Oleh: MUCH. KHOIRI
Di luar dugaan, buku “Rahasia Top Menulis” (RTM) kini masih diburu pembaca. Buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada akhir 2014 itu selalu ditanyakan publik ketika saya memposting buku-buku teori menulis saya—entah lewat status WA, facebook, atau instagram. Tak saedikit yang masih berharap untuk dapat membeli dan memilikinya.
Seharusnya itu menjadi angin segar bagi saya karena buku yang sudah bertahun berada di pasaran, termasuk toko buku online, ternyata masih dicari pembaca. Ya, tentu, berkat upaya saya yang selalu mengingatkan imej buku itu ke tengah publik. Strategi kecil saya adalah mengingatkan ‘brand’ atau ikon bersama barang sejenis senyampang memperkenalkan barang baru. Itu menguatkan imej.
Kenyataannya, buku RTM masih terus saya promosikan bersama 4 buku teori menulis saya lainnya: “Pagi Pegawai Petang Pengarang” (2015), “Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku” (2017), “Writing Is Selling” (2020), dan “SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan” (edisi revisi, 2020). Jadi, RTM ikut nebeng keempat buku lain, sekaligus menguatkan eksistensi keempat buku itu.
Kini seharusnya saya bahagia ketika masih cukup banyak publik, terlebih teman dan kenalan dari berbagai status sosial, yang belum sempat membaca RTM itu sekarang ingin memesannya. Namun, apa daya, saya merasa galau, sebab sejujurnya saya sudah kehabisan stok RTM di rumah—tidak seperti empat buku teori menulis lainnya. Yang lainnya ready stock alias tersedia, namun khusus RTM benar-benar habis!
Tahun 2015-2017 saya memiliki stok cukup untuk buku itu, meski ia terpajang di rak-rak sekitar 142 TB Gramedia selama 1,5 tahunan. (Saya kerap mengeceknya secara periodik di dua toko buku Gramedia di Surabaya sepanjang tahun itu.) Saya menyetoknya untuk njagani keperluan mendadak, entah pelatihan, pemesanan, pameran, bedah buku, dan sejenisnya. Jika stok habis, saya memesannya ke gudang Gramedia di Surabaya.
Sejalan bergulirnya waktu, stok RTM pun menyusut dan menipis, mengingat pembelian RTM biasanya bersamaan pembelian sebagian atau seluruh buku teori menulis saya. Lalu, waktu yang khawatirkan itu tiba, yakni tatkala stok RTM benar-benar habis. Dan hal ini terjadi dalam beberapa bulan ini, terutama selama pandemi covid-19 ini. Ketika banyak orang banyak waktu luang dan ingin membaca, stok buku RTM tidak ada.
Sementara itu, saya cukup yakin, di gudang Gramedia cabang Surabaya, buku RTM agaknya tidak tersedia lagi. Pada pemesanan stok terakhir, saya hanya dapat membeli sekitar 100 eksemplar; dan saat itu saya sudah mendapat informasi akan habisnya stok di gudang. Maka, satu-satunya peluang yang paling memungkinkan untuk memenuhi permintaan pasar adalah mencetak ulang kembali.
Poin inilah yang perlu dipertimbangkan. Pada satu sisi, saya ingin memenuhi harapan pembaca agar buku RTM tersedia lagi, sehingga keterbacaannya makin meningkat. Pada sisi lain, saya juga menghitung berbagai konsekwensinya kalau saya memutuskan untuk menghubungi penerbit dalam rangka cetak ulang lagi.
Mudah-mudahan semua ini segera ada solusinya. Saya yakin, bersama kesulitan selalu ada kemudian. Setiap masalah akan ada solusinya. Itu saja!(*)
Semoga Allah ta’ala memudahkan nya untuk terbit lagi dan berkah. Aamiin Yaa Robbal’alamin
AAMIIN YA MUJIBUSSAILIIN
Norberto ThlOvAbtRdNY 6 18 2022 soft tab cialis
generic propecia online 6 Severity 1 serum enzyme elevations without jaundice Latency 1 month Recovery 3 months Other medications None in immediate previous 2 months