuat kita generasi muda sangat bingung dengan negara sendiri. Maka nya kenapa para kpopers mengidolakan artis” korea, budaya” nya, acara tv korea/drakor. Ya karena apa yang mereka ingin tampilkan ke masyaraktanya mereka saring terlebih dahulu baik atau tidak dan berusaha menayangkan suatu film atau acara tv lainnya yang bermanfaat. bukan asal membuat film yang tidak ada motivasi nya sama sekali. Untuk masalah harga tiket konser idol korea mahal, menurut saya itu bukanlah masalah bagi kpopers karena mereka memiliki goals bertemu idol nya yang sudah memberikan motivasi maupun dukungan di masa” sulitnya. Jadi yang pastinya mereka menabung di hari maupun tahun” sebelumnya untuk bisa beli tiket konser. Jujur semenjak kpop dan budaya” di korea. banyak sekali perubahan dalam diri saya yaitu jadi lebih sering menabung, semangat untuk belajar bahasa asing (inggris,korea) lebih memanfaatkan waktu, dari cara saya bicara ataupun bersikap kepada orang yang lebih tua. Jadi kesimpulan nya apa yang kita idolakan/kagumi ambil sisi baik nya saja. Dan tidak semua hal di negara kita itu jelek tidak sama sekali. Dan saya bangga menjadi warga negara indonesia. Indonesia itu kaya akan alam nya, budaya, suku maupun adat itu banyak sekali. Dan saya juga tidak menjelakkan negara saya sendiri tetapi saya hanya ingin mengutarakan apa yang saya rasakan. Yang saya harapkan semoga negara kita bisa meningkatkan tayangan tv yang berguna, dan menseleksi artis mana yang pantas untuk memberikan hal” positif kepada masyarakat. Sekian terimakasih
Menurut saya mengapa kok banyak anak muda Indonesia yg suka dengan k pop, dari sebuah video yg pernah saya lihat, itu semua karena para idol tersebut telah melalui masa² sulit sejak kecil,sehingga yg kita ketahui hanyalah kesuksesan di usia muda, yg mana hal tersebut menjadi impian semua kalangan, terlebih bagi anak² muda. Selain itu idol k pop secara tidak langsung menjadi support system bagi beberapa kalangan. Dan mereka pasti akan melakukan segala hal agar sang idol tetap menjadi support system, ya dgn membeli tiket konser mereka, merchandise² tentang mereka, dan lain². Selain itu dari pihak agensi juga melakukan berbagai cara agar para idol tetap jaya di pasar “kpop”. Dan hal inilah yg menjadi para penggiat literasi mungkin merasa iri, karena mereka belum bisa menjadi support system bagi para penggemar dikarenakan perbedaan pasar “kpop” dengan pasar “literasi”.
that’s kind of the reality of Indonesia people berapa pun harganya apapun yang harus dikorbankan bahkan jika itu menyangkut masalah apapun jika ada idola pasti tetap dikorbankan
Saya sebagai salah satu NCTzen merasa sangat senang setelah membaca artikel yang ditulis oleh Mr. Khoiri ini. Terimakasih Mr. Khoiri atas artikel yang sangat menginspirasi sekali.
that’s the truth. Orang akan melakukan apa apapun demi idolanya, apalagi buat orang yang sudah termasuk fanatik terhadap idola.
Korea Selatan mempunyai strategi marketing sangat hebat untuk mempromosikan K-Pop, saya pikir memang idol K-Pop sudah dilatih/didesain untuk menjadi boyfriend-able bagi para target marketnya yaitu para gadis muda. maka dari itu, banyak sekali yang mengidolakan dan menjadikannya pacar haluan, apalagi nct yang dimana membernya banyak dan sangat ganteng-ganteng semua:’
Tidak akan menjadi masalah, jika seseorang mengidolakan seorang selebriti yg bukan berasal dari dalam negeri, selama paham akan batasan nya dan dapat mengambil sisi positif dari idola mereka seperti motivasi dan inspirasi dan juga tentu saja tidak lupa untuk melestarikan budaya negeri kita sendiri
Pembahasan yang sangat menarik🤩. Menurut saya kegiatan fangirl/fanboy (menjadi seorang fans dari selebriti) memang bisa dibilang sebuah hobi. Hobi yang mayoritasnya anak muda. Itu lah yang pada akhirnya membentuk Youth Culture. Namun, tentunya Youth Culture tidak sebatas apa itu saja, menjadi seorang fans itu merupakan salah satu contohnya saja. Saya sebagai seorang fangirl juga menyadari bahwa selayaknya hobi, kami akan melakukan banyak hal untuk kepuasan tersendiri.
Sebenarnya dari massive-nya Youth Culture ini bisa disisipkan ajakan untuk literasi. Seperti yang saya ketahui dalam NCTzens sendiri banyak sekali penulis yang akhirnya menerbitkan buku-buku dan bukunya terjual beribu-ribu eksemplar.
Mungkin bagi orang-orang yang tidak suka Kpop menganggap bahwa menjadi pecinta dan penggemar Kpop, memiliki idola itu merupakan hal yang tidak ada manfaatnya dan buang-buang waktu saja. Tapi menurut saya pribadi, dengan menyukai suatu idola kpop itu memiliki banyak pengaruh positif. Contohnya saya seorang NCTZen juga, NCT adalah hiburan dan motivator bagi saya. Ketika saya mengalami waktu-waktu yang sulit,, saya menonton video dan konten-konten mereka yang menghibur, dan memberikan saya semangat kembali. Saya juga belajar dari mereka bahwa untuk bisa sampai dititik kesuksesan membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Mereka berlatih bertahun-tahun, tanpa kenal lelah, tanpa kata menyerah, hingga bisa debut dan sukses menjadi idola. Mereka selalu memotivasi saya untuk bisa mencontoh dan meniru kerja keras dan perjuangan mereka dalam mewujudkan impian dan cita-cita.
Menurut saya, di satu sisi, budaya luar bisa menjadi inspirasi. Di sisi lain, budaya luar juga bisa menjadi disrupsi.
Masyarakat muda Indonesia memang memiliki passion untuk mengejar apa yang mereka inginkan, yang dimana itu adalah bentuk dari inspirasinya.
Namun, jika sampai masyarakat kita mengagungkan budaya lain dari luar Indonesia tanpa ada rasa bangga terhadap budaya sendiri, tentu ini menjadi masalah yang besar. Inilah salah satu bentuk disrupsinya.
Kesimpulannya, budaya luar boleh berfungsi sebagai inspirasi, namun budaya negeri kita sendiri itu hendaklah dan haruslah tetap lestari.
Menurut saya, selama mereka tidak merugikan orang lain, menggunakan uangnya sendiri (atau yang didapatkan secara halal) itu tidak mengapa. Saya tahu rasanya mengidolakan sesuatu, dan saya juga berharap idola saya dapat mengadakan konser di Indonesia. Mengidolakan sesuatu itu baik dan sah saja menurut saya, selama mereka tidak menjadi fanatik dan melupakan kehidupannya serta mengganggu orang lain, itu boleh-boleh saja.
Mengidolakan seseorang atau sesuatu merupakan hal yang wajar untuk masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan karena kelebihan atau kebolehan yang dimiliki oleh idolanya tersebut, seperti menyanyi ataupun menari. Yang terpenting mengidolakan seseorang harus dalam sesuai batas wajar, dan tidak sampai berlebihan hingga merugikan diri maupun orang lain.
Terimakasi kepada Mr. Khoiri yang telah memperkenankan untuk berkomentar atau sekedar berpendapat.
Saya sebagai salah satu dari golongan kawula muda dan tepatnya disini saya juga sebagai NCTZen.
Saat ini “Kpopers” menjadi sebutan yang memiliki banyak sisi negatif dari kalangan orang yang tidak menyukai Kpop. Mungkin yang dipikirkan adalah mereka (Kpopers) sebagai sekelompok orang yang “tidak cinta negara” “tidak mendukung karya dan budaya lokal” dan bahkan “pengagum fisik”. Menurut saya, itu adalah pemikiran yang hanya melihat dari satu sisi saja. Banyak kpopers Indonesia yang objektif pada apa yang mereka suka dan mana yang menjadi tanggung jawab mereka kok, seperti dimana saat Indonesia (negaranya) dilecehkan pasti mereka turun tangan untuk membela Indonesia entah hanya melalui sosial media atau turun tangan. Suka kpop juga bukan berarti tidak cinta terhadap karya dan budaya lokal, kalau memang produk Indonesia bagus pasti diapresiasi. Dan juga soal karya Indonesia entah itu musik, film, olahraga, dan semua budaya Indonesia adalah yang terbaik. Tapi, dari persoalan plagiarisme di Indonesia tidak sedikit yang melakukannya, contohnya antara girl group asal Indonesia CherryBelle dan girl group asal Korea SNSD. Dari persoalan plagiarisme yang terjadi menjadi awal muncul pemikiran negatif saat ini. Memang banyak dan bahkan hampir seluruh idol Kpop memiliki fisik yang menjadi alasan semua orang bisa menyukainya, tapi lihatlah juga dari banyaknya prestasi yang didapat, perjuangan, serta karya yang telah mereka buat. Itu yang menjadi dorongan tersendiri bagi para kpopers menyukainya serta menjadikannya sebagai motivasi.
Menurut saya sah-sah saja memiliki seorang idola baik kpop maupun western. Apabila kegiatannya tidak menganggu ataupun merugikan orang lain itu tidak masalah. Apalagi sekarang banyak sekali kegiatan amal yang dilakukan oleh para penggemar kpop dan western dengan mengatasnamakan idolanya. Selain itu banyak dari mereka yang menggunakan idolanya sebagai penyemangat dalam hidup, penyemangat dalam menimba ilmu, dan banyak lagi.
Jadi mengidolakan sesuatu itu boleh saja asal tidak memberikan dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain
Dampak baik yang diberikan dari adanya Kpop bisa menunjukkan bahwa persatuan itu bisa dilakukan dengan baik apabila ada suatu kesamaan, dalam hal ini sama-sama memiliki ketertarikan dalam satu hal yang sama. Balance dengan adanya dampak buruk, kadang adanya fanatisme membuat sebuah hal fatal dalam keadaan tertentu.
Tidak ada salahnya menyukai/mengagumi idola bahkan sampai membeli tiket konser, merchandise, dll, itu adalah hak mereka.. selama tidak merugikan dan menggangu orang lain. Saya juga memiliki idola yang saya suka, dan menurut saya mengeluarkan uang untuk mereka juga sebuah self-reward atas usaha mereka selama ini. Apalagi saya melihat idola saya sejak kecil, mengikuti perkembangannya sampai dia sukses itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. tapi jangan sampai karena terlalu fokus akan idola kita sampai menghiraukan hal hal disekitar kita dan merugikan orang lain. ingat, semua itu baik selama tidak melewati batas.
selain sebagai hobi, fangirlling/fanboying juga bisa menjadi motivasi kita. seperti saya sendiri, melihat bias saya berhasil masuk universitas bagus membuat saya termotivasi untuk giat belajar dan masuk ke universitas yang bagus juga, saya selalu menanamkan pemikiram “jika bias bisa, maka saya juga pasti bisa.
kita harus bijak dalam berpikir dan bertindak.
After I read this article, I think there’s nothing wrong with the NCTzens or others who want to buy a ticket concert of their idol even if it’s expensive. It’s fine if the person has enough money for it and as long as their family has no problem with it. Even if you really idolize them (your idol), you have to know your limit too. Cause, your idol might indirectly influence you. In sociology, there are 6 factors, and one of them is imitation. Imitation is an act of copying such as the way how you dressed and the way how you look (make-up/haircut) to look the same as your idol. It’s okay if you want to try to look like them, but don’t forget that we live in Indonesia. There’s a lot of difference between here and there. So, we still can try new things but don’t forget the morals and norms of our country.
Sebuah fenomena yang menurut saya sah-sah saja apapun objeknya asal tidak mengarah pada kesesatan atau negatif
mereka rela mengeluarkan uang yang tidak sepeser,tentunya banyak untuk sebuah acara yang menampilkan idola mereka,sebagaimana itu bisa disebut hobi,
namun kita tidak tahu,dan tidak boleh berprasangka buruk juga bahwa darimana asalnya uang yang mereka keluarkan itu,”mereka” disini berkonteks pada orang-orang awam yang belum memiliki pekerjaan atau gaji yang layak untuk dikeluarkan sebagai kebutuhan tersier
sama halnya dengan saya atau mungkin kalian ,rela mengeluarkan uang demi sebuah item atau karakter dalam suatu game online
rela mengeluarkan uang untuk membeli buku atau novel literasi
semua mungkin sama saja,tujuan mereka sama,hanya perbedaan eksekusi sahaja
As someone who is into pop music and pop culture, jadi seorang fans dari suatu grup musik adalah hal yang wajar. Jikalau bisa dibilang terkena efek “youth culture” saya rasa hampir seluruh anak muda saat ini pasti terkena efek tersebut. Semua orang memiliki interest atau kesukaan yang berbeda-beda dan jika mereka mempunyai kesamaan mereka akan membuat grup untuk saling bersosialisasi satu dengan yang lain. Jikalau para pecinta buku bisa saling bersosialisasi dengan lainnya melalui seminar, temu jumpa dengan penulis buku atau bahkan hanya dengan berada di satu tempat yang banyak buku seperti perpustakaan. Para pecinta K-Pop seperti NCTzens, BTS Army, dan Blink dapat juga bersosialisasi dengan melalui konser tersebut. Jadi in a sense kita semua memiliki obsesi terhadap sesuatu yang berbeda namun tingkat keobsesian kita terhadap hal-hal yang berbeda tersebut bisa dibilang hampir sama.
Menurut saya, menyukai sesuatu seperti halnya boyband diatas itu boleh-boleh saja, dan bahkan dapat menambah wawasan penggemar boyband tersebut tentang bagaimana budaya masyarakat di Korea. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita tidak berlebihan dan dapat melihat situasi, seperti halnya jika kita tidak memiliki uang untuk menonton konser tersebut secara live, kita tidak usah memaksakan diri sampai meminta/meminjam uang dari orang lain, karena percaya tidak percaya kita pasti akan kesulitan dan menyesal dimasa depan jika kita rela berhutang hanya demi kesenangan belaka. Dan untuk kita yang sangat menyukai lagu dan gerakan tarian group tersebut, sebaiknya kita tahu situasi untuk meniru tarian dan nyanyian mereka, karena tidak jarang saya menyaksikan anak-anak yang masih remaja dianggap gila oleh masyarakat yang awam oleh lagu dan tarian tersebut, saya merasa kasihan terhadap mereka. Saya harap comment saya ini bisa diambil hal positifnya
Tambahan: remaja di tempat asal saya tersebut dianggap gila karena menyanyi dan menarikan lagu-lagu korea di tengah jalan desa
After I read this, there’s a big question inside my head “how and what made them love and support NCT like this? “. In comparison, I’ve never Idolized anyone that bad,so I’m interested to find out the answer. But that’s another time story.
Talking about the impact of K-POP to our own culture, and what can we do about it all I can answer is it’s in every individual heart of how will each person face it. In my honet opinion, You can wear or style whatever you want BUT with a mindset that’s there’s a norm. Living in Indonesia where norm is so important, and also a country where religion is number one, you can’t wear anything that’s too open like what your idol do.
Also, there’s nothing wrong with Idolisizing an Idol BUT just don’t be overly Idolisizing them, anythung that’s too over is not good.
Last but not least, that ticker price is so so pricey but I can understand that.
bagi saya membeli tiket konser, album, maupun segala merchandise resmi dari mereka adalah salah satu bentuk hobi yang positif, daripada dibuat untuk hal hal yang berbsu negatif semisal mabuk, minum dll
karena saya juga kpopers (once) dan saya cukup menyayangkan jika masyarakat awam mengkritik tindakan pembelian sebagai tindakan pemborosan
Saya sebagai salah satu penggemar NCT / NCTZen Setelah membaca artikel ini tentu saya merasakan apa yang mereka rasakan. Selama mereka melakukan nya dengan positif / tidak merugikan orang lain itu tak apa. Tetapi yang sangat disayangkan ialah masih ada beberapa orang yang kurang menghormati hobi kita/mereka dengan mengatai, mengkritik tentang hal tersebut. Saya hanya takut bahwa secara tidak langsung beberapa orang yang mengkritik hobi kami/mereka itu mengatai negara asal idol tersebut yang tentu saja akan dipandang buruk dengan negara itu yaitu Korea Selatan. Bagaimana Indonesia mau menjadi negara yang maju jika beberapa orang seperti itu terus beraksi.
Untuk kita disebut negara konsumer memang betul adanya , karena kita secara tidak langsung terkomsumsi oleh arus globalisasi yang liar ini , tapi kalau disebut kurang memproduksi juga masih kurang
kawan2 muda kami juga masih banyak yang memproduksi sesuatu bermanfaat , mulai dari budaya sampai ekonomi , contohny ya mulai dari industri perfilman , banyak film – film sekarang yang sudah dibilang masuk kriteria Hollywood , dan short2 film yang sudah tayang lebih dari satu juta
Industri musik juga sudah dibilang meroket untuk saat ini , contohnya mas pamungkas yang lagunya sudah abroad dari indonesia
Ya jadi untuk dibilang kita kurang memproduksi kata saya negara lain juga ada yang hanya bisa mengomsumsi tanpa bisa berkontribusi dalam produksi ,
sekian 🙏🏻
seriusan???? bakal pecah banget sihhh. asliiiiii ga sabarrrrr
Indonesia sebagai negara konsumer menurut saya memang benar adanya, untuk bagaimana agar kita bisa seimbang antara konsumsi dan produksi menurut saya memang sulit jika kita mematok standar setara dengan produksi luar apalagi K-POP, namun bukan berarti kita tidak bisa. mungkin diperlukan karya atau gebrakan yang lebih lagi dari pemuda pemudi negara agar dapat tetap bersaing.
Selamat malam, semuanya.
Menurut pendapat saya, tidaklah mengapa apabila menjadi penggemar dari suatu hal, asalkan tidak merusak norma-norma yang berlaku di negara Indonesia, tahu batasan dalam mengekspresikan diri, sadar diri akan kebutuhan primer dan dapat memenuhinya sehingga tidak merepotkan orang lain : keluarga, pemerintah, dll., dan berani bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mungkin akan terjadi secara aporisma. Terima kasih kepada Yth. Bapak Khoiri yang telah memberi suplemen dengan tema yang milenialis serta saya juga berpesan kepada semua kalangan baik muda maupun tua, supaya menjadi penggemar yang BIJAKSANA. Terima Kasih, dan selamat malam.
I suppose i can see why someone outside of the K-pop fandom would be suprised by how dedicated fans could be. For them, it is quite “normal” to spend that amount of money for their idols ( they’re expensive because they’re famous and professional at their job.. maybe, meh it’s probably because their company is greedy-). *ahem* Because they love them, they want to see them live, on stage. Oh the things you do when you’re in love.. except that love can be turned into something else, and that is obsession. As someone who just enjoys their music and couldn’t care less about what they do in real time, i do think that some fans can get too.. passionate? with how they want to convey their “love”. But i won’t explain that in here, since it is unrelated to the topic at hand. Don’t want to drag an innocent bystander to the dark side of K-pop. now do we?. Anyway, the point is i see this whole thing as an equal transaction , the idols do their job by giving their fans a satisfying performance, and the fans get to see their idols shine, upclose.
Someone wise once said, “do everything in moderation” . oh..You overspent? that’s on you buddy.
As for fashion… uh.. to be honest it’s not that big of a deal, if you look presentable, that’s good enough for everyone. On the other hand, where one tries to wear something unique, suddenly everyone is staring daggers…like,what?
guess it just shows how indonesian people are very close minded, even when they insists that they’re the opposite of that.
UNLESS.. they’re wearing something that shows.. uh a lot of skin, now that’s arguable.
and this is why i rarely voice out my opinion since i tend to ramble a lot or i go off topic mid-sentence,, haha and I do apologize if some words are considered offensive, but we can’t look away from the truth.
Saat ini banyak sekali budaya-budaya dari luar yang masuk ke Indonesia. Tidak hanya budaya barat, bahkan budaya Korea yang kini sangat merajalela tersebar di masyarakat Indonesia. Arus budaya Korea yang disebut “Korean Wave” ini masuk ke dalam society culture kita. Salah satu faktor masuk nya arus ini adalah Idol K-Pop.
Komunitas K-popers telah ada banyak sekali di Indonesia. Mereka bahkan rela untuk mengeluarkan segelontor uang demi idola mereka seperti salah satu contoh nya tiket konser yang harga nya sangat mahal seperti di pembahasan Pak Khoiri diatas. Bagi mereka, uang segitu tidak mahal karena mereka berpikir tidak akan rugi untuk mendapatkan kesempatan bertemu idola mereka. Ini juga merupakan salah satu contoh adanya “Youth Culture”.
Sebenarnya sah-sah saja untuk fangirling or fanboying, bcz every humans have their own rights. Mereka pasti punya alasan sendiri untuk mengidolakan mereka, mungkin dari perjalanan hidup nya, kerja keras nya, sifat nya, lifestyle nya, fashion nya, dll. Mereka berusaha untuk meniru menjadi seperti idola mereka. Mereka menjadikan idola nya as inspirator untuk to be better person. Tapi dengan catatan, yang harus mereka tiru hanya sesuatu yang positif nya.
Namun ada bahaya yang saya takuti juga dari fenomena ini. Contohnya adalah mereka menjadi fans yang over. Mereka menjadi lupa dengan kegiatan dan kewajiban mereka sendiri karena terlalu terobsesi dengan idola mereka. Takutnya, mereka juga terlalu mendamba-dambakan bahwa idola mereka adalah “manusia sempurna”. Saya sendiri pernah tau, ada kabar dari online forum community bahwa salah satu idola K-pop itu pelaku bully. Mereka as fans bukannya mengkritik perbuatan idola mereka, malah memberi dukungan untuk idola mereka agar tetap semangat. Mereka pikir dengan good looking dan good attitude nya idola mereka di layar digital, idola mereka tidak akan melakukan hal seperti itu. Padahal as fans juga, kita tidak akan pernah tau sifat asli idola kita. Walaupun idola K-pop as public figure too, mereka juga manusia yang ada sifat baik buruknya. Jadi kita as fans juga tidak boleh untuk terlalu over. Jadilan fans yang tidak fanatik.
Kita sebagai pemuda dalam “Youth Culture” harus pintar untuk memilih public figure as our inspirator. Kita ambil sisi-sisi positif dari mereka dan sifat negatif mereka jangan ditiru. Maybe, kita boleh untuk melihat konser, beli merchandise, dan beli sesuatu yang berhubungan dengan idola mereka just for fun. Asalkan kita tidak meninggalkan kewajiban kita seperti belajar atau bekerja dan meninggalkan kebudayaan asli kita.
Perlu diketahui bahwa menyukai K-pop itu boleh, namun tidak boleh hukumnya jika menonton drama Korea atau menyukai K-Pop secara berlebihan, apalagi sampai lupa salat dan waktu ibadah. Jika itu terjadi, maka menyukai K-Pop masuk kategori haram, sebaiknya seseorang bisa mengontrol diri dalam mengidolan seorang K-pop.
Typo Allif kelas D
ini menurut anak saya, harga tiket tersebut termasuk murah untuk artis terkena kelas dunia seperti mereka. Bagi kaum muda, ini adalah kesempatan langka. Jadi wajar kalau tiketnya habnis dalam waktu satu jam.
Betul juga ya, jadi sangat laris
Saya tidak bisa menahan rasa “iri “ dg interaksi guru murid yg tercipta dengan harmonis. Bak alang- alang yg iri melihat indahnya kembang liar yg sementara mekar. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Nah, ada simile yang digunakan dalam mengumpamakan
Artikel yang mantab. Membeberkan kegandrungan para pengidola ke yang diidolakan. Smg kita mengidolakan sosok yang sll menginspirasi dan memotivasi seperti Abah Khoiri yg selalu menginspirasi dan terus mengobarkan Literasi untuk negeri. Terima kasih Abah
Matur nuwun sanget, Abah Inin
Luar biasa…..
Komennya panjang2, menandingi artikel aslinya.
Semangat utk adik2 mahasiswa
👍👍
Begitulah, Bu Min, tatkala mereka diberi kesmepatan, insyaallah akan keluar kreativitasnya
cialis generic online GnRH agonists suppress ovarian function, inducing artificial menopause in premenopausal women
cheap tricor 200mg purchase tricor tricor 160mg uk
cheep levitra PubMed Google Scholar Filicori M, Fazleabas AT, Huhtaniemi I, Licht P, Rao Ch V, Tesarik J, et al
purchase ketotifen online cheap buy generic ziprasidone buy generic imipramine 75mg
ivermectin pills for humans – buy tegretol cheap tegretol 400mg drug
phenergan over the counter – order lincomycin 500 mg online where to buy lincomycin without a prescription
order deltasone 40mg pill – buy prednisone 40mg without prescription capoten 120mg sale
deltasone 40mg drug – deltasone 5mg pill generic captopril
order isotretinoin 40mg without prescription – linezolid online buy how to buy linezolid
amoxil uk – diovan 80mg us ipratropium online