Oleh Much. Khoiri
Semakin ke sini, semakin besar apresiasi saya terhadap sosok ini. Sosok yang saya maksudkan adalah Thamrin Dahlan, sosok yang biasa saya sapa dengan Pak Haji—setidaknya dalam tahun-tahun belakangan ini. Namanya menyatu dengan yayasan yang dibangunnya, dengan nama YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan), dengan tagline: Menerbitkan buku ber-ISBN bayar seikhlasnya!
Mengapa semakin ke sini? Saya mengenalnya bukan kemarin sore. Sejak tahun 2012-an silam saya sudah mengenalnya sebagai kompasianer—sebutan untuk penulis yang aktif di kompasiana.com, yang kala itu masih digawangi Kang Pepih Nugraha. Saya bergabung media publikasi tersebut pada 27 Februari 2012, seingat saya. Ada sejumlah kompasianer yang menarik perhatian saya—salah satunya, yang istimewa, adalah Pak Haji, di samping Pak Tjiptadinata, alm. Thamrin Sonata, Gaper Fadli, dan Isson Khairul.
Pak Tjiptadinata, yang lebih senior daripada Pak Haji, sejatinya juga luar biasa. Namun, saya belum pernah ketemu Pak Tjip, sehingga yang melekatkan keistimewaannya pada saya adalah Pak Haji. Pak Haji termasuk kompasianer yang produktif, tak kalah produktifnya dengan Pak Tjip, Mas Thamrin Sonata, Gaper Fadli, atau Isson Khairul. Selain itu, Pak Haji suka berpenampilan rapi, trendy, dan tampak handsome (senyumnya senantiasa menawan). Tampak lebih muda dari pada usianya.
Dulu saya kerap memberi komentar terhadap tulisan Pak Haji, sebuah kebiasaan yang saya lakukan—yang sekarang dikenal nama blogwalking, saling kunjung blog guna saling meningkatkan traffic dan keterbacaan tulisan. Tulisannya enak diikuti dan topiknya selalu menarik. Ditambah senyumnya yang menawan, tulisan Pak Haji, saat itu, terasa bergizi dan lezat.
Tentu saja, kesan semacam itu hadir setelah saya bertemu Pak Haji, pada launching dan bedah buku saya Rahasia Top Menulis (Elex Media Komputindo, 2014) di TB Gramedia Matraman Jakarta, pada 28 Maret 2015. Sebelum pertemuan itu, kesan saya hanya mengarah ke sosok kompasianer produktif lainnya. Nah, setelah pertemuan, barulah ketahuan bahwa Pak Haji memiliki semangat luar biasa dalam bidang menulis.
Lalu, setelah launching dan bedah buku RTM saya itu, Pak Haji menulis artikel di kompasiana (seperti beberapa kompasianer lain) pada 29 Maret 2015, berjudul “Ketika Semangat Menurun, Luruskan Niat Menulis”. Saya terharu tatkala Pak Haji memulai artikel dengan kalimat ini “Luar biasa Bapak Dosen Much. Khoiri, begitu bersemangat ketika memberikan pencerahan terkait dunia tulis menulis…”
Terkait sindrom malas menulis, Pak Haji menulis begini: “Nah, kini rahasia itu sudah sudah saya dapat. Obat manjur sudah diketahui. Yes resep mujarab sudah ditulis oleh ‘dokter’ penulis. Dialah pakar penulis buku Rahasia Top Menulis. Penulis mengajarkan bagaimana melawan penyakit malas menulis itu dengan me-refresh niat sehingga timbul lagi semangat. Pak Khoiri meletakkan persoalan niat itu di bagian awal bukunya. Pak Khoiri mengingatkan kepada setiap penulis agar memantapkan niat menulis.”
Setelah pertemuan di TB Gramedia Matraman, kami tidak pernah bertemu kembali di darat. Kami hanya bersilaturahmi lewat tulisan sebagai sesama kompasianer. Bahkan, meski digelar kompasiana carnival pun, kami tidak bisa bertemu, karena saya tidak bisa datang ke acara yang bertempat di Jakarta, sementara saya padat kegiatan kampus di Surabaya. Meski demikian, saya bisa menangkap betapa besarnya semangat berliterasi Pak Haji.
Karena itu, pada tahun baru 2016, saya browsing tulisan-tulisan para sahabat penulis tentang saya dan buku-buku saya—terutama buku Jejak Budaya Meretas Peradaban (Satu Kata-Jalindo, 2014), Rahasia Top Penulis (Elex Media Komputindo, 2014), dan Pagi Pegawai Petang Pengarang (Genius Media, 2015) di berbagai website dan blog. Dan tulisan Pak Haji di atas terseleksi menjadi salah satu dari tulisan dalam buku Much. Khoiri dalam 38 Wacana (Unesa University Press, 2016) pada halaman 82-84.
Keistimewaan Pak Haji yang dulu punya jargon “Pena Sehat Pena Saran Pena Kawan” itu terus berkembang. Itu yang sangat mengesankan. Pak Haji bukan seorang dosen atau wartawan yang sehari-hari lekat dengan dunia tulis-menulis. Pak Haji itu pensiunan Polri, terakhir bertugas sebagai Direktur Pasca Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, yang memanggul amanah untuk Masjid An-Nur di kompleks Polri Komseko, Kramatjati, Jakarta Timur. Kalau ada dosen atau wartawan menulis, itu biasa karena memang itu dunia mereka. Namun, kalau pensiunan Polri, alumni S2 Universitas Indonesia, aktif menulis, nah itu barulah istimewa.
Dan waktu telah menguji konsistensi Pak Haji dalam dunia literasi yang ditekuninya. Dia tidak hanya mengembangkan tulis-menulis diri sendiri, serta menyebarkan semangatnya lewat tulisan—melainkan juga membangun YPTD, untuk mendorong dan mewadahi teman-teman penulis untuk menerbitkan buku sendiri. Dibantu oleh sahabat-sahabat yang penuh dedikasi, Pak Haji membuat website https://terbitkanbukugratis.id dan menjaganya hingga sekarang.
Sudah ratusan judul buku yang telah dibantu penerbitannya melalui YPTD. Tak terbayangkan betapa gigihnya perjuangan Pak Haji beserta tim YPTD dalam mengelola penerbitan ini. Sebagai anggota grup “Penerbit Buku YPTD Ikhlas”, saya menyaksikan sepak terjang dan aora kegigihan Pak Haji dan tim yang selama ini memperjuangkan layanan YPTD terkait penerbitan buku.
Itulah pengabdian Pak Haji, bukan sekadar perjuangan yang tanpa landasan pengabdian. Justru pengabdianlah yang membuat Pak Haji dan tim menjadi kuat selama ini. Mereka bekerja ikhlas untuk kepentingan bersama. Keikhlasan hanya bisa dimiliki oleh mereka yang mengabdi, bukan oleh mereka yang bekerja untuk keuntungan tertentu. Dan mengabdi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki kecintaan, passion, dan niat beramal (berbagi ilmu dan kebaikan).
Ikhlas adalah jiwa dari perbuatan, sedangkan perbuatan adalah bentuk Tindakan manusia yang mewujudkan pemikiran dan pengetahuannya. Sebab itu, Ketika Pak Haji telah memilih pengabdian dalam literasi yang ditekuninya, tanpa pamrih sesaat, maka keikhlasan itu sudah membersamainya. Hal itu akan mengentengkan hati dan pikirannya, memanjangkan langkahnya, dan menguatkan rasa pengabdiannya.
Memang, orang mengabdi secara ikhlas itu akan memanen hasil pengabdiannya bukan sekarang. Mungkin tahun depan, mungkin lima tahun kemudian, atau mungkin puluhan tahun depan. Pak Haji sudah berada pada titik di mana pengabdian (dalam) literasinya menjadi ladang subur untuk menanamkan amal jariyah. Bukankah ilmu yang bermanfaat itu pahalanya selalu mengalir bagi pengamalnya, meski dia kelak sudah pulang ke kampus akhiratnya?[]
Driyorejo, 19 Juni 2022
Kalau sama2 ketawa… Sekilas mirip dengan Jenengan, Pak! Hehehe
Matur suwun informasinya.
Kereeen dan Mantap tulisan Pak. Khoiri
Luar biasa tulisan Abah Khoiri tentang Pak Haji Thamrin Dahlan sehingga saya tahu banyak tentang beliau seorang purn. Perwira Polisi juga penulis hebat “Kompasioner” yang terus mengerakkan literasi bangsa, bahkan mendirikan YPTD dengan menerbitkan buku gratis 300 lebih. Semiga menjadi ladang amal shaleh beliau dan bisa menjadi teladan bagi kita
Aamiin YRA
Apresiasi yang luar biasa.
Pak Haji Thamrin dan Pak Khoiri, keduanya sangat menginspirasi. Terima kasih.
Kami saling mengenal sejak 2013-an
pak haji TD adalah sosok ayah literasi yang seharusnya mendapatkan penghargaan sebagai duta literasi indonesia.
semangat literasi
Dari tulisan ini saya tahu bahwa sosok yang saya kenal (lebih tepatnya saya ketahui) adalah penulis hebat. Jauh lebih hebat dari yang saya bayangkan.
Insyaallah, tepat sekali
Adam Wichniak, cialis from india
Jedni grają amatorsko, jedynie dla przyjemności, inni rywalizują w turniejach, gdzie stawką są naprawdę duże pieniądze. Gra w pokera wciąga i sprawia, że czasem trudno wręcz odejść od stołu i powiedzieć: pas! Dla początkujących nauka gry w pokera może wydawać się dość skomplikowana, jednak jest to kwestia wprawy. Po kilku rozdaniach taktyka gry stanie zrozumiała nawet dla laika. W końcu to praktyka czyni mistrzem! W chwili pisania tego tekstu jedynym dostępnym wsparciem jest formularz online, co pozwala programistom wypróbować wirtualną rzeczywistość jako nowe narzędzie do wciągającej gry. Z Skrill nie ma minimalnego limitu na kwotę, zasady gra w pokera ponieważ pozwoli to dokładnie obliczyć procent wypłat. Jako gracz musisz być pełnoletni w swoim stanie, które można włączyć.
http://kcm-korea.com/bbs/board.php?bo_table=free&wr_id=8281
Osoby, które chciałyby zacząć przygodę z kartami, ale Poker to dla nich jednak zbyt duże wyzwanie na początek, mogą spróbować swoich sił w grze pod tytułem Blackjack. Tutaj także nie musisz się martwić zakładami, bo żetony są w pełni online i masz ich nieskończoną liczbę. Prowadź zakłady i staraj się, aby suma Twoich kart jak najbardziej zbliżała się do 21 (jak w tradycyjnym, domowym „Oczku”). Postaw wszystko na jedną kartę – samodzielnie wybierz właściwą. Osoby, które chciałyby zacząć przygodę z kartami, ale Poker to dla nich jednak zbyt duże wyzwanie na początek, mogą spróbować swoich sił w grze pod tytułem Blackjack. Tutaj także nie musisz się martwić zakładami, bo żetony są w pełni online i masz ich nieskończoną liczbę. Prowadź zakłady i staraj się, aby suma Twoich kart jak najbardziej zbliżała się do 21 (jak w tradycyjnym, domowym „Oczku”). Postaw wszystko na jedną kartę – samodzielnie wybierz właściwą.
Several other illegal drugs have also been linked to male breast enlargement, including marijuana, heroin, and amphetamines acheter du levitra en suisse Signs of illness
prednisone cream: https://prednisone1st.store/# pharmacy cost of prednisone
order tricor 160mg without prescription purchase tricor generic buy cheap generic fenofibrate