“NGRASANI” OKB DESA MILIARDER

Oleh: Much. Khoiri

Inilah desa yang kini disebut ‘desa miliarder’ karena uang bermiliar berada dan beredar di sana. Desa itu Sumurgeneng dan dua desa terdekat di kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, dan uang besar itu ganti untung (bukan ganti rugi) pembebasan lahan oleh PT Pertamina untuk Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Kabarnya, ratusan miliar rupiah dibayarkan ke warga yang lahannya dibebaskan. Bukan mendadak dangdut, tapi mendadak kaya!

Sumber gambar: kekandang.blogspot.com

Nah, ibaratnya, ada gula ada semut. Warga yang mayoritas petani dan peternak itu kini menjadi mangsa-mangsa empuk bagi “semut” perbankan, properti, gadget, sampai otomotif. Setiap hari pegawai-pegawai berdasi itu berseliweran di desa itu, tentu untuk menawarkan produk-produk mereka. Sebuah pemandangan absurd, sebenarnya. Orang-orang keren masuk desa! Orang-orang desa jadi OKB (orang kaya baru): ada yang “mengayuh” sepeda statis (sesekali ber-WA ria dengan HP baru) di dekat kandang sapi, sedangkan Toyota Rush, Expander, Honda-HRV atau Fortuner ada di garasi barunya. Tercatat, 180 mobil baru menghuni desa itu, kerap saling berpapasan di jalan satu sama lain. Mereka seakan sedang dimanja, begitu ceria dengan mainan baru mereka.

Pertanyaannya, setelah lahan mereka berpindah fungsi untuk proyek kilang minyak, bagaimana mereka menjalani hidup selanjutnya? Apakah mereka tetap sebagai petani dan peternak—tentu dengan membeli lahan di tempat lain; ataukah menjadi investor dalam bidang usaha produktif, ataukah mendepositokan sisa uangnya? Lalu, apakah yang terjadi pada mereka dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang? Biarlah waktu yang bakal menjawabnya. Kini biarlah warga OKB itu menikmati mimpi indah—dan belum ingin terbangun dari mimpi itu.[]

Kabede, 22/02/2021

N.B. Terima kasih atas tanggapan dan link tulisan/website-blog Anda untuk dikunjungi.

 

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, penggerak literasi, blogger, editor, penulis 70 buku dari Unesa. #Kitab Kehidupan (Genta Hidayah, 2021). #Menjerat Teror(isme) (Uwais Inspirasi Indonesia, 2022)

16 thoughts on ““NGRASANI” OKB DESA MILIARDER”

  1. Repan Efendi says:

    Kaya mendadak

    1. Much. Khoiri says:

      Betul, Pak Refan, mereka kaya mendadak atau mendadak kaya. Sangat kaya, bahkan.

  2. Nuraini says:

    Semoga tidak terus-terusan terbuai manja pak ya,……

    1. admin says:

      Aamiin YRA. Terima kasih, Bu Nuraini.

  3. Rumondang Sianturi says:

    Semoga warga nya bisa memanage keuangannya dengan baik

    1. admin says:

      Betul, sepakat, semoga mereka bisa mengelola harta mereka. Jika tidak, bakal merepotkan.

  4. Cahyati says:

    Semoga ada pembinaan kewirausahaan dari dinas terkait untuk mengarahkan penggunaan dananya sehingga mereka bisa start up bussiness sesuai dengan keahlian masing masing.
    “Ayo Segera bangun dari mimpi indahmu milliarder baru”

    1. admin says:

      Sarannya bagus: “Ayo Segera bangun dari mimpi indahmu milliarder baru”. Matur nuwun

  5. Mudhofar says:

    Yah… Demam seperti itu pernah terjadi di Gresik saat ada proyek pelabuhan internasional. Salah satu dealer mobil pun kebanjiran order. Setelah itu… Yah apapun bisa terjadi

    1. admin says:

      Begitulah manusia ya, Pak Usdhof.

  6. Huanul Hafifah says:

    Semoga para OKB kian mendalam rasa kesyukurannya…

    1. admin says:

      Betul, rasa syukur, bukan hura2nya. Nuwun

  7. Sri Rahayu says:

    Hem… Tak hanya di Tuban Pak… Di kampung saya Kediri juga begitu… Saya hampir juga seperti itu…
    Tapi banyak madlaratnya… Tanah sawah yg biasa hijau… Kini tergantikan bangunan pabrik rokok GG… Lantas orang kampung yg sempat bisa kerja di sawah…sekarang gigit jari… Rumah bagus, mobil terjual untuk makan sehari-hari… Karena uang yang ratusan juta bahkan milyaran habis terbagi… Mu jadi apa sekarang… Semua tanah sudah dikuasai GG…
    Memang Enakkah… Banyak uang tapi tak bisa memenej…habis juga… Apalagi jika lifestyle-nya mendadak berubah juga… Bak selebritis… Hem… Tunggu saja… Hancur…

    1. admin says:

      Ternyata sudah pernah terjadi di Kediri juga ya. Dan kekhawatiran orang terbukti, bahwa setelag sekian tahun, mereka tdk serta-merta enak bbhidupnya.

      nuwun, Non. Tanggapan yang bagus

  8. Terimakasih atas tulisannya pak 🙏. Semoga mereka bersikap dapat mengelola uang ganti untung (kalau di daerah Saya biasa disebut hang trabasan) tersebut. Dan tidak terlena Dengan banyaknya yang yang mereka dapat .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *