DEMI PRODUKTIVITAS, LAKUKAN SPEED WRITING!

Oleh Much. Khoiri

Dalam sebuah kopdar penulis, saya pernah menyinggung sepintas tentang speed writing (menulis cepat). Saat itu saya hanya menyebut teknik ini penting untuk meningkatkan produktivitas menulis. Bagaimana penjelasannya? Agar tiada dusta di antara kita, berikut ini ewes-ewesnya.

Teknik menulis speed writing itu adalah teknik menulis dengan mempercepat proses kegiatan menulis, mulai menemukan ide hingga mengemasnya menjadi draf final (siap terbit). Tentu, tiga proses utama menulis–pramenulis, menulis, dan pascamenulis–dilibatkan. Semua berlangsung lebih cepat dua kali atau lebih dibandingkan dengan kecepatan standar per individu.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Konsep dasarnya, untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja, kemahiran orang (bukan sekadar kemampuan, ability, capability) dalam kerja itu harus ditambah kecepatannya. Peningkatan kecepatan terhadap kemahiran berbanding lurus dengan capain kinerja atau produktivitas. Tambah kecepatan, hasilnya akan lebih.

Mengapa speeed writing lebih efektif bagi penulis yang sudah mahir menulis, dari pada bagi yang belum bisa menulis? Mahir menulis itu bukan sekadar bisa menulis, melainkan sudah terampil menulis–maqamnya sudah melampaui syariah menulis (menulis yang taat asas dan kaidah dasar penulisan). Jika belum bisa menulis, tentu seseorang belum termasuk penulis mahir dan, karena itu, kurang efektif menerapkan speeed writing.

Kedudukan speeed writing sejajar dengan speed reading. Jika speed reading lebih ditargetkan bagi pembelajar baca lanjut (advanced reader), demikian pun speeed writing. Bisa membaca untuk pemahaman, lalu latihan membaca cepat. Mampu menulis, syukur mahir, lalu menulis cepat.

Lagi, bagi penulis mahir, speeed writing sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas. Ibarat menyetir sepeda motor atau mobil, jarak perjalanan terasa lebih pendek ditempuh karena penambahan kecepatan di sepanjang jalan. Meski lebih cepat dari kecepatan standarnya, si pengemudi tetap merasakan kenyamanan dan terjamin keamanannya. Untuk penulis mahir yang mengebut tulisannya, lebih kurang begitu adanya.

Bayangkan jika belum mahir, apalagi belum bisa menyetir, menggenjot sepeda atau mobilnya pada kecepatan di atas standar, ya tentu saja terlalu besar risikonya untuk bertabrakan. Dalam menulis juga demikian. Apakah tidak boleh? Tentu saja, sangat boleh, karena setiap orang memiki keunikan masing-masing. Bukankah ada orang yang belum lihai menyetir malah menggenjot mobilnya agar belajar mengemudi dalam kecepatan tinggi?

Jadi, bagi penulis mahir, penambahan kecepatan akan langsung (dengan satu target) meningkatkan produktivitas. Sementara, bagi penulis belum mahir, penambahan kecepatan bertarget dua: pembiasaan kemahiran dan (akhirnya) produktivitas. Di sinilah letak perbedaannya.

Sewaktu belajar menembus koran tahun 1986-an, ketika saya duduk pada semester 2-3, saya telah mencoba mempraktikkan menulis cepat. Boleh dibilang sampe berdarah-darah, saat itu. Namun, saya tidak berhasil baik. Produktivitas ya, rata-rata 20-25 artikel per bulan saya tulis saat itu. Namun, malah lambat terbitnya (dan saya anggap kualitasnya kurang). Namun, saya rasakan bahwa menulis cepat sangat mengondisikan saya untuk menulis dengan nyaman.

Jadi, sejauh itu, semua berpulang kepada setiap individu, apakah mau mempraktikkan speeed writing, sama kondisinya tatkala orang mau atau tidak mempraktikkan speed reading (membaca cepat). Manusia memiliki banyak pilihan dalam hidupnya; dan setiap pilihan mengandung konsekwensinya sendiri.[]

N.B. Terima kasih untuk blogwalking (saling-kunjung blog)

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

10 thoughts on “DEMI PRODUKTIVITAS, LAKUKAN SPEED WRITING!”

  1. Sumintarsih says:

    Trima kasih ilmunya, Pak.
    Coba akan sy praktikkan dan lihat hasilnya.

    1. admin says:

      Silakan praktikkan tatkala sudah cukup mahir menulis. Semoga berhasil

  2. Nuraini Ahwan says:

    Semua punya speeed ternyata pak, saya suka molor. Ada satu target yang macet. Padahal sudah sampai 60 halaman edit awal

    1. admin says:

      Masuk lagi ke dalam mood menulis, dan lanjutkan dg komitmen yang membakar.

  3. Sri Rahayu says:

    Semoga bisa cepat memahirkan menulis agar bisa speed writing…

    1. admin says:

      You can do it, for sure. Gud luck

  4. CalvinduT says:

    Hiya, I am really glad I have found this information. Today bloggers publish only about gossips and internet and this is really frustrating.

    https://kuizonline.com/bonusi-igrokam-iz-azerbaydzana-ot-pinup-casino/ – kuizonline.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *