MERINDU ALUMNI INTERNATIONAL WRITING PROGRAM 1993

Oleh Much. Khoiri

INGIN rasanya saya mengirimkan rekaman video kepada teman-teman alumni International Writing Program (IWP), University of Iowa, Amerika Serikat tahun 1993. Isinya tentang kerinduan yang mendalam pada pribadi masing-masing, juga tentang kenangan yang gemilang saat bersama-sama mengikuti program residensi penulis, sekaligus tentang kerinduan untuk saling berbagi karya kreatif masing-masing.

Sudah 27 tahun kita berpisah. Terakhir, Desember 1993, beberapa di antara kita berpisah di John F Kennedy Airport, New York, pada sebuah petang yang bersalju. Beberapa lagi berpisah ketika kita saling berpamitan di lobi Hotel Loewis New York. Terakhir sekali, tentu, tatkala kita saling berangkulan dan melambaikan tangan perpisahan, kemudian pesawat kita take off dengan destinasi berlainan.

Pengelola dan Peserta IWP 1993: Gambar: Dokumen IWP UI

Hingga tahun 2000, masih ada di antara kita  yang bisa saling diajak berkomunikasi. Namun, setelah itu, sulit sekali bagi kita masih-masing untuk sekadar mengucapkan hello. Kita sudah kembali sibuk ke dunia kreatif yang digeluti—juga dunia sendiri. Saya yakin, kita merindukan satu sama lain, namun medium kontaknya yang sudah berganti, termasuk nomor telepon, alamat, dan email. Waktu telah mengubah banyak hal di antara kita.

Kangen rasanya saya pada Prof Clark Blaise (Canada), direktur IWP yang luar biasa; juga Prof Peter Nazareth (Uganda), penasihat program, yang menduniai Elvis Presley. Saya juga kangen dengan IWP staff di antaranya: Rowena Torrevillas, Carolyn Brown, Mary Nazareth, Allison, dan yang lain. Secara khusus, saya kangen pada pendamping (escort) kita yang hebat, Kerry Shawn Keys (United States). Merekalah yang mengurus kegiatan peserta.

Tentu, saya kangen Hailji (Korea Selatan), teman yang share dapur dengan saya—yang dulu suka memanggil saya dengan “My English teacher.” Saya kangen teman-teman penulis lain seangkatan seperti Daniela Crasnaru (Romania), Carmen C Suarez (Colombia), Ahmad Kamal Abdullah atau Kemala (Malaysia), Assama Amoi (Cote d’Ivoire), Paivi Alasalmi (Finland), Marion Bloem (Netherkands), Etidal Osman (Egypt), Andras Nagy (Hungary), Andrej Blatnik (Slovenia), dan Mario Roberto Morales (Guatemala).

Ada pula Mark Shatunosky (Rusia), Kim Seung-Hee (Korea), Juan Ramon Saravia (Honduras), Rolf Hughes (UK), Okoiti Omtatah (Kenya), Chiedza Musengezi (Zimbabwe), Dong Jiping (China), Kanchana Ugbabe (Nigeria), Abdullah Bachit (Saudi Arabia), dan Mohammad Rofiq (Bangladesh), Sherryl Jordan (New Zealand), Yaroslav Stelmakh (Ukraine), Antoni Libera (Poland), Gustovo Ott (Nevezuela), dan Juan Jose Delaney (Argentina).

Saya kangen akan kebersamaan kita di Mayflower Regency, apartemen kampus University of Iowa di mana kita ditampung. Saya kangen kita sama-sama naik bis kampus kuning itu yang membawa kita pergi-pulang kampus. Kita kangen lingkungan English Department, tempat kegiatan-kegiatan International Writing Program 1993 diselenggarakan, termasuk writing workshop, translation workshop, English Class, seminar dengan para akademisi dan penulis AS, dan sejenisnya. Saya kangen kita sama-sama ngopi di kantin sambil memandang Iowa River yang bening.

Saya kangen kebersamaan dalam acara baca karya di Shambaugh House, baca puisi di toko buku Iowa Bookstore, wawancara dengan harian Daily Iowan, atau mengisi kelas-kelas undergraduate di kampus itu. Juga saya kangen bagaimana kita sama-sama mengeksplorasi novel Salman Rusdhi Satanic Verses (Ayat-Ayat Setan) di perpustakaan universitas atau bookstore terdekat. Atau juga saya kangen ketika kita sebagai peserta melakukan kegiatan home visit ke keluarga Amerika, termasuk sepupu Ernest Hemingway—dan mengunjungi tempat-tempat wisata dan pusaka bersejarah, termasuk Columbus Juncture.

Lebih kangen lagi tatkala kita saling share tulisan, termasuk sama-sama menulis untuk majalah kecil kita “100 Words”—sebuah majalah kreatif yang per tulisan hanya terdiri dari 100 kata. Termasuk di dalamnya adalah karya-karya kita yang ingin di-share satu sama lain ketika masing-masing pulang ke negeri asalnya. Sebab, sejalan dengan waktu, impian itu tidak sepenuhnya terwujud. Beberapa tahun setelah perpisahan, ada yang masih bisa dihubungi—namun ada juga yang sudah hilang jejak. Kita terpenjara dalam ruang dan waktu tak terbatas.

Akhir-akhir ini, saya bahagia meski hanya menemukan Kerry Shawn Keys lewat facebook, kemudian Chiedza Musengezi, Kemala, dan Assamala Amoi. Kerinduan sudah sedikit terobati meski hanya lewat facebook. Saya dan Kerry bersepakat untuk saling memberi kabar terkait teman-teman alumni. Andrew Okoiti Omtatah (Kenya) dan Rolf Hughes (UK) belum merespon permintaan pertemanan dari saya. Tidak apa-apa, saya perlu bersabar untuk menggapai kebahagiaan.

Mungkin pesan dari Chiedza akan menjadi tiket untuk membayar sebagian kerinduan dengan empat sahabat yang sudah dan belum ditemukan. Bunyinya “Khoiri, may I read your books in English?” Bolehkah saya membaca buku-bukumu dalam bahasa Inggris? Saya jadi teringat projek terjemahan buku saya SOS Sapa Ora Sibuk dalam Kesibukan—buku yang sedang dalam proses penerjemahan ke dalam bahasa Inggris. Semoga kangen ini lekas terobati.[]

Gresik, 4 Maret 2021

N.B. Terima kasih untuk blogwalking (saling-kunjung blog)

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

17 thoughts on “MERINDU ALUMNI INTERNATIONAL WRITING PROGRAM 1993”

  1. Wartono says:

    Luar biasa, motivasi buat yang sedang belajar.

    1. Much. Khoiri says:

      Terima kasih banyak, P Wartono. Smg sehat selalu

  2. Flashback kenangan indah yang mengharu biru
    Dan buku yg didiskusikan itu buku keren semua,yg tidak pernah saya dalami plus pro dan kontranya. Selamat bernostalgia Psk Haji.

    1. Much. Khoiri says:

      Inggih, B hajjah. Nuwun sanget

  3. Mudhofar says:

    Masya Allah… Bisa rekam jejak yang komplit. Obat dari kepikunan.
    Super sekali Maha Guru…

    1. Much. Khoiri says:

      Pak Usdhof, saling menguatkan, Pak. Sy jadi bersemangat menulis ketika teman2 srpti p Usdhof jg rajin menulis

  4. Sri Rahayu says:

    Hebat… Ingat semua teman … Pengalaman yang sangat berharga nggih… Salut… Saya tertarik dengan tulisan 100 katanya…

    1. Much. Khoiri says:

      Hehehe… Soal nama, biasanya awet dlm menghapal. Teman saya D3 angkatan 1985, saya hapal 27 dari 35 tatkala diminta menuliskan. Apalagi namamu…. Hehehe….yg kembali aktif dlm komunitas menulis.

  5. Mukminin says:

    Masya Allah keren Mr.Emcho

    1. Much. Khoiri says:

      Matur nuwun sanget, Pak Mukminin. Sehat selalu nggih

    2. Much. Khoiri says:

      Insyaallah, kita melakulan yg terbaik

  6. Pingback: šeit
  7. Pingback: bonanza178
  8. Pingback: 뉴토끼
  9. Jimmykip says:

    prednisone 100 mg: https://prednisone1st.store/# 20 mg prednisone

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *