REWARD-PUNISHMENT MENDIDIK DIRI MENULIS

Oleh Much. Khoiri

Dalam mendidik diri, kita kerap tak berani tegas menegakkan prinsip reward and punishment secara sportif dan adil—sesuatu yang begitu getol dan arogan kerap kita terapkan untuk orang lain, namun tidak untuk diri sendiri.

Demikian pun dalam mendidik diri untuk menulis. Kita tak berani tegas menegakkan prinsip reward and punishment secara sportif dan adil terhadap diri sendiri. Kita hanya berani menerapkan prinsip itu kepada orang lain, termasuk mahasiswa atau siswa kita. Sementara, terhadap diri sendiri sendiri, kita sangat lumer.

Gambar: Dokumen Pribadi

Ketika (maha)siswa tidak mengerjakan tugas menulis, atau terlambat mengumpulkan tugas mereka, kita mungkin bisa naik pitam alias marah—karena itu, kita bersemangat untuk memberikan hukuman pada mereka. Kita juga kerap tidak menerima alasan mereka yang tidak mengerjakan atau terlambat mengumpulkan tugas itu.

Padahal sejujurnya, pernahkah kita memikirkan hukuman apakah yang seharusnya diterapkan kepada diri sendiri ketika tidak mengerjakan atau terlambat mengumpulkan tugas menulis sendiri? Konyolnya, kita mungkin tak membayangkan, apakah yang dipikirkan mahasiswa yang terhukum tersebut jika mereka tahu bahwa kita tidak pernah menghukum diri sendiri meski jelas-jelas melanggar aturan sendiri?

Sungguh, terhadap diri sendiri, kita sering tak bisa sportif dan adil dalam menerapkan reward and punishment. Yang sering, kita hanya tegakkan reward-nya—misalnya menggelar syukuran setelah menyelesaikan studi atau proyek. Menghukum diri akibat tidak menulis, ah, nanti dulu. Toh tidak ada orang lain yang tahu tentang hal ini. Ini rahasia kita dan Tuhan, bukan?

Bisa ditebak, kita jadi lunak dan lumer kalau harus menghukum diri sendiri akibat tidak menulis. Dan inilah yang harus kita mulai untuk mengubahnya. Jika kita bisa menghukum orang lain akibat tidak menulis, kita harus lebih keras menghukum diri sendiri juga akibat tidak menulis. Jika perlu, kita harus menghukum terlebih dahulu dan lebih keras jika kita absen menulis.

Strategi sederhana untuk ini, misalnya, dengan menerapkan bayar utang. Anggap saja kita memiliki utang tulisan ketika kita tidak mau menulis pada bulan ini, pekan ini, atau hari ini. Maka, wajiblah bagi kita untuk menghukum diri dengan membayar utang itu. Berarti pada bulan, pekan, dan hari berikutnya kita harus menulis dua tulisan sekaligus. Ini menghukum yang sifatnya bmendidik.

Begitulah, dalam hal ini, mendidik diri menulis bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip reward and punishment. Dengan begitu, imbasnya, orang lain akan menilai kita kredibel, layak didekati, dan andal.

Jadi, mendidik diri menulis, hakikatnya, merupakan kunci penting untuk membangun “kredibilitas, kedekatan, dan keandalan” kita dalam dunia menulis; sementara itu, tiga hal tersebut terakhir adalah “modal dasar untuk membangun kepercayaan” (Jemy V. Confido, 2012) di mata orang lain. Saat kita percaya diri, kita akan mampu membuat orang lain percaya pada kita.

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mampu, sportif dan adil mendidik diri sendiri dalam menulis, yang selalu belajar banyak dan kemudian berbagi banyak dengan orang lain. Hanya dengan demikian, hidup kita akan lebih bermakna dan mencerahkan.[]

*N.B. Terima kasih untuk blogwalking (saling kunjung blog).

 

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

14 thoughts on “REWARD-PUNISHMENT MENDIDIK DIRI MENULIS”

  1. Sumintarsih says:

    Amin….
    Insyaallah, Pak.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, Bu Min.

  2. Hernawati says:

    Saya merasa tersindir. Hahaha….
    Matur nuwun pak Khoiri nasihatnya. Semangat pagi.

    1. Much. Khoiri says:

      Makasih banyak, Her. Sehat selalu.

  3. hfjPgTh says:

    best price for generic cialis In the racehorse, a major player is the Enterobacteria phage PhiX174, which is a bacterial virus that protects the horse against E coli

  4. Pingback: buy swft vapes
  5. Vgnizo says:

    buy generic fenofibrate over the counter order fenofibrate where can i buy fenofibrate

  6. Neyhid says:

    purchase tricor tricor 200mg pills order tricor 200mg sale

  7. Adjibn says:

    order ketotifen pills order ketotifen online tofranil 75mg canada

  8. Yqmvbl says:

    ketotifen pills buy tofranil 75mg sale buy imipramine cheap

  9. Ltpptr says:

    buy cialis 10mg without prescription buy sildenafil for sale purchase sildenafil generic

  10. Rjzgox says:

    cialis price costco buy tadalafil 40mg sale sildenafil buy online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *