MENGENAL (LAGI) SASTRA

Oleh Much. Khoiri

JUDUL tulisan ini sengaja saya pilih untuk mengajak mahasiswa saya kelas Introduction to Literature (3 sks) yang saya ampu untuk mengenal kembali apa itu sastra. Mengapa? Saya yakin mereka telah mengenal sastra sewaktu masih bersekolah di tingkat SMP atau SMA—dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, amat mungkin, dalam rentang waktu itu hingga memasuki perguruan tinggi, mereka tidak mendapatkan exposure karya sastra—akibatnya mereka seakan melupakannya.

Sekarang saya mengajak mereka untuk mengenalnya kembali—setidaknya menyegarkan lagi ingatan dan pemahaman mereka tentang sastra dan seluk-beluknya. Ini penting sebab matakuliah ini merupakan pengantar untuk sastra, matakuliah pembuka pintu bagi pembelajaran sastra secara lanjut di program studi Sastra Inggris, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Maka, konsep sastra perlu dipahami dengan bahasa yang sama.

Baiklah, guna memahami sastra, mari kita gunakan akal sehat (common sense) saja: Perlu dijawab siapakah yang mengkreasikan sastra? Apakah tentang hidup dan pengalaman manusia? Apakah sastra mengandung estetika, sekaligus memberikan tawaran pelajaran hidup? Dari wujudnya, apakah sastra itu karya tertulis saja ataukah juga karya tak tertulis alias lisan?

Sumber gambar: Oediku.wordpress.com

Tentu saja, sastra itu dikreasikan oleh manusia yang ahli di bidang sastra, yang materi dasarnya diambil dari hidup dan pengalaman manusia. Karena hidup dan pengalaman manusia hampir tak berbatas, maka materi untuk sastra sangat melimpah—bergantung pada kepekaan si pencipta (karya) sastra itu dalam berkreativitas. Wujudnya, ada karya sastra tertulis, ada pula karya sastra lisan (oral literature)—yang memiliki estetika tertentu, sebab bahasa sastra bukan hanya denotative melainkan juga konotatif.

Novel Olenka (Budi Darma), Sajak Ladang Jagung (Taufiq Ismail), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (Emha Ainun Nadjid) adalah contoh kecil karya sastra tertulis—sebagaimana kitab epos Mahabharata dan Ramayana (C. Rajagopalachari). Sementara itu, cerita-cerita rakyat (folktales) atau tembang-tembang Jawa seperti Macapat adalah contoh karya sastra lisan—meski akhirnya toh diabadikan dalam bentuk tulisan.

Singkat kata, sastra merupakan ‘abstraksi hidup dan pengalaman manusia yang dikreasikan dalam bentuk-bentuk estetik—baik tertulis maupun lisan—sehingga pembaca memperoleh kesenangan dan sekaligus pemahaman tentang makna hidup.’ Sebagai sebuah abstraksi, sastra memilik jarak dengan fakta yang sebenarnya, dan imajinasilah yang sangat dibutuhkan untuk membuat sastra benar-benar menjadi sastra.

Jadi sastra itu bukan semata fakta mentah tentang hidup dan pengalaman manusia, sebab jika demikian, ia sejatinya adalah berita atau sejarah. Sastra itu dikreasikan berdasarkan fakta hidup dan pengalaman manusia, ditambah imajinasi si pencipta sastra. Jadi, sastra bukan seratus persen fakta dan bukan seratus persen imajinasi, melainkan gabungan dari keduanya dengan prosentase tertentu.

Sekarang, memang adakah sastra yang tidak benar-benar sastra? Ini masalah kualitas karya sastra dipandang dari kacamata ahli sastra—sama dengan kualitas lukisan dilihat dari kacamata ahli lukisan. Itu patokannya. Tentu, di mata mereka, ada karya sastra yang benar-benar sastra (interpretive literature), namun ada juga sastra yang bukan benar-benar sastra (escape literature).

Escape literature atau sastra pelarian (ada juga yang menyebutnya sastra main-main) adalah karya sastra yang diciptakan untuk membawa pembaca lari dari hidup yang nyata dan memberikan kesenangan atau hiduran semata, biasanya dengan cerita atau tema yang mudah diikuti dan yang menyenangkan dibaca. Bisa saja diksi-diksinya indah berbunga-bunga, namun tidak ada isinya. Sastra pelarian hanya memuaskan pembaca dalam tempo sesaat.

Kita telah berkenalan dengan karya sastra pelarian jika kita membaca novel Twilight (Stephanie Myer), 50 Shades of Grey (E.I. James), The Colour of Outer Space (H.P. Lovecraft), Exit Here (Jason Meyers), dan The Notebook (Nicholas Sparks). Dalam konteks Indonesia, novel serial Lupus (Hilman Hariwijaya) dianggap sebagai karya sastra pelarian, karya yang digilai remaja Indonesia di masanya.

Sementara itu, interpretive literature (ada juga yang menyebutnya sastra serius) adalah sastra yang dicipktakan pengarang untuk membawa pembaca masuk lebih dalam ke dalam dunia nyata dan memprovokasi pikiran, bahkan memperluas kesadaran kita tentang hidup. Sastra jenis ini menawarkan pemahaman tentang hidup sehingga manusia menjadi lebih bijak. Diksi-diksi yang digunakan membawa makna-mana yang dalam, sehingga membuat pembaca merenung dan memetik hikmahnya. Kepuasan terletak pada keindahan makna, bukan keindangan diksi semata.

Contoh interpretive literature adalah A Thousand Splendid Suns (Khalid Hosseini), Fahrenheit 451 (Jay Bradbury), Heart of Darkness (Joseph Conrad), The Color Purple (Alice Walker), The Stranger (Albert Camus), dan sebagainya. Kita juga bisa mengenal karya interpretif atau karya serius seperti Merahnya Merah (Iwan Simatupang), Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer), Orang-Orang Bloomington (Budi Darma), Balada Orang-Orang Tercinta (WS Rendra), Opera Kecoa (Riantiarno), dan masih banyak lagi.

Sekali lagi, pemerian semacam itu berdasarkan kacamata ahli sastra, yakni mereka yang merupakan pembaca berpengalaman (experienced reader) dan sekaligus menguasai ilmu sastra dan kritik sastra. Mereka menilai kualitas karya sastra juga berdasarkan kaidah-kaidah sastra yang pakem—meski kemampuan intuitif mereka pastilah dilibatkan. Jadi, bagi pembaca yang kurang berpengalaman seyogianya menerima adanya dikotomi yang mungkin kaku dalam menilai kualitas karya sastra. Jika ingin peka dalam menilai, ya silakan banyak membaca karya sastra.

Pertanyaannya, apakah dikotomi sastra pelarian dan sastra interpretif (serius) itu berlaku untuk semua genre-genre sastra (literary genres)? Genre-genre sastra hanyalah urusan bentuk yang mewadahi gagasan—dan kualitas gagasanlah yang lebih banyak menentukan pelarian atau interpretifnya karya sastra. Jadi, dikotomi itu berlaku untuk genre-genre utama dalam sastra: prosa/fiksi, puisi, dan drama. Kita akan membahas genre-genre ini secara terpisah.[]

(BERSAMBUNG)

Kabede Gresik, 2/2/2021

N.B. Jangan lupa meninggalkan jejak komentar. Terima kasih.

Author: admin

MUCH. KHOIRI adalah dosen Kajian Budaya/Sastra dan Creative Writing, sponsor literasi, blogger, certified editor & writer 74 buku dari Unesa. Di antaranya "Kitab Kehidupan" (2021) dan "Menjerat Teror(isme): Eks Napiter Bicara, Keluarga Bersaksi" (2022).

248 thoughts on “MENGENAL (LAGI) SASTRA”

  1. Albab Hamdani says:

    Sastra adalah salah satu bentuk seni bahasa dalam kehidupan ☺️👍

    1. Much. Khoiri says:

      Mantap, Albab. Seni karena ada estetika terlibat di dalamnya.

  2. Hanif Azhar Istighfarna says:

    Apakah sastrawan selalu memiliki target audience atau penikmat sebelum menciptakan karyanya?
    Lalu, apakah dapat dikatakan bahwa escape literature selalu lebih laku di pasaran dikarenakan lebih luasnya jangkauan audience (dapat dinikmati segala kalangan) dibandingkan interpretive literature?

    1. Much. Khoiri says:

      Hanif, pertanyaanmu sangat bagus.

      1). Penulis atau sastrawan yang baik menulis seakan berkomunikasi dg audience. Dia tahu benar siapa audience yang akan membaca karyanya. Segmentasi audience itu lazim diterapkan penulis sebelum menulis karyanya, sebab itu akan mempengarungi bagaimana menulisnya.

      2). Penikmat sastra escape memang cenderung lebih banyak daripada sastra interpretif, sebab masyarakat lebih banyak yang mencari hiburan dsripada pemahaman yg menyulitkan. Terlebih di tengah bangsa yg depresi, sastra escape dicari. Meski demikian, sastra interpretif, meski tdk punya pembaca banyak pada suatu waktu, ia melampaui jamannya. Usianya awet, melintas batas ruang dan waktu. Lihatlah “Mahabharata”, karya2 Shakespeare, dsb, adalah karya2 yg melampaui jaman.

      1. Terima kasih atas jawabannya, Pak. Sangat membantu 🙏🏼

      2. Citra Dewi Puspita Sari 2021B says:

        Keren sekali tulisan Bapak, Uraian penjelasan dan pembahasan serta informasi yang bapak tulis sudah sangat jelas dan mudah dipahami, Terima kasih pak atas ilmu yabg diberikan melalui tulisan Bapak, Dari tulisan bapak saya juga mulai mengetahui dan paham banyak informasi yang belum saya ketahui terkait sastra..
        Semoga kedepannya tulisan bapak selalu bagus informatif memotivasi dan bermanfaat bagi semua orang sukses selalu pak..

  3. Kamilah Syadza Tasyakurina Suwasono says:

    Terimakasih, seperti biasa tulisan bapak sangat bagus dan menambah ilmu yang bermanfaat. Namun, ada beberapa hal di pikiran saya sehingga saya memiliki pertanyaan:
    1. Terdapat macam-macam wujud sastra yaitu karya sastra tertulis dan karya sastra lisan. Bagaimana jika seorang ahli sastra membuat suatu karya sastra tertulis berupa puisi atau cerpen kemudian dibacakan berulang kali oleh orang lain di depan khalayak umum, apakah karya sastra tertulis tersebut juga dapat dikatakan sebagai karya sastra lisan?
    2. Apakah ada penulis yang mencampurkan atau menggabungkan karya sastranya yaitu interpretive literature dan escape literature? Jadi menggabungkan antara kisah nyata dan tidak nyata. Jika ada, termasuk kategori sastra apakah itu?

    1. admin says:

      Tasya, terima kasih atas pertanyaanmu yang bagus:

      1). Karya sastra tertulis yang dibacakan di depan umum itu tetaplah sebagai karya sastra tulis. Pembacaan itu hanya seni pertunjukan karya sastra. Ada pembacaan puisi, ada musikalisasi puisi, dan sebagainya. Namun, hakikatnya tetap ia karya sastra tertulis.

      2). Tasya jangan salah paham. Jangan dikira sastra interpretif hanya berupa imajinasi, dan karya escape hanya berupa fakta. Bukan seperti itu. Kedua-duanya mengandung fakta dan imajinasi, namun prosentase kandungan fakta dan imajinasi serta kedalaman dalam penggarapan juga menentukan kualitas karta sastra. “Kedalaman” inilah yang tidak dominan di dalam sastra escape. Lebih lanjut, terkait pertanyaanmu, lazimnya pengarang atau penulis sastra telah memilih jalurnya maing-masing. Ada yang suka menulis sastra escape, ada pula yang memilih menulis sastra interpretif.

  4. SALSA AMALIKA 20A says:

    Dari yang sudah saya baca, saya menarik kesimpulan dan pertanyaan pak.
    1. Jadi,apakah interpretive literature bisa dikatakan lebih berkualitas dpd escape literature?
    2. Apa penentuan kualitas/value antara interpretive dan escape literature sama?mengingat mereka sama2 tujuannnya to entertain namun dg pola yg berbeda

    1. admin says:

      Salsa, terima kasih pertanyanmu:

      1). Interpretive literature memang lebih berkualitas daripara escape literature.

      2). Standar ukurannya sama. Namun jangan salah tafsir. Escape literature lebih mementingkan (menitikberatkan) hiburan daripada understanding. Sedangkan interpretive literature lebih menitikberatkan understanding dan kualitas daripada escape literature.

  5. Intan Marta Puspitasari says:

    Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah membuat tulisan ini karena sangat membantu saya dalam memahami “sastra”. Jadi, sastra adalah ungkapan yang berisi ekspresi manusia (yang ahli di bidangnya) yang diwujudkan dalam bentuk tulisan maupun lisan berdasarkan pengalaman hidup dan perasaan imajinatif penciptanya dimana dikemas dalam tampilan yang estetik untuk menarik peminatnya. Sastra diciptakan tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, akan tetapi juga memberikan pelajaran hidup (understanding of life) bagi penikmatnya.

    Sekian,

    1. admin says:

      Intan, terima kasih ya, sebuah tanggapan. Pernyataanmu itu mengandung definisi sastra.

  6. Terimakasih, Pak Khoiri sungguh sangat jelas, penjelasan dari bapak sehingga bisa mendapat informasi baru tentang Sastra. Sebelumnya saya ingin bertanya pak, jika seseorang yang tidak sengaja menciptakan karya tulis dan hanya menciptakan satu karya tapi banyak sekali yang membaca dan menyukai karya tulis tersebut, apakah penulis karya tulis tersebut bisa dinamakan seorang sastrawan pak?
    Terimakasih

    1. admin says:

      Stevanie, sebutan sastrawan itu tidaklah diberikan oleh diri sendiri, melainkan masyarakat yang bergerak di bidang sastra. Biasanya sebuta sastrawan diperoleh dalam waktu yang cukup lama, karena seseorang itu harus menerbitkan karya yang tidak sekali-dua kali ditulis. Sastrawan telah menulis banyak karya yang sukses untuk melegitimasi kedudukannya sebagai penulis sastra.

      1. Amelia Vega says:

        Setelah saya membaca tulisan bapak, semakin meningkat wawasan dan pemahaman saya mengenai sastra. Ternyata sastra luas dan merinci, terdapat berbagai jenis sastra dan pendeskripsian yang mudah untuk dipahami. Terimakasih untuk ilmunya pak, tulisan bapak sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan memahami tulisan bapak semakin meningkat pemahaman saya mengenai sastra yang hanya saya tahu dari dasar yang belum seberapa dari rincian sastra yang bapak tulisan. Sehat selalu pak

  7. Nur Karimah 20A says:

    Tulisan Bapak selalu memukau dan menambah wawasan bagi para bembacanya, saya pribadi juga ingin bertanya. Berdasarkan jenis-jenis sastra yang sudah bapak jelaskan di atas yaitu interpretive literature dan escape literature, apakah ada perbedaan tingginya nilai sastra yang dimiliki oleh keduanya? Terima kasih banyak, Pak 🙏

    1. admin says:

      Bagi pembaca yang berpengalaman, atau khususnya pembaca sastra, dapat mengenali dan membedakan mana karya sastra escape dan mana karyta sastra interpretatif.

    2. Nisfi Ilmaya says:

      Terimakasih Bapak karena telah merangkai tulisan yang sangat bermakna ini. Karya Bapak sangat informatif sehingga Saya dapat memahami lebih jauh tentang definisi sastra. Semoga Bapak selalu dilimpahi kesehatan sehingga dapat selalu menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi semua orang.

  8. Izza Hanum Salsabila says:

    “sastra itu bukan semata fakta mentah tentang hidup dan pengalaman manusia, sebab jika demikian, ia sejatinya adalah berita atau sejarah. ”

    Terimakasih banyak pak atas tulisan yang sangat bermanfaat ini, yang tentunya dapat menambah pemahaman saya tentang sastra 🙏🏻

    1. admin says:

      Izza Hanum, terima kasih telah berkunjung.

  9. Nanda Ika Widyaning Saputri says:

    Terimakasih pak, tulisan bapak sangat menambah pengetahuan saya tentang sastra. Bahkan saya baru mengetahui bahwa sastra itu terbagi menjadi escape literature dan interpretive literature, seperti contoh saya pernah membaca karya sastra milik Dee Lestari yang berjudul Akar dan karya Syahid Muhamad yang berjudul Kala. Dalam segi penggunaan Diksi dapat terlihat bahwa keduanya sungguh berbeda, Dee Lestari menggunakan Diksi yang dalam sedangkan Syahid Muhamad menggunakan Diksi yang indah namun tidak sedalam tulisan Dee Lestari. Sehingga terbesit dalam pikiran saya, manakah yang disebut karya sastra? ataukah keduanya? ataukah hanya milik karya Dee Lestari. Namun saat ini pertanyaan saya sudah terjawab melalui tulisan bapak. Sekali lagi, terimakasih pak.

    1. admin says:

      Nanda, terima kasih banyak ya

  10. Nimas Ageng Zahra Nirwani 20-A says:

    Terimakasih banyak pak, tulisan bapak selalu bagus dan sangat bermanfaat untuk pembacanya.
    Setelah membaca saya dapat menarik kesimpulan bahwa sastra adalah abstraksi hidup dan pengalaman manusia yang dikreasikan dalam bentuk-bentuk estetik—baik tertulis maupun lisan—sehingga pembaca memperoleh kesenangan dan sekaligus berbagai pemahaman. Sastra juga bukan seratus persen fakta dan bukan seratus persen imajinasi, melainkan gabungan dari keduanya dengan prosentase tertentu.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, telah mengambil kutipan definisi sastra yang kita bangun bersamas.

  11. Annisa Ayu Dianitami 2020 B says:

    Terimakasih atas penjelasan bapak tentang sastra yang sangat bermanfaat bagi saya secara pribadi. Setelah saya membaca tulisan bapak secara keseluruhan, saya dapat menarik kesimpulan bahwa sastra tidak hanya semata-mata dari pengalaman hidup manusia tetapi juga diisi dengan imajinasi penulis.
    Disini saya menjadi tahu bahwa sastra dibedakan menjadi dua yaitu interpretive literature dan escape literature yang keduanya memiliki keunggulan dan tujuan masing-masing.

    1. admin says:

      Oke, Annisa, terima kasih tanggapannya, terus belajar ya, semoga sukese

  12. Fadiya Rizkyna 20A says:

    Terima kasih, pak atas tulisannya. Dari tulisan ini, saya jadi membuka buku saya, Rindu (Tere Liye). Saya kira buku itu sepenuhnya imajinatif, ternyata saya coba google ada nama-nama yang memang nyata mengingat novel ini berlatar sejarah saat Indonesia masih dijajah Belanda. Melalui tulisan ini, saya jadi sadar bahwa sebuah sastra merupakan perpaduan antara fakta dan imajinasi.

    Saya menantikan tulisan bapak selanjutnya🙏🏼

    1. admin says:

      Betul, Fadiya. Sastra itu ditulis dengan menggabungkan fakta dan imajinasi, dengan prosentase tertentu.

      1. Hibatur Rahman 20B says:

        Terimakasih pak atas tulisannya, setelah saya membaca tentang ‘mengenal (lagi) sastra’ saya dapat menyimpulkan bahwa peluang seseorang untuk menciptakan karya sastra itu sangat besar karena hidup dan pengalaman manusia hampir tak berbatas, maka materi untuk sastra sangat melimpah—bergantung pada kepekaan si pencipta (karya) sastra itu dalam berkreativitas.

  13. Dian setya pornomo sari says:

    Terimakasih atas tulisannya pak. Cukup menjelaskan dan dapat disimpulkan secara mudah. Sekarang Saya memahami apa itu sastra 🙏

    1. admin says:

      Terima kasih, Hibatur Rahman dan Dian atas apresiasinya. Terus belajar ya

  14. Della Elysia Aprilia Ilfana 20A says:

    Terimakasih, bapak atas tulisannya yang sangat bagus. Sekarang saya jadi paham apa itu sastra dan saya juga kembali mengingat novel-novel yang pernah saya baca sebelumnya dan saya menyadari bahwa novel-novel tersebut tidak sepenuhnya hanya hasil imajinasi sang penulis tetapi juga ada kisah-kisah dalam novel-novel tersebut yang merupakan fakta atau sesuatu hal yang benar-benar terjadi. Disini saya jadi paham bahwa sastra bukan hanya buah imajinasi dari sang penulis tetapi juga terdapat fakta didalamnya.

    1. admin says:

      Della, terima kasih atas kunjungan dan tanggapannya. Selamat belajar, salam sukses

    2. Bimo Prayogo 2022 F says:

      Terimakasih untuk penjelasan bacaan mengenai sastra ini pak menurut saya untuk kalangan muda juga mudah diserap untuk di mengerti maksud dari apa itu sastra dan juga bagaimana sastra dapat berpengaruh terhadap karya karya yang ada hingga saat ini

  15. Dewi Judithia Putri 20B says:

    Terima kasih atas tulisannya, Pak. Sekarang saya jadi mengerti bahwa sastra ada dua jenis yaitu escape literature dan interpretative literature. Saya juga mengerti bahwa yang saya baca biasanya adalah escape literature. Mungkin saya akan mencoba membaca interpretative literature secepatnya. Sekali lagi terima kasih, Pak. Saya menanti tulisan bapak tentang sastra lagi

    1. admin says:

      Oke, Dewi, di kelas ini kita akan berkenalan dengan interpretive literature. Selamat belajar dan salam sehat serta sukses

  16. Sarah Aiko Adhritama 20B says:

    terima kasih pak, atas tulisannya. dari tulisan ini, saya mengenal lebih dalam tentang sastra. saya ingin bertanya pak, bagaimana cara mudah membedakan interpretive literature dan escape literature?
    terima kasih pak🙏🏻

    1. admin says:

      Sarah, untuk pembaca yang belum berpengalaman, menentukan mana yang interpretif dan mana yang escapa tidaklah bisa mudah. Yang praktis adalah (1) mengikuti para ahli yang telah mengelompokkan karya itu ke mana, yakni lewat literary review (tinjauan sastra) terhadap karya tertentu. Kalau di Google, tinggal ketik kata kuncinya, misalnya “literary review, The Stranger, Albert Camus” (itu novel karya Albert Camus. Di sana bisa diketahui tinjauan2 yang ada, bagaimana Albert Camus diposisikan; (2) mengecek nama atau karya dalam daftar pemenang penghargaan sastra tingkat internasional–semisal Pulitzer Prize dan Nobel Prize. Mereka yang terdaftar sebagai pemenang di dua penghargaan ini bisa diyakini sebagai penulis interpretive literature.

  17. Nadhilah Ghassani Putri 20B says:

    Terimakasih atas penjelasannya pak, sangat membantu me-refresh pemahaman saya terkait apa itu ‘sastra’. Saya pribadi sedari kecil sudah gemar membaca novel terjemahan seperti Sherlock Holmes, The Lord of The Rings, Percy Jackson, The Hunger Games, dsb. Disamping novel terjemahan, saya juga menikmati membaca web novel yang beredar secara gratis di internet. Berbeda dengan novel terjemahan yang sudah melewati bermacam proses perbaikan hingga penerbitannya, web novel umumnya dibuat dan diunggah secara bebas oleh penulis yang tidak melulu ahli di bidang sastra. Setelah selesai membaca tulisan bapak ini, terbesit sebuah pertanyaan dipikiran saya. Dalam tulisan diatas, bapak menyebutkan bahwa “sastra itu dikreasikan oleh manusia yang ahli di bidang sastra,–“, lalu apakah web novel yang seperti diatas tidak termasuk dalam karya sastra? Jika benar, apakah ada istilah lain untuk menyebut karya ini?

    1. admin says:

      Nadhilah, saya tidak tahu siapa yang menulisweb novel tersebut. Namun, jika novel itu cerita bersambung, itu artinya belum karya final. Di sini kedua-duanya perlu diuji, apakah si penulis adalah “ahlinya” atau dia yang belum ahli tapi masih belajar menulis? Demikian pun novel atau cerita bersambungnya, apakah sudah melewati review yang baik.

      Sementara itu, tatkala saya menulis “sastra itu dikreasikan oleh manusia yang ahli di bidang sastra”, itu tentulah berlaku pada kondisi ideal dan standar. Nah, jika jika web novel itu ditulis oleh ahli sastra”, masih perlu dilihat dulu mengapa dipublish di web–secara belum utuh dan final? Karena itu, cek saja nama penulis web novel itu, apakah namanya termasuk penulis yang cukup dikenal. Tanyakan Mbah Google. Caranya, mirip dengan jawaban saya terhadap pertanyaan Sarah Aiko di atas. Tmksh

  18. Chintya Ayu 20B says:

    Terimakasih banyak pak tulisannya . dengan membacanya saya jadi lebih mudah lagi memahami apa itu “sastra” ☺️🙏

    1. Salsa Amalia - 20B says:

      Terimakasih pak, atas penjelasannya dalam artikel yang sangat luar biasa ini. Saya mau bertanya pak. Apakah ada ciri-ciri khusus yang harus dimiliki sebuah karya sastra sehingga dapat dikategorikan apakah karya sastra tersebut termasuk ke dalam escape literature ataukah interpretive literature??. Dan, Apakah dalam sastra tersebut terdapat aturan, misal: harus memuat 30% untuk prosentase fakta dan 70 % untuk imajinasi?? Jika ada contohnya seperti apa pak?

      1. admin says:

        Salsa, ciri-ciri sastra pelarian dan interpretif secara umum sudah ada di dalam tulisan saya, namun Salsa bisa juga membrowsing untuk mengeksplor ciri2nya lebih lanjut. Adapun contoh-2nya akan kita pelajari bersama selama perkuliahan. Okay? Maaksih ya

    2. admin says:

      Cintya, terima kasih ya

  19. Nadzila Anggaeni 20B says:

    Wah, terima kasih banyak Pak atas pengetahuannya, sangat bermanfaat sekali.

    Selama ini saya mengira bahwa karya sastra yang memberikan banyak kesenangan ketika saya menikmatinya merupakan karya sastra terbaik. Namun mulai dari sini saya paham bahwa ternyata sastra sendiri dibedakan menjadi dua (Interpretive & Escape), dan untuk menilai sebuah karya sastra ternyata tidaklah semudah itu.

    Hal tersebut membuat saya menjadi semakin tertarik untuk mendalami sastra lebih dalam, terlebih lagi untuk dapat meresapi secara penuh makna-makna dalam karya Interpretive Literature yang tentunya mengandung lebih banyak keindahan dibandingkan dengan kesenangan yang mudah didapatkan dari karya Escape Literature.

    1. admin says:

      Nadzila, terima kasih atas apresiasimu.. Saya juga berterima kasih karena Nadzila ternyata bersemangat untuk mempelajarinya dengan lebih baik. Kita masih punya waktu banyak, jangan khawatir. Kita memasuki “jungle” untuk menangkap hewan buruan yang kita inginkan. Selaman belajar, salam sukses ya

  20. Mohammad Yoga Andrianto (2020B) says:

    Terima kasih banyak atas tulisan yang sangat bermanfaat pak!

    Saya ingin bertanya,
    1. Apa saja yang perlu ditargetkan oleh seorang sastrawan sebelum membuat dan mempublish karya seninya?
    2. Apakah karya sastra lisan yang menyebar dari mulut ke mulut, dapat dilindungi oleh hal cipta?

    Terima kasih 😀

    1. admin says:

      Terima kasih, Yoga, pertanyaan yang bagus.
      1). Pertanyaan ini kurang jelas bagi saya, sebab target sastrawan pastilah bermacam2. Apakah target pembaca, apakah target royalti, ataukah target apa? Namun, saya yakin, bahwa setiap sastrawan ingin bahwa karyanya dibaca luas oleh masyarakat. Tentu, agar pesan yang disampaikan bisa mencapai sasaran pembaca. Bukankah sastrawan itu sedang mengkomunikasikan gagasannya kepada publik?

      2) Ini pertanyaan bagus. Saya sastra lisan sulit dilindungi, karena tidak ada bukti siapa yang telah menciptakannya. Tembang “Ilir-Ilir” yang terkenal itu, ada yang menganggap sebagai karya Sunan Kalijaga, ada juga yang mengklaim sebagai karya Sunan Giri. Sepertinya, dulu santri-santri beliau2 tahu tembang itu dilantunkan oleh beliau2 saat memberikan pengajian. Tapi tidak ada bukti yang meyakinkan siapa yang telah menciptakan. Karena itu, entah kapan dimulai, karya2 sastra lisan akhirnya didiktekan menjadi sastra tulis oleh generasi berikutnya. Cerita-cerita rakyat (folktale, folkore) Amerika, Afrika, dan sebagainya akhirnya ditemukan dalam wujud karya tertulis–ya untuk mengabadikan karya2 leluhur mereka.

  21. Sir, I just want to ask 1 question.
    Apakah sastrawan dengan budayawan bisa dikatakan sama?
    Sastrawan menciptakan sebuah karya sastra entah itu lisan maupun tulisan. Bagaimana dengan budayawan?

    1. Much. Khoiri says:

      Sastrawan itu jelas mengacu ke orang yang menciptakan karya sastra. Sementara itu, budayawan memgacu ke orang yg menggeluti budaya, sdgkan budaya itu luas–mulai wujud ideal (gagasan), tindakan, hingga artefak. Jadi, budayawan biasanya lbh luas gerakannya dlm kehidupan masyarakat, tanpa mengesampingkan dunia sastra atau seni sbg disiplin utamanya. Budi Darma itu sastrawan tapi sekaligus budayawan. Emha Ainun Nadjib itu budayawan yg semula adalah penyair; toh kini beliau juga berdakwah ke mana-mana dg maiyah-nya.

      Namun, perlu dicatat, baik Budi Dsrma maupun Emha Ainun Nadjib sama berangkat dari basis kreatifnya, yakni sastra. Kemudian, urusannya meluasnke berbagai bidang kehidupan, karena masyarakat membutuhkannya.

    2. Alvino Firhand_2022B says:

      Terimakasih Bpk. Khoiri, tulisan anda dapat menambah wawasan saya, saya menantikan lanjutan dari tulisan – tulisan bapak selanjutnya.

  22. Sukmawati 20B says:

    Terima kasih Pak atas tulisannya yang sangat bermanfaat dan lebih membuka pikiran saya mengenai dunia sastra.

    Saya mau bertanya, kita semua tau bahwa sebuah karya itu merupakan imajinasi dari pengarang. Apabila pengarang tersebut memasukkan sebuah makna tersembunyi ke dalam karyanya tersebut apakah itu diperbolehkan?

    Terima kasih, Pak 😄

    1. admin says:

      Sukma, sastra bukan hanya karya berdasarkan imajinasi saja ya, melainkan juga ada faktanya. Sastra itu gabungan antara fakta dan imajinasi, dengan prosentase yang berbeda antara karya satu dan lainnya.

      Saya kurang tahu apa maksud “makna tersembunyi” itu? Pengarang atau sastrawan itu mengkomunikasikan idenya kepada pembaca–lewat bahasa yang digunakan. Saya kira tidak ada sastrawan yang sengaja menyembunyikan maksud tertentu asalkan dia menggunakan diksi yang tepat dan konteks yang tepat. Jika terdapat perbedaan maksud penulis dengan penafsiran pembaca (berpengalaman), itu karena perbedaan dalam memahami diksi dan konteks yang digunakan–sehingga terkesan ada makna yg disembunyikan.

    2. Sukmawati 2020B says:

      Terima kasih, Pak
      Sekarang saya paham akan hal ini.
      Mungkin terkadang hanya fikiran saya saja.

  23. Iflichul Arif Almaghribi says:

    Terimakasih pak.. Sangat jelas sekali penjelasan untuk mengenal tentang sastra.
    Saya ingin megajukan pertanyaan, dalam stigma masyarakat sasta adalah bahasa yang indah sekaligus kerap kali susah untuk dipahami. Nah yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana menghilangkan stigma tersebut sehingga para pemuda atau pelajar tergerak untuk belajar sastra yang merupakan warisan nenek moyang ini?

    1. admin says:

      Iflichul Arif, sastra memang bukan karya akademik biasa. Sastra itu mengandung estetika. Itu bukan karena diksi karya sastra yang sulit, tetapi ya karena pembaca tersebut yang tidak mau berusaha memahami. Merekalah pembaca yang manja.

      Caranya, memang perlu dengan sedikit memaksa mereka membaca karya sastra dalam kelas-kelas bahasa Indonesia–bisa juga dengan memperdengarkan karya sastra. Di majalah dinding atau majalah sekolah perlu sering dipasang puisi, dg hiasan2 tertentu. Bisa juga puisi dipasang di lorong2 (di Inggris ada underground poems). Singkatnya, perlu penyadaran akan kehadiran sastra.

  24. Hernawati says:

    Sangat bermanfaat pak khoiri. Seperti ikut kuliah lagi ini.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak atas kunjunganmu. Semoga sehat selalu.

  25. Daniel Rino says:

    Pak, ingin bertanya, ada saran terkait pakem-pakem sastra untuk mempelajari kritik sastra, baik itu buku atau kiat-kiat dari Bapak secara pribadi? Terima kasih Pak.

  26. Vino Kristiawan 2020B says:

    Terima kasih bapak, telah membuat atau menulis sebuah blog informatif seperti ini. Mungkin menurut saya, seorang sastrawan harus memiliki kepekaan yang sangat kuat kepada lingkungannya agar ia bisa menciptakan sebuah karya yang cukup mewakili banyak orang. Saya memiliki sebuah pertanyaan, bagaimanakah seorang sastrawan dapat mengaitkan ‘jiwa’nya kedalam seni yang ia buat?, apakah setiap karya terdapat jiwa sastrawan itu di dalamnya?. Terima kasih

    1. admin says:

      Vino, saya kurang paham apa maksud “jiwa” di sini. Jika “jiwa” dimaknai sebagai perasaan atau pikiran secara mendalam, iya saya sepakat, bahwa karya seseorang adakah buah pikiran dan perasaannya. Terlebih karya sastra yang serius. Itu hasil sebuah pergulatan batin yang panjang.

  27. Mukhammad Ryo Syafi'i 2020B says:

    Terimakasih pak, atas artikel yang informatif ini. Saya ingin mengetahui sesuatu.
    Sastra muncul karena pengalaman manusia, tetapi kita hanya mengetahui beberapa jenis karya sastra yang umum seperti novel, puisi, dll. Apakah saat ini ada jenis sastra baru yang muncul sesuai dengan pengalaman manusia tersebut? Terimakasih.

    1. Krisnanda Bagus Ardiansyah 20B says:

      Terimakasih pak atas artikel mengenai sastra yang sangat bermanfaat ini, saya sebelumnya tidak tahu apapun tentang sastra, tapi makin kesini saya semakin tertarik. saya ingin bertanya mengenai sesuatu tentang sastra, apakah semua sastrawan itu selalu berasal dari seseorang yang murni memiliki jiwa seni? Jika tidak apakah seseorang yang tidak mempunyai bakat seni bisa menguasai ilmu tentang sastra hanya dengan berlatih dan selalu menggali informasi? Terimakasih

    2. admin says:

      Genre karyanya relatif sama, ya ada prosa, puisi, drama. Namun, dari konten-nya tentu ada banyak karya yang baru, semisal Science fiction, fantasy, dan sebagainya.

      1. admin says:

        Krisnanda, bisa. Jika menulis perlu bakat, apa sih bakat itu? 10% persen bakat, 90% latihan. Jadi, lebih banyak latihan, bukan>

  28. Fajar Ramadhan says:

    Terima kasih pak, telah membuat artikel mengenai sastra yang sangat informatif seperti ini. Dari artikel ini saya mendapat banyak hal dalam dunia sastra dan semakin membuat saya lebih tertarik dengan dunia sastra.

    1. admin says:

      Terima kasih banyak, salam sehat

  29. Sriyatni says:

    Terima kasih Pak, sangat bermanfaat bagi saya yang mahasiswa Bahasa dan Sastra

    1. Much. Khoiri says:

      Sama2, B Sriyatni. Sehat selalu

  30. Ludwina Victoria says:

    Terima kasih pak penjelasannya keren sekali. Tapi saya punya pertanyaan, jika suatu karya sastra menggunakan diksi-diksi indah, alurnya mudah dan memberi kesenangan atau hiburan untuk pembaca namun ada hal yang bisa dipetik atau dipelajari dari karya sastra tersebut, apakah masih bisa dikategorikan sebagai escape literature?

  31. Shabrina Sheila says:

    Sesuai dengan judul yakni “MENGENAL (LAGI) SASTRA,” artikel ini sukses memperkenalkan sastra lebih dalam kepada saya sebagai mahasiswi Sastra. Sangat informatif sekali, Terima kasih pak…

  32. Linda Srinita says:

    Terimakasih pak atas informasinya, ini sangat membantu saya memahami lebih dalam apa itu sastra. Namun, saya ada beberapa pertanyaan pak,
    1. Di Indonesia ada banyak karya sastra yang diadaptasi menjadi film layar lebar, entah itu film berdurasi 2 jam atau berbentuk series dengan banyak episode. Mengambil satu contoh “layangan putus” yang sempat viral beberapa akhir belakangan ini, yang termasuk kisah nyata dan diadaptasi dari sebuah buku dengan ending yang sama dan hasil akhir yang epik. Namun, ada beberapa karya sastra yang setelah menjadi film sangat bertolak belakang dari karya originalnya, bahkan ending yang tidak jelas, imajinasi yang susah ditangkap lewat film daripada buku itu sendiri. Saya ingin tahu pendapat bapak tentang masalah ini, apakah hal tersebut bisa ditoleransi dari kacamata sastrawan atau memang dalam perwujudan karya sastra baik film atau buku sudah terbiasa dengan hal ini?

    2. Lalu yang kedua, mengingat teknologi yang sudah berkembang pesat dan Indonesia mulai memasuki era 5.0 banyak orang berlomba-lomba menciptakan karya sastra dengan sentuhan teknologi alih-alih menulis di kertas putih. Terutama para pemuda yang menulis AU (Alternatif Universe) di account twitter mereka. Cerita yang disajikan lewat fake chat tersebut memiliki banyak audience dan seringkali dilirik oleh beberapa penerbit untuk dijadikan buku atau diadaptasi menjadi film. Menurut hal tersebut, apa AU juga termasuk karya sastra di era modern sekarang? Lalu menurut bapak, apakah seseorang bisa menciptakan inovasi terhadap karya sastra dan teknologi, tanpa melupakan kenyamanan pembaca untuk menikmati cerita yang disajikan?

    Terimakasih sebelumnya bapak, bahagia selalu 🙏🏻

  33. Bima Rizal Prasetyo says:

    Terima kasih pak atas penjelasanya yang mudah untuk diterima dan membantu mengingat lagi mengenai sastra.
    Saya ada satu pertanyaan, sebagai sastrawan apakah lebih baik untuk berfokus pada pengembangan satu jenis karya sastra saja atau mencoba beragai jenis yang lain sehingga mendapat pengalaman dan wawasan yang lebih banyak dan luas?

  34. Jasmine Fauziyyah Putri says:

    Terima kasih pak atas penjelasannya karena bahasanya cukup mudah untuk dimengerti dan menambah pengetahuan saya tentang apa itu sastra.
    Namun saya punya pertanyaan terkait hal ini, seperti yang telah diketahui diatas bahwa, interpretive literature menawarkan pemahaman tentang hidup sehingga manusia bisa menjadi lebih baik. Pertanyaan saya adalah,
    Apakah semua karya tersebut harus berdasarkan pengalaman pribadi penulis itu sendiri?

    Terima kasih pak, semoga sehat selalu

  35. Irene Carol Christabel 2021 A says:

    Terimakasih Pak atas penjelasannya yang sangat bermanfaat. Dengan membaca tulisan-tulisan mengenai sastra saya dapat memahami lebih dalam. Namun saya memiliki pertanyaan. Apakah ada suatu karya sastra yang benar-benar murni dari peristiwa suatu individu ataukah di setiap karya sastra pasti menambahkan suatu imajinasi dari pembuatnya? Terimakasih.

  36. Violita Putri Handika 2021A says:

    Terima kasih pak atas informasinya, artikel yang sangat bermanfaat, penjelasan yang jelas dan mudah untuk dipahami. Saya yang awalnya sedikit lupa mengenai sastra jadi mengenal lagi sastra. Banyak sekali orang-orang yang ingin menjadi seorang penulis namun banyak dari mereka yang mengeluh dan gelisah mengenai tulisan-tulisan yang akan mereka tulis salah satunya yaitu, hilangnya ide dan inspirasi ditengah-tengah mereka menulis (stuck). Seorang penulis yang bernama Raditya Dika pernah mengatakan untuk menghindari hal tersebut adalah menentukan premis terlebih dahulu dari tulisan tersebut. Pertanyaan saya adalah selain tips dari penulis Raditya Dika, apakah ada tips lain atau cara lain untuk menghindari hilangnya ide dan inspirasi tersebut (stuck) pada saat menulis?

    Terima kasih pak, semoga sehat dan bahagia selalu🙏

    1. Kartika Widodo 2021 B says:

      Sebelumnya, saya sampaikan terimakasih atas ilmu menarik yang telah bapak sampaikan dalam tulisan ini. Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa sastra yang bisa berupa lisan maupun tulisan merupakan abstraksi hidup yang memadukan pengalaman dengan imajinasi sehingga menjadi sesuatu yang dapat dinikmati.

      Namun, saya juga memiliki pertanyaan terkait sastra interpretif dan sastra escape. Seperti yang bapak sampaikan bahwa keduanya dapat dinilai dari sudut pandang para ahli. Lantas ketika suatu karya mengangkat tema-tema yang cenderung seperti escape, akan tetapi isinya sendiri juga mengungkapkan suatu yang memprovokasi pemikiran tetang kehidupan—apakah karya tersebut bisa dikatakan sastra serius? Seperti yang pernah saya baca ada buku berjudul The Little Prince karya Antoine de Saint E. Buku tersebut bergenre fantasi dengan latar dan tokoh yang imajinatif seperti dunia dongeng, namun hal di dalamnya sangat tidak bisa dipahami untuk anak-anak (sangat serius). Apakah berarti sebuah dongeng atau karya fiksi penuh imajinatif bisa masuk ke dalam sastra interpretif?

  37. Rahma Ani Qotuz Zahra 2021A says:

    Terima kasih banyak bapak atas informasi yang diberikan tentang penjelasan mengenai sastra, tulisan ini juga sangat bermanfaat bagi saya. Dari saya yg kurang mengerti tentang sastra, setelah membaca tulisan ini saya jadi lebih mengetahui tentang apa itu ‘sastra’. Tetapi saya memiliki pertanyaan bapak, apakah quotes atau kata kata motivasi itu termasuk sastra interpretive literature karena terkadang dari sepenggal kata-kata itu bisa memotivasi hidup seseorang dan bisa membuat seseorang merenung dengan hidupnya?
    lalu apakah seorang sastrawan itu selalu menguasai ilmu sastra yang melekat pada dirinya? karena terkadang banyak orang yang tidak sengaja atau dengan spontan mengucapkan atau menulis beberapa kata atau kalimat yang dimana orang waktu mendengar dan melihatnya bisa takjub, apakah bisa orang itu dikatakan sebagai sastrawan walaupun tidak memiliki ilmu sastra yang melekat pada dirinya?
    Terima kasih bapak, sehat selalu semoga tetap bisa menciptakan tulisan-tulisan yang bisa bermanfaat dan informatif😊🙏

  38. Mellya Dewi Purnamasari SASING 2021A says:

    Terimakasih atas informasi yang diberikan, meskipun telah mengenal beberapa karya sastra sedari SMP dan SMA ternyata masih banyak hal lain yang saya pribadi baru dengar atau baru tahu setelah membaca tulisan ini seperti Sastra Interpretasi dan Sastra Pelarian. Tulisan ini juga membuat saya tertarik lebih jauh lagi untuk mempelajari estetika sastra kedepannya

  39. Nadya Aulia Cinta Paramitha SASING 2021A says:

    Terima kasih atas tulisan tentang sastra yang sebelumnya, saya kira sudah ‘mengenal’. Namun setelah membaca tulisan ini, banyak hal yang ternyata saya baru mendengar, seperti ‘penggolongan’ sastra menjadi interpretive escape literature. Tidak dibantahkan pula bahwa tulisan ini membuat saya sedikit banyak tertarik lebih jauh untuk mengenal sastra—mendalaminya.

  40. Briliana Sinta Dewi 2021A says:

    Terimakasih sebelumnya pak tulisan bapak sangat bermanfaat. Saya ingin bertanya sebagai orang awam , , apakah hanya dgn membaca banyak sastra baru kita dapat menyimpulkan sebuah karya tsb disebut sastra / tidak, ataukah ada cara lain?

    1. Nazhifa Aqila Zahra SASING 2021 A says:

      Terima kasih atas ilmunya pak. Setelah membaca tulisan tersebut, saya menyadari bahwa selama ini saya menggunakan sastra sebagai pelarian saya. Karena dengan membaca sastra itu sendiri saya dapat membuka sudut pandang saya terhadap apa yang ada di sekitar kita.

  41. Nazhifa Aqila Zahra SASING 2021 A says:

    Terima kasih atas ilmunya pak. Setelah membaca tulisan tersebut, saya menyadari bahwa selama ini saya menggunakan sastra sebagai pelarian saya. Karena dengan membaca sastra itu sendiri saya dapat membuka sudut pandang saya terhadap apa yang ada di sekitar kita.

  42. Norma Indah Dwi Prasetyo 2021A says:

    Setelah membaca artikel di atas, saya jadi beranggapan kalau sastra pelarian berpotensi lebih diminati oleh masyarakat awam dibandingkan dengan karya sastra interpretif.

    Kemudian, dalam salah satu kolom komentar, bapak menyebutkan bahwa sastra interpretif itu melampaui jamannya, usianya awet, melintas batas ruang dan waktu, mengapa demikian? Apakah karena berisi banyak pelajaran hidup?

  43. Ferdinand Ramadhani Firmansyah SASING 2021A says:

    Sangat inspiratif,terima kasih pak atas penjelasan yang luar biasa !!!

  44. Adam Yudha P. 2021A says:

    Setelah membaca ini, saya baru mengetahui tentang adanya jenis sastra pelarian dan interpretif. Jika dilihat dari sudut pandang pribadi, sastra pelarian lebih mudah untuk dipahami. Sastra ini bisa dikatakan lebih baru dan mengikuti alur perkembangan zaman jika dilihat dari tahun terbit dan penulisnya, sehingga pembaca bisa merasa lebih relate dengan tokoh, alur, dan latar yang disajikan. Berbeda dengan sastra pelarian, sastra interpretif lebih menitik beratkan pada keindahan yang berkualitas pada setiap karyanya. Karya-karya dari sastra ini jika dilihat dari kacamata orang awam pasti akan terlihat sedikit membingungkan. Namun, tidak bisa dipungkiri, karya sastra interpretif memang lebih memiliki rasa yang dalam pada setiap kalimatnya dan tidak mudah tenggelam ditelan arus zaman.

  45. Intan Sri Wulandari says:

    (INTANSRI 2021A)
    Terima kasih penjelesannya yang sangat informatif mengenai Introduction to Literature. Sangat bermanfaat pengetahuan mengenai sastranya🙏

  46. Anisah Nur F Sasing 2021A says:

    Terimakasih atas penjelasannya yang sangat bermanfaat membuat saya mengenal lebih dalam apa itu sastra. Namun, saya masih mempertanyakan jika kita membuat suatu karya sastra, bagaimana cara kita untuk membuat diksi diksi pilihan kita seakan hidup dan perasaan penulis dapat tersalurkan kepada pembaca. Apakah diksi indah sudah menjamin tujuan semacam ini atau adakah siasat lain?

  47. Mayang Dyah Artamia 2021B says:

    Terima kasih sudah berbagi ilmu mengenai sastra melalui tulisan di atas. Menurut saya keindahan tentang sastra dan penciptaannya adalah bagaimana seorang sastrawan atau bahkan seseorang belum dicap sebagai sastrawan oleh masyarakat bisa menjadikan hal apapun dan serandom apapun menjadi bagian dari sastra yang hebat. Dengan tambahan sedikit makna yang digabungkan dengan hal-hal lain bisa menciptakan hal yang sama sekali baru dan berbeda. Hal lain yang menyenangkan tentang sastra adalah bagaimana sebuah sastra bisa mengubah hidup seseorang, dalam artian bagaimana cara dia menjalani hidup, cara dia berpikir, cara dia berbicara, dan bagaimana sastra bisa mengubah cara seseorang dalam memandang sesuatu. Jadi terima kasih sudah membagikan tulisan ini. Menurut saya ini adalah hal yang tepat sebagai pengantar untuk mempelajari mata kuliah Introduction to Literature ke depannya, terima kasih, Pak.

  48. Bezaliel Oliver Wardana 2021A says:

    Terima kasih telah membagi pengetahuan ini. Saya telah sadar dari dulu tentang dua tipe sastra itu tapi tidak tahu namanya selama ini. Saya lebih suka membaca sastra pelarian. Tapi meskipun begitu, saya mendapat banyak pelajaran yang tidak saya kira dari sastra pelarian tersebut karena gilanya situasi yang terjadi di dunia fiksi tersebut.

  49. Amelia Rosda 2021 A says:

    Sangat bermanfaat, pak. Membuat saya semakin penasaran lagi dengan sastra. Kebetulan sekali saya juga seorang penulis walaupun masih pemula dan perlu belajar lebih banyak bersama bapak 🙏

    1. Erlinda Fritzie Claresta 2021B says:

      Terima kasih pak, sudah membuat konteks seperti ini. Hal ini menjadi sangat bermanfaat bagi saya. Saya jadi lebih mengetahui lebih dalam tentang sastra. Berhubung saya juga tertarik sekali dengan bidang sastra. Hal ini lebih menarik dimata saya. 🙏

  50. Hanifah Lutfianah 2021A says:

    Terima kasih untuk ilmunya, pak. Ternyata selama ini saya lebih menyukai bentuk sastra pelarian yang mengandung imajinasi-imajinasi liar dari penulisnya. Tulisan yang lebih mudah dipahami juga menjadi salah satu alasan saya menyukai diksi pelarian. Namun, diksi indah yang menjadi ciri khas sastra serius juga menarik untuk dibaca. Tulisan ini membuat saya ingin mempelajari lebih dalam mengenai keindahan sastra.

  51. Amelia Vega 2021A says:

    Setelah saya membaca tulisan bapak, semakin meningkat wawasan dan pemahaman saya mengenai sastra. Ternyata sastra luas dan merinci, terdapat berbagai jenis sastra. Terimakasih untuk ilmunya pak, tulisan bapak sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan memahami tulisan bapak semakin meningkat pemahaman saya mengenai sastra yang hanya saya tahu dari dasar yang belum seberapa dari rincian sastra yang bapak tulisan. Sehat selalu pak..

  52. Salza Rizqiyah Putri 2021A says:

    sebagai orang yang kurang mengenal lebih dalam tentang sastra dan hanya menikmati sebuah karya sastra, saya sangat terbantu dengan adanya pengenalan terhadap sastra ini. Kemudian membuat saya menangkap satu hal baru bahwasanya karya sastra yang sering saya nikmati termasuk dalam ‘sastra pelarian’, terimakasih, pak.

  53. Karima Najma Laila 2021A says:

    setelah membaca tulisan bapak, ternyata sastra sangatlah luas dan besar dari yang saya tau sehingga saya akan terus belajar pak, terimakasih atas tulisan yang sangat bermanfaat ini pak

  54. Syakira Nugraheni Ainiyah 2021A says:

    Setelah membaca artikel ini saya menjadi mengerti tentang sastra atau literature secara lebih luas. Seebelumnya saya sudah pernah mendengar tentang sastra namun belum secara keseluruhan. Penjelasan dalam artikel ini sangat jelas dan mudah dimengerti. Terimakasih atas penjelasan dan ilmunya.

  55. terimakasih atas pengetahuannya dengan ini sya lebih menganal dan ingin mengenal satra yang berisikan tentang fakta yang biasanya di beri imajinasi oleh penulis atau pengarang sehangga menarik, seperti adanya escape literature yang saya tertarik yang biasanya menunjukkan kesenangan walaupun sementara.

    pertanyaan saya dalam pembuatan karya tulis apakah harus ada pengalaman seseorang untuk membuat karya tulis ataukah bisa 100% berisikan imaginasi si penulis?

    terimakasih

  56. Taaba Al Ayyubi 2021A says:

    saya sangat terpikat sekaligus tersanjung saat bapak mulai menyangkut penjelasan sastra serius (interpretive literature), dimana bapak menyebutkan bahwa sastra tersebut “memprovokasi, memperluas, dan menawarkan tentang hidup”. terimakasih banyak ilmunya pak

  57. Jericho Praba P P says:

    Wah sangat bermanfaat sekali pak artikelnya! Saya menjadi tahu lebih banyak lagi tentang sastra. Tidak sabar untuk membaca lanjutan materinya.

  58. Terima kasih atas ilmunya yang bermanfaat pak. Saya ada pertanyaan, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju banyak sastrawan yang mengenalkan kayra-kayranya melewati berbagai cara. Di era Metaverse yang semakin meluas, banyak sastrawan yang mengenalkan karyanya entah itu buku, musik, video, dan masih banyak lagi melalui Metaverse. Menurut bapak, apakah interpretive literature maupun escape literature cocok untuk diperkenalkan melalui Metaverse?

  59. Rr. Gading Oryza Sativa Putri 2021B says:

    Saya rasa artikel ini benar-benar informatif sekali dan sungguh bermanfaat bagi banyak orang terutama untuk mahasiswa/mahasiswi yang menekuni bidang Sastra. Terima kasih atas penjelasannya, pak ! 😀

  60. Annisatul Maghfiroh 2021B says:

    Terimakasih bapak Khoiri atas penjelasannya, sangat mudah untuk dipahami. Yang menjadi pertanyaan, apakah karya sastra mengikuti perkembangan zaman untuk menilai estetika nya? saya yakin setiap generasi memiliki perbedaan rasa dalam menilai sebuah estetika, apakah para sastrawan dalam menilai suatu karya sastra juga mempertimbangkan hal tersebut?
    mungkin pertanyaan saya sedikit membingungkan, disini yang saya mengumpamakan sebagai berikut, pada abad pertengahan para seniman mengatakan bahwa seni lukis yang dianggap bagus adalah seni lukis yang harmonis dan indah, namun seiring perkembangan zaman para seniman mulai menyadari bahwa seni lukis abstrak pun dapat dikategorikan sebagai keindahan. seiring perkembangan zaman, patokan dalam menilai sebuah karya akan berbeda, apakah hal ini juga terjadi pada dunia sastra?
    sekian, terimakasih.

  61. Ratri Candra 2021B says:

    Terima kasih banyak atas tulisannya, pak. Saya mengingat kembali penjelasan mengenai sastra yang diberikan guru-guru saya sebelumnya, namun ternyata dalam tulisan singkat ini masih banyak informasi baru yang saya dapatkan. Saya menyadari jika selama ini saya cenderung menikmati escape literature, kedepannya saya ingin mencoba membaca interpretive literature.

  62. Putri Angelika 2021B says:

    Terima kasih atas penjelasannya, Pak. Untuk saya yang kurang memahami hal-hal terkait sastra, artikel ini sangat membantu saya agar dapat lebih dekat atau memiliki pandangan yang lebih luas terkait sastra.

  63. Khairunnisa Azzahrah 2021A says:

    Terima kasih Pak atas tulisan yang bermanfaat. Tentunya, berkat tulisan bapak saya telah menemukan kunci untuk membuka gerbang sastra.

    Saya punya pertanyaan, Pak. Belum lama ini saya membaca utas di twitter mengenai moral pada sastra. Tentunya, ada pihak yang pro dan kontra mengenai masalah ini. Permasalahan ini awalnya muncul dari seorang penulis di twitter yang membuat cerita yang memuat tema kisah cinta sedarah dan pedofilia. Bukankah sastra tidak harus berdasarkan fakta, tetapi juga dapat berdasarkan imajinasi. Sedangkan, imajinasi manusia tidak ada batasnya, dan jika kita telisik, ada beberapa cerita rakyat di Indonesia yang memuat konten yang serupa contohnya, anak menikahi ibu, dll. Menurut bapak, apakah karya sastra harus sejalan dengan moral kehidupan atau harus memenuhi standar moral tertentu?

    Terima kasih, Pak! Semoga kesehatan menyertai bapak dan sekeluarga.

  64. Dela Wahyu K. 2021A says:

    Terimakasih pak telah membuat tulisan yang sangat bermanfaat ini, karena penjelasan yang bapak tulis dapat membantu saya memahami dan meningkatkan pengetahuan saya mengenai sastra. Setelah saya membaca tulisan bapak, saya menjadi tahu bahwa sastra digolongkan menjadi 2 jenis yaitu imperative literature dan escape literature yang mempunyai perbedaan dari berbagai aspek. Dan saya baru menyadari bahwa saya lebih sering menikmati karya sastra yang berbentuk escape literature selama ini.

  65. Dela Wahyu K 2021A says:

    Terimakasih pak telah membuat tulisan yang sangat bermanfaat ini, karena penjelasan yang bapak tulis dapat membantu saya memahami dan meningkatkan pengetahuan saya mengenai sastra. Setelah saya membaca tulisan bapak, saya menjadi tahu bahwa sastra digolongkan menjadi 2 jenis yaitu interpretive literature dan escape literature yang mempunyai perbedaan dari berbagai aspek. Dan saya baru menyadari bahwa saya lebih sering menikmati karya sastra yang berbentuk escape literature selama ini.

  66. Najim Sajidah Putri Sasing 2021B says:

    Terima kasih pak artikel diatas sangat bermanfaat dimana saya jadi tau bahwa Sastra memiliki pengertian luas didalamnya. Ditunggu materi selanjutnya pak.

  67. Afitra Devi 2021B says:

    Terimakasih banyak atas tulisannya yang sangat bermanfaat pak. Dari tulisan ini saya mengetahui bahwa sastra ternyata terbagi menjadi interpretive literature dan escape literature. setelah membaca tulisan ini, saya menjadi tertarik untuk mempelajari sastra secara lebih dalam lagi.
    Kemudian, saya juga ingin mengetahui tentang apa saja kaidah-kaidah sastra yang pakem yang digunakan oleh ahli sastra untuk menilai suatu karya sastra seperti yang disebutkan pada tulisan diatas. Apakah kaidahnya berbeda-beda untuk setiap jenis sastra ?
    Terimakasih pak, sehat selalu

  68. Cisca Fibriana 2021 B says:

    Terimakasih atas informasi artikelnya yang sangat bermanfaat bapak, setelah saya membaca artikel diatas saya menjadi lebih tahu bahwasanya karya sastra dapat dibedakan menjadi interpretive literature dan escape literature. Selanjutnya tidak sabar untuk segera membaca sambungan dari artikel diatas. Terimakasih Pak

  69. Nadia Desy Priandini 2021B says:

    Tidak banyak orang yang memahami betul makna dari sastra. Dengan adanya informasi penting ini, maka kita semua dapat mengetahui makna secara eksplisit. Hal ini tentu dinilai sangat berguna bagi budaya sastra di masa depan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Khoiri, yang telah menulis dan membagikan informasi ini. Ditunggu lanjutannya ya, Pak 🙏🏻.

  70. Gloria Panglipuringtyas 2021B says:

    Sebelumnya saya sangat berterimakasih kepada bapak Khoiri yang sudah menulis artikel ini. Jujur saja, saya baru tahu mengenai sastra serius dan sastra pelarian. Dan saya sadar bahwa selama ini saya cenderung lebih suka pada sastra pelarian. Pernah sesekali membaca sastra serius yang memang plotnya cenderung seperti permasalahan manusia pada umumnya tentang menghadapi kehidupan (cukup berat dan membuat kepikiran😅). Tapi memang sastra serius yang saya baca tersebut menjadi tidak mudah untuk dilupakan, bahkan saya pernah berhari-hari merenungkan tentang karya tulis yang telah saya baca itu dan mulai menyadarkan saya akan perilaku saya selama ini. Ditunggu untuk sambungan artikel berikutnya pak🙏

  71. Amalia Rahmayanti(2021B) says:

    setelah membaca ini ternyata pengetahuan saya ttg sastra sebelumnya masih kurang, terimakasih atas tulisan bapak yang menggugah saya untuk mencoba berkarya kembali menulis karya yang sudah lama tidak ter-asah. Saya memiliki pertanyaan tentang bagaimana cara mengatasi writer’s block oleh seorang penulis dan bagaimana cara menjaga keindahan karya sastra agar penikmat karya bisa menikmati dari masa ke masa?

  72. Muhammad Rizqullah Afflah 2021B says:

    Terima kasih Pak atas ilmunya yang sangat bermanfaat ini, saya merasa ilmu saya semakin bertambah setelah saya membaca artikel ini dan memang banyak sekali yang belum sempat saya ketahui dan setelah saya membaca artikel ini saya jadi tau banyak hal mengenai sastra. Sekali lagi terima kasih atas ilmunya

  73. Muhammad Adi Reza 2021B says:

    “Bisa saja diksi-diksinya indah berbunga-bunga, namun tidak ada isinya. Sastra pelarian hanya memuaskan pembaca dalam tempo sesaat.”

    Sebelumnya, terima kasih Pak Khoiri karena sudah membuat artikel ini. Tetapi, saya mempunyai pertanyaan/concern terhadap apa pernyataan Bapak yang sudah saya quote di atas. Apakah pernyataan di atas tidak terlalu arogan/kontroversial, pak? Dikarenakan yang termasuk escape literature ini kan juga pastinya melalui tahap riset. Jadinya tidak semata-mata ‘tidak ada isinya’.

    Dan soal ‘hanya memuaskan pembaca dalam tempo sesaat’ ini apakah tidak terjadi di interpretive literature juga? Karena kan baik di interpretive maupun escape literature pasti ada setidaknya satu hal yang bisa diambil dari isinya dan (kemungkinan) memuaskan tidak dalam tempo sesaat saja . Sekian, Pak, terima kasih.

  74. Alifiah 21B says:

    Terima kasih banyak bapak untuk ilmu yang diberikan dalam artikel ini. Tulisan ini sangat membantu dan memberi ilmu baru. Lalu pak, saya masih penasaran dengan karya sastra lisan
    1. Apakah juga sama-sama diklasifikasikan menjadi sastra yang sebenarnya dan sastra pelarian juga pak? Dan bagaimana contohnya karyanya? Apakah film yang di angkat dari novel juga merupakan karya sastra lisan ataukah hanya sebuah bentuk pertunjukan sastra saja?

    2. Jika sebuah novel atau tulisan dibuat dengan hanya menggunakan imajinasi, apakah juga bisa di sebuah sebuah karya sastra? Ataukah harus memuat fakta dalam prosentase tertentu?

    Sekali lagi terima kasih atas ilmu yang diberikan dalam artikel ini pak

  75. Marcelliano Bagaskara Pristianto Adi says:

    Terima kasih atas ilmunya yang bermanfaat pada artikel ini. Saya jadi tahu bahwa sastra tidak hanya yang saya tahu itu-itu saja melainkan beragam sekali macam-macam dan variannya. Sebelum itu, saya ingin bertanya mengenai escape literature. Apakah karya-karya fiksi yang mengandung fantasi dan halusinasi tingkat tinggi contohnya seperti fan-fiction dari sesuatu film, game, dll bisa dimasukkan sebagai escape literature pak? terima kasih

  76. Elsa Fauziah 2021B says:

    Bisakah dikatakan bahwa karya sastra jenis Escape literature itu selalu berupa fiksi? dan apakah kacamata para ahli sastra itu sendiri memiliki penilaian yang saklek terhadap karya-karya sastra yang ada?
    Terima kasih atas ilmunya, pak.

  77. Vincent Nathannielle says:

    Terima kasih atas ilmunya, Pak. Saya punya sebuah pertanyaan yang mungkin berhubungan secara longgar dengan topik ini. Pak, Dalam cara apa sajakah semua naratif dalam karya sastra dipengaruhi oleh bias/kontroversi isu dunia nyata yang membelokkan perspektif dalam apa yang dapat diterima/tidak dapat diterima dalam sebuah karya sastra?

  78. Mashita Ramadhani A 2021B says:

    Terimakasih telah berbagi ilmu kepada kami mengenai sastra melalui tulisan diatas. Saya menyadari ternyata pemahaman saya mengenai sastra masih sangat kurang setelah membaca tulisan bapak, selain itu saya juga banyak mendapat ilmu serta istilah-istilah baru. Setelah membaca tulisan bapak saya menjadi semakin tertarik untuk mendalami sastra serta mempelajarinya. Terimakasih bapak atas tulisannya yang informatif serta bermanfaat.

  79. Josephine Desi_2022B says:

    Hello, Mr. Khoiri. I’m Josephine_2022B. After I read your article, I totally agree with your opinion and all of what you have explained there. For me, literature is fun and important. We can write something either from our experience or our imagination, and from our writing we can improve more and it can become a written work. Unconsciously we have made our literature/written works like short story, poetry, or maybe a drama script. Thank you, Mr. Khoiri. Good luck!!

  80. Devinta Intan W 2022C says:

    Setelah membaca tulisan bapak, saya mendapat insight baru mengenai sastra. Sebagai pembaca escape literature, terkadang saya merasa bahwa yang saya baca tidak sekeren bacaan teman teman saya penikmat interpretive literature, tapi mungkin memang escape literature lah yang saya butuhkan, dengan escape literature saya merasa bisa menjauh sedikit dari seriusnya hidup (yang sebenarnya tidak serius-serius amat hehe) tapi pastinya kedua jenis sastra memang diciptakan untuk target pembaca yang berbeda, dan kadang saya merasa interpretive literature masih terlalu berat buat saya. Mungkin kedepannya saya harus memperluas bacaan saya di kedua jenis sastra, terlebih di interpretive literature. Terimakasih bapak untuk tulisannya 😀

  81. Andika Ramadhana 2022A says:

    Alhamdulillah terimakasih pak khoiri,saya yang tadinya sangat awam tentang apa itu literasi jadi sedikit lebih terbuka dan mengetahui bagaimana literasi itu secara dasar, teks bacaan ini juga membuat saya menjadi agak tertarik untuk mulai membaca karya” sastra yang pelarian maupun interpretive,semoga dari tulisan ini bisa menggugah niat saya dan para pembaca lain untuk mulai membaca.

  82. Patria Prana_2022B says:

    Tulisannya sangat bermanfaat, Pak. Saya jadi tahu lebih dalam mengenai berbagai macam literature. Saya ingin bertanya, Pak. Apakah makna dari suatu literature itu ditentukan oleh sang pembaca? Kalau begitu, bukankah escape literature juga memiliki makna jika pembacanya dapat mengambil suatu pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam hidup? Sekian, Terima kasih.

  83. Davina Anandira_2022A says:

    Sejatinya, karya sastra ini cakupannya memang sangat luas, mengingat sastra sendiri didasarkan pada definisi dengan banyak sudut pandang di dalamnya. Tujuannya sendiri adalah tidak lain sebagai sarana ungkapan beragam ekspresi manusia berupa karya tulisan maupun lisan yang berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif dan kenyataan dalam balutan media bahasa. Terimakasih Pak Khoiri atas tulisan yang sangat bermanfaat ini, bisa menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang sastra lebih dalam lagi. Semoga selalu memotivasi dan menginspirasi banyak orang, Pak Khoiri.

  84. Habib Ilyasa H_2022B says:

    Berkat artikel bapak ini, saya jadi mengetahui dan dapat menyimpulkan sesuatu. Saya jadi mengetahui bahwa ilmu dan karya sastra itu sangat berguna untuk kehidupan(terutama sebagai sarana hiburan dan memelihara kesehatan mental). Saya menyimpulkan bahwa karya tulis sastra memiliki manfaat yang hampir sama dengan seni wayang, yaitu sebagai pelipur lara. Apakah kesimpulan saya ini benar pak?

  85. Dewi Lestari P_2022A says:

    Terima kasih Pak Khoiri, berkat artikel ini saya semakin tertarik dan tidak sabar untuk mengampu mata kuliah Introduction to Literature pada semester 2 ini. Saya juga mendapat banyak pelajaran baru seputar sastra.

  86. Marchella Putri Armelinda_2022D says:

    Terimakasih Mr. Khoiri sudah membagi ilmu kepada kita mengenai sastra melalui tulisan bapak. Setelah membaca tulisan bapak saya menjadi tau tentang pemahaman sastra dan semakin tertarik untuk mendalami sastra. Terimakasih Mr. Khoiri atas tulisannya yang informatif serta bermanfaat.

  87. Muhammad Rizqi Habibi_2022A says:

    Terima kasih Pak Khoiri atas tulisan ini yang telah memberi pengetahuan baru tentang apa itu sastra. Secara dasar saya mengetahui apa itu sastra pelarian dan sastra serius. Sebagai penikmat sastra pelarian, saya setuju bahwa jenis karya sastra ini hanya dibaca untuk memberikan kesenangan dan hiburan semata. Bagi saya yang jarang membaca buku, membaca karya sastra serius sangat melelahkan karena biasanya membawa diksi-diksi yang asing / tidak saya ketahui. Hal seperti itulah yang membuat saya lebih memilih untuk membaca karya satra pelarian.

    1. Yohana Delphia_2022C says:

      Terima kasih Pak Khoiri atas tulisannya🙏
      Saya jadi memiliki insight-insight baru mengenai sastra, seperti pengertian dan jenis-jenis sastra. Terlebih, di semester 2 ini kami akan belajar pengenalan literature, semoga informasi ini dapat kami pahami dan kami gunakan. Sehat selalu Bapak. Kami menunggu tulisan bapak lainnya. 🙏

  88. Muhammad Reza Pahlevi_2022D says:

    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada bapak Khoiri yang sudah memberi wawasan atau pengetahuan tentang sastra. Selama ini saya bermain dengan kata tanpa tahu aturan, seperti mengarang cerita, membuat puisi, dll sesuka hati. Namun kini saya mendapat gambaran baru, terima kasih atas ilmunya.

  89. Muhammad Akbar Malvin Kymy Yansa_2022A says:

    Terima kasih banyak untuk Pak Khoiri atas ilmu mengenai sastra yang telah bapak berikan melalui tulisan ini. Selain mengenal lebih jauh tentang sastra, saya juga mendapatkan insight-insight baru mengenai sastra seperti komposisi sastra yang terdiri dari pengalaman dan imajinasi sang penulis hingga jenis-jenis sastra yakni interpretive literature dan escape literature. Sehat selalu bapak, semoga tulisan bapak dapat memberikan manfaat pada teman-teman yang lain.

  90. Terima kasih Pak Khoiri atas tulisannya🙏
    Saya jadi memiliki insight-insight baru mengenai sastra, seperti pengertian dan jenis-jenis sastra. Terlebih, di semester 2 ini kami akan belajar pengenalan literature, semoga informasi ini dapat kami pahami dan kami gunakan. Sehat selalu Bapak. Kami menunggu tulisan bapak lainnya. 🙏

  91. Miranda Febryana_2022C says:

    Terima kasih pak Khoiri atas ilmunya. Sebagai pembaca yang kurang menikmati juga masih bingung tentang bagaimana cara menikmati karya sastra interpretive literature, saya berharap semoga di kelas yang bapak ampu pengetahuan saya tentang sastra akan terasah dan menjadi lebih baik.
    Sehat selalu bapak.
    Kami tunggu tulisan selanjutnya.🤗

  92. Reydo Aira says:

    Terimakasih banyak Mr. Khoiri sudah membagikan ilmu kepada kita semua mengenai sastra dalam tulisan bapak. Berkat tulisan bapak kita menjadi lebih tau tentang pemahaman sastra dan kami semakin tertarik untuk mendalami pemahaman sastra tersebut. Terimakasih Mr. Khoiri atas tulisannya yang sangat informatif dan juga bermanfaat bagi kami.

  93. Reydo Aira_2022D says:

    Terimakasih banyak Mr. Khoiri sudah membagikan ilmu kepada kita semua mengenai sastra dalam tulisan bapak. Berkat tulisan bapak kita menjadi lebih tau tentang pemahaman sastra dan kami semakin tertarik untuk mendalami pemahaman sastra tersebut. Terimakasih Mr. Khoiri atas tulisannya yang sangat informatif dan juga bermanfaat bagi kami.

  94. Susan Oktaviana_2022A says:

    Terima kasih atas tulisannya, pak. Saya akhirnya mengenal sedikit apa itu Sastra. Namun di era sekarang, banyak saya jumpai aplikasi atau platform novel maupun komik yang dapat diakses dengan mudah melalui HP contohnya ‘Wattpad’ dan ‘Webtoon’. Di sana banyak saya temui karya tulis yang terpublikasi tetapi belum tercetak dan dapat dibaca gratis oleh pembaca. Apakah karya-karya tulis di sana bisa disebut dengan karya sastra, pak? Bukankah karya sastra itu haruslah tercetak?

  95. Achmad Fazalika Fadly_2022C says:

    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Pak Khoiri atas ilmu yang diberikan melalui artikel ini. Setelah membaca artikel bapak, saya merasa masih sangat awam perihal sastra. Karena saya sadar banyak sekali ilmu tentang sastra yang belum saya pelajari. Berhubung saya sangat suka mempelajari hal hal baru bagi saya, saya jadi bersemangat untuk mengikuti kelas bapak dan mendapatkan ilmu baru yang bisa saya terapkan nantinya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Pak Khoiri.

  96. Putri Wulan Septiani _ 2022 A says:

    Wahh tulisan bapak benar-benar membat saya lebih mengenal lagi apa arti sastra yang sebenarnya. Dan benar apa yang telah bapak katakan, bahwa kita memang telah mengenal sastra namun, hanya mengenal saja tanpa mengetahui lebih dalam lagi. Dan tulisan bapak telah menyadarkan saya bahwa sastra memiliki arti dan cakupan yang sangat luas sehingga membuat saya ingin tau lebih banyak lagi tentang sastra. Ternyata bukan hanya melek teknologi saja yang penting, namun, melek sastra juga sangat penting! Terimakasih Pak Khoiri, tulisan bapak sangat bermanfaat.

  97. Sadiya Damar M_2022C says:

    sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pak khoiri mengenai artikel yang bapak buat karena telah membuat saya sedikit paham mengenai sastra lebih lanjut karena pastinya nantinya akan bapak jabarkan lagi saat di kelas. saya menjadi lebih bersemangat karena akan mendapatkan pemahaman yag baru mengenai sastra.
    terima kasih pak khoiri telah berbagi ilmu yang sangat bermanfaat ini

  98. Alisyah Nur Rahma_2022A says:

    Terimakasih Pak Khoiri atas tulisan yang berhasil memberikan banyak sekali ilmu dan manfaat bagi kita semua selaku mahasiswa. Sebagai pembaca awam yang lumayan aktif membaca, saya sangat tertarik dengan adanya dua jenis dari karya sastra. Dikarenakan hal tersebut belum saya ketahui sebelumnya. Setelah saya pahami dan telaah, ternyata saya merupakan salah satu pembaca ‘Escape Literature’, jika dilihat dari buku-buku yang sudah saya baca. Alasannya sangat sederhana, karena saya suka diksi indah yang berbunga-bunga, seperti yang telah anda jabarkan diatas. Tak lupa dengan alasan bahwa saya ingin rehat sejenak dari kehidupan untuk mencari kesenangan sementara. Menginjak semester 2 ini, saya merasa tidak sabar untuk mengetahui lebih dalam tentang sastra dan segala hal yang ada didalamnya. Sekali lagi, terimakasih Pak Khoiri atas ilmunya. Semoga senantiasa diberi rejeki yang berlimpah, serta selalu menginspirasi sekitarnya.

  99. Ramanda rheza A_2022-B says:

    Terima kasih atas ilmunya pak. Setelah membaca artikel tersebut, saya menyadari bahwa selama ini saya menggunakan sastra sebagai hanya sekedar tulisan dan karya kuno. Karena dengan memahami sastra, disitulah keajaiban muncul secara langsung.Dengan memahami lebih dalam tentang sastra,saya dapat membuka sudut pandang saya terhadap hal hal yang berbau sastra baik kuno maupun sastra modern yang kita lihat sehari hari.

  100. Ramanda rheza A_2022-B says:

    Terima kasih atas ilmunya pak. Setelah membaca artikel ini, Saya menyadari bahwa selama ini saya memahami sastra sebagai hanya sekedar tulisan dan karya kuno. Tetapi dengan memahami sastra, disitulah keajaiban muncul secara langsung.Dengan memahami lebih dalam tentang sastra,saya dapat membuka sudut pandang saya terhadap hal hal yang berbau sastra baik kuno maupun sastra modern yang kita lihat sehari hari.

  101. Mahareka Hamdan Rizqulloh_2022A says:

    Berkaitan dengan matkul Introduce to Literature yang saya akan pelajari pada semester ini, tulisan Mr. Khoiri ini sangat bermanfaat bagi saya sebelum terjun langsung ke dalam perkuliahan. Saya mendapatkan ilmu-ilmu baru yang lebih luas tentang sastra setelah membaca tulisan Mr. Khoiri. Sastra tercipta karena pengalaman yang memorable bagi penulis dan imajinasi yang sangat tidak terbatas. Mereka membuat karya sastra karena ingin mencurahkan perasaan mereka untuk diceritakan kepada pembaca nya. Jujur saja, saya baru mengetahui tentang interpretive literature (sastra serius) dan escape literature (sastra pelarian) ini. Di era sekarang, banyak sekali karya-karya sastra yang tersebar di berbagai platform online. Sebagai contoh, ada banyak genre komik di aplikasi Webtoon dan cerita-cerita di aplikasi Wattpad. Karya-karya tersebut dibuat oleh penulis yang sering diebut sebagai author. Saya ingin bertanya, apakah author karya-karya yang dipublish di media online itu termasuk sebagai sastrawan? Apa arti definisi sastrawan yang sebenarnya? Karena sudah banyak sekali cerita komik atau novel di media online tersebut juga dijadikan sebuah karya film sama halnya dengan karya-karya sastra tulis seperti novel. Apakah suatu saat eksistensi karya sastra tulis seperti novel ini akan berkurang karena adanya karya-karya sastra di media online yang dengan praktis nya para pembaca dapat membaca nya dimana-mana dan gratis. Pikiran-pikiran seperti inilah yang selalu saya renungkan. Saya harap pertanyaan-pertanyaan ini dapat terjawab di dalam perkuliahan matkul Introduce to Literature. Terima kasih banyak kepada Mr. Khoiri, semoga bisa terus memotivasi para mahasiswa.

  102. Bella Rosyidatul says:

    Artikel ini membuka pandangan saya menjadi lebih luas terhadap dunia sastra, juga sangat bermanfaat sebagai permulaan perkuliahan saya di semester dua ini matkul introduction to literature. Berkat tulisan bapak saya jadi mengetahui bahwa tidak semua karya novel termasuk karya sastra tertulis. Saya juga baru mengetahui ada yang namanya interpretive literature dan Escape literature. Saya harap saya dapat memahami sastra lebih dalam lagi. Terima kasih banyak bapak atas ilmunya

  103. Ramadhaniar Salsabila Setyoko_2022A says:

    Terima Kasih atas tulisan yang sangat bermanfaat, Pak. Saya menjadi tahu tentang Interpretive Literature dan Escape Literature. Selama ini saya hanya mengira jika sastra hanyalah sesuatu hal yang sangat serius dengan konotasi bahasa yang sangat sulit untuk dipahami, dan sedikit membosankan. Namun rupanya saya saja yang belum berkenalan dengan baik dengan dua jenis karya sastra yang mengandung diksi-diksi yang memiliki makna tersendiri di setiap kata dalam kalimatnya. Setelah membaca tulisan Bapak, saya menjadi sedikit tertarik untuk lebih mendalami keduanya. Sehat selalu, dan semoga Bapak selalu menjadi inspirasi kami semua.

  104. Devina Putri Dwi Prasetyo_2022A says:

    Terima kasih banyak Pak Khoiri atas tulisan tentang mengenal sastra. Dari tulisan Bapak, saya mendapat pengetahuan lebih tentang sastra. Bagi saya, mengenal lebih jauh tentang sastra sangatlah penting. Dari tulisan ini, saya bisa mengetahui ternyata ada perbedaan antara karya sastra yang benar-benar sastra (interpretive literature), dan sastra yang bukan benar-benar sastra (escape literature). Dan fakta bahwa sastra diciptakan tidak hanya berdasarkan dari pengalaman hidup si penulis, tetapi disertai dengan imajinasi penulis.

  105. Faradilla Khairin N 2022A says:

    “sastra itu bukan semata fakta mentah tentang hidup dan pengalaman manusia, sebab jika demikian, ia sejatinya adalah berita atau sejarah.”

    Karena kalimat tersebut saya jadi terpikirkan novel yang baru-baru ini saya baca, The Midnight Library karya Matt Haig. Bercerita tentang seorang wanita bernama Nora yang tengah menghadapi ‘quarter life crisis’ dan juga tengah menyesali keputusan-keputusan yang pernah ia ambil di masa lalu. Cerita itu dibungkus dengan imajinasi sang penulis tentang perpustakaan ajaib yang bisa membantu Nora memperbaiki keputusan-keputusan yang disesalinya. Sebuah novel yang menghibur sekaligus mengandung banyak pelajaran hidup.

    Terimakasih Pak Khoiri, sudah membuat tulisan yang sangat bermanfaat. Berkat artikel ini saya jadi tidak hanya sekedar membaca sebuah karya sastra namun juga tau apa sebenarnya yang sedang saya baca. Salam literasi!☝🏻😃

  106. widya aulia zahrani syifadianti says:

    Terima kasih pak telah membuat karya tulisan ini, serius saya ini sangat menarik untuk awal perjalanan yang lebih jauh akan sastra. Sekarang saya mengerti gambaran jelas sebuah sastra. Tapi saya memiliki satu pertanyaan, apakah dengan perbedaan itu (sastra pelarian dan sastra serius) akan menimbulkan adanya salah satu pihak yang dihilangkan?

    1. yulian dwi nugroho (2022C) says:

      selama ini saya berpikir tidak ada pemetaan untuk karya sastra. saya pikir karya sastra ya karya sastra baik yang tertulis ataupun tidak. ternyata ada pembagian seperti interpretive literature dan escape literature. terima kasih pak khoiri atas tulisannya ini pemahaman saya tentang sastra menjadi bertambah.

  107. Lisa_2022C says:

    Terimakasih pak, tulisan bapak ini sangat bermanfaat bagi saya. Ternyata sastra itu sangatlah luas dan menarik. Dari tulisan ini, saya bisa tahu ternyata sastra itu tidak hanya berbentuk tertulis, tetapi juga lisan yang dikreasikan berdasarkan fakta hidup dan pengalaman manusia, ditambah imajinasi si pencipta sastra. Tulisan ini bisa menjadi langkah awal untuk lebih mengenal dan memahami apa itu sastra.

  108. Indragiy Firzatulloh 2022A says:

    Terima kasih bapak khoiri, semenjak smp-sma saya kurang mengerti tentang sastra. karena tulisan bapak, saya lebih sedikit mengerti tentang apa sastra itu sendiri, yang mana merupakab gabungan dari pengalaman manusia ditambah imajinasi, sehingga tidak sepenuhnya sejarah dan tidak sepenuhnya fiksi.

    1. Chairiza Shaula Akhna 2022A says:

      Alhamdulillah.. terimakasih pak, karna setelah sy membaca artikelnya bapak saya menjadi mengerti bahwa sastra bukan hanya sekedar karya.

  109. Virda Tyas Arsita 2022A says:

    Terima kasih, pak. Dengan tulisan bapak menambah pengetahuan saya tentang dunia sastra dan lebih memahami tentang sastra.

  110. Naomi_Sasing22A says:

    Looks so interesting! Thank you for your work, which really inspired me to be interested in studying literature even more. I have loved literature since I was in school, and when I was studying English Literature, I discovered a wider range of literary works than I had before. I hope that in the Introduction to Literature course, I will be able to study Literature and get the best results. Please guide me sir, thank you.

  111. Yap, sastra
    Sastra adalah sebuah seni dalam berbahasa, Maksudnya adalah, lahirnya sebuah karya sastra adalah agar dapat dinikmati oleh pembaca. Untuk dapat menikmati suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan pengetahuan tentang sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat. dengan dipadukannya akan bahasa inggris, lahirlah sastra inggris , sebuah seni dalam inggris, tidak sependek itu namun sepanjang apa yang dipaparkan oleh Mr Khoiri pada artikel diatas, yang tentulah mengisi serta memenuhi kepuasan saya dalam kehausan akan kesastraan, permulaan abstraksi menjadi sebuah seni yang hanya bisa dinikmati, dipahami oleh orang-orang tertentu

  112. Erlita Siswanto Putri_2022D says:

    Terima kasih kepada bapak Khoiri, karena berkat tulisan bapak saya jadi mendapatkan pengetahuan lebih tentang sastra terutama menambah wawasan saya tentang interpretive literature dan escape literature yang belum saya ketahui sebelumnya. Sekali lagi terima kasih atas ilmu yang bapak berikan, tulisan bapak sangat bermanfaat bagi banyak orang.

  113. Moch Ivo Irvansyah says:

    Terima kasih bapak telah berbagi ilmu kepada saya, kami, kita semua, setelah membaca artikel ini saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang sastra itu sendiri, jadi sastrawan, atau karya sastra apa yang harus kita buat referensi untuk sebelum mengenal lebih jauh tentang karya ini, sejauh yang saya ketahui karya sastra biasanya bertemakan tentang fiksi dan selanjutnya pun bisa diangkat menjadi sebuah film atau teater, mungkin kedepannya saya akan tertarik untuk mendalami sastra ini terima kasih bapak atas tulisannya, sangat bermanfaat.

    1. netasyabila emanda septa says:

      sangat baik, jelas dan mudah dipahami 22020154139

  114. Moch Ivo Irvansyah 2022_C says:

    Terima kasih bapak telah berbagi ilmu kepada saya, kami, kita semua, setelah membaca artikel ini saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang sastra itu sendiri, jadi sastrawan, atau karya sastra apa yang harus kita buat referensi untuk sebelum mengenal lebih jauh tentang karya ini, sejauh yang saya ketahui karya sastra biasanya bertemakan tentang fiksi dan selanjutnya pun bisa diangkat menjadi sebuah film atau teater, mungkin kedepannya saya akan tertarik untuk mendalami sastra ini terima kasih bapak atas tulisannya, sangat bermanfaat.

    1. Khafidatul Afifah Asy'ari_2022 A says:

      Sangat menambah wawasan sir, untuk saya sendiri yang masih awam dengan sastra. Semoga selalu bisa menginspirasi banyak orang lagi pak khoiri

  115. Akhmad ramdani habibie 2022c says:

    Terima kasih atas ilmu nya pak walau saya lebih suka membaca sastra pelarian saya jadi tertarik tentang sastra interpretif yang bapak sebutkan.

  116. Zuliana Sefty_2022D says:

    Terimakasih pak untuk artikelnya, saya jadi memahami dan mengingat kembali apa itu sastra dan mengetahui beberapa jenis sastra

  117. Cukup membantu menambah cakupan ilmu pak.

  118. Tulisan yang indah, terima kasih pak. Saya banyak menemukan fakta baru mengenai sastra.

  119. Barbieta says:

    Terimakasih pak, berkat tulisan bapak, saya jadi tau kalau sastra juga ada jenisnya. Saya kira sastra itu hanya satu jenis dan secara global🙏

  120. Terimakasih pak atas tulisannya yang membuat pengetahuan saya terkait sastra semakin meningkat. Sejak dulu saya selalu berminat untuk memahami dan selalu mengapresiasi setiap jenis sastra. Bagi saya, sastra adalah wadah ekspresi diri dan setiap sastra punya pembaca dan peminatnya masing-masing. Saya juga berharap kelak saya mampu menciptakan sastra yang layak dibaca banyak orang. Terimakasih pak atas informasi informasi yang diberikan.

  121. barbieta says:

    berkat tulisan ini, saya jadi paham bahwa sastra tidak hanya satu jenis secara global, tetapi ada jenis jenisnya. terimakasih atas ilmunya pak

  122. Dhiyaun Najikhah_2022A says:

    awalnya saya mengira sastra adalah sesuatu yang sulit dimengerti dan tidak penting untuk di pelajari. tetapi setelah membaca artikel ini saya jadi tahu kalau sastra tidak seperti itu. terimakasih pak khoiri bermanfaat sekali artikel ini🙌🏻

  123. Anita Anggi Anggraeni_2022A says:

    Terimakasih Pak Khoiri atas tulisan Bapak yang sangat bermanfaat. Saya banyak mengetahui hal tentang dunia sastra, terutama tentang interpretive literature dan escape literature. Penjelasan bapak sangat membantu dan meningkatkan pengetahuan saya mengenai sastra, saya semakin tertarik untuk mempelajarinya. Sehat selalu Bapak, saya nantikan tulisan-tulisan Bapak selanjutnya.

  124. awalnya saya mengira sastra adalah sesuatu yang sulit dimengerti dan tidak penting untuk di pelajari. tetapi setelah membaca artikel ini saya jadi tahu kalau sastra tidak seperti itu. terimakasih pak khoiri bermanfaat sekali artikel ini🙌🏻

  125. Inti Nailis Syafa'ah_2022A says:

    Terimakasih Mr Khoiri artikelnya sangat membantu. Saya menjadi lebih memahami perihal sastra dan lebih tertarik untuk mempelajarinya. Jadi menurut pemahaman saya, walaupun sastra dibuat dengan imajinasi setinggi langit penciptanya, meskipun begitu sastra tetap harus memijak pada tanah / mengandung fakta.

  126. Muti'ah Ulin Nuha_2022B says:

    Terima kasih Pak Khoiri atas ilmu baru yang diberikan. Artikel ini cukup menambah wawasan saya mengenai apa itu sastra.

  127. Raissa Belva_2022A says:

    Terima kasih banyak Pak Khoiri berkat tulisan yang bapak buat ini saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai sastra dan saya lebih memahaminya sekarang karena artikel yang Pak Khoiri tulis ini sangat mudah untuk saya pahami.
    Terima kasih Pak Khori telah membagikan ilmu yang bermanfaat ini😊

  128. Fiella Widya R. A_2022A says:

    Dengan ini saya menjadi tahu ilmu baru tentang sastra yaitu jenisnya yang juga menjadi perbedaanya, yaitu escape literature dan interpretive literature. Terima kasih atas tulisan dan penjelasamnya Pak Khoiri. Semoga kami dapat mengetahui dan memahami tentang sastra lebih dalam lagi.

  129. Azizah Nur. R_2022 C says:

    Berkat artikel bapak saya mendapatkan insight baru tentang sastra yang mengubah pemikiran saya. Saya baru tau jika sastra merupakan karya yang menggabungkan antara fakta dan imajinasi sang penulis. Selama ini saya kira sastra sebatas fiksi dan non-fiksi, ternyata jauh lebih luas dibandingkan itu. Ada sastra pelarian dan sastra serius juga. Jika sedang ada di toko buku/perpustakaan, sastra serius biasanya menarik perhatian saya diantara buku-buku yang lain karena sarat akan nilai kehidupannya yang tinggi dan terkadang menggunakan diksi-diksi yang tidak umum. Saya jadi tidak sabar untuk mengetahui dunia sastra lebih jauh lagi. Ditunggu artikel selanjutnya dan sehat selalu pak. Terima kasih pak 🙏🏻✨

  130. Erlina Wahyu Putri 2022A says:

    Terimakasih bapak atas tulisan yang sangat bermanfaat. Dari artikel ini saya mendapatkan fakta baru tentang sastra. Dan setelah membaca artikel ini saya menyadari bahwa pengetahuan saya terhadap sastra masih kurang. Dengan mata kuliah pengantar sastra ini saya menjadi tertarik untuk lebih mendalami ilmu sastra. Saya juga berharap kedepannya dapat menciptakan karya sastra yang sesuai dengan kaidah-kaidah nya.

  131. NUR FITRIA.S_2022D says:

    Terimakasih bapak khoiri yang telah meluangkan waktu bapak untuk menulis artikel ini dan memberikan kami wawasan baru mengenai sastra. Saya izin bertanya pak mengapa kebanyakan orang memandang rendah mahasiswa/i jurusan sastra. “kamu mau jadi apa kalo ambil jurusan sastra, mau kerja dimana”. Seperti itu pak. dan pertanyaan terakhir saya adakah solusi atau hal yang bisa kita lakukan sebagai mahasiswa/i sastra untuk kembali mengharumkan nama seorang sastrawan dan agar orang lain paham bahwasannya mahasiswa/i sastra juga hebat seperti jurusan lainnya.
    sekian pertanyaan dari saya, terimakasih bapak khoiri.

  132. Riza_2022B says:

    the article provides valuable insight into the nature of literature and the importance of understanding the difference between different types of literature.

  133. Emeralda Mirrah Azzahra_2022A says:

    Sebagai seorang yang gemar membaca novel fiksi sedari kecil, terkadang saya bertanya-tanya apakah saya masih bisa dikatakan sebagai seorang penikmat sastra karena kebanyakan jenis novel yang saya baca adalah novel dengan genre fantasy yang isinya tidak serius-serius amat jika dibandingkan dengan bacaan dengan genre history fiction, misalnya. Namun setelah membaca artikel ini saya menjadi mengerti bahwa novel-novel yang saya baca tersebut ternyata termasuk dalam jenis escape literature. Sebelum membaca artikel ini, saya tidak tahu akan istilah tersebut tetapi saya suka menyebut kegiatan membaca buku sebagai sebuah kegiatan escapism, terlebih ketika saya tengah stress dengan berbagai macam ujian sewaktu SMA dulu. Bagi saya, tak ada yang lebih menyenangkan selain melahap habis satu buku fantasi sepulang sekolah, karena saya tidak mau overthinking perkara kuliah waktu itu. Tetapi setelah diterima di UNESA, saya mulai terbuka untuk membaca beberapa buku interpretive literature (karena saya merasa tidak perlu lari dari kenyataan lagi), salah satunya adalah A Thousand Splendid Suns (Khalid Hosseini). Perlahan tapi pasti, saya akan mulai membaca lebih banyak karya-karya interpretive literature, terutama yang telah Bapak sebutkan judulnya di atas. Terima kasih atas artikel yang insightful ini, Bapak.

  134. Rangga Putra Sobhita_2022D says:

    Terima kasih pak Khoiri atas tulisannya karena sebelum ini pengetahuan saya tentang literasi cukup awam setelah saya membaca informasi yang ada di atas saya lebih mengetahui apa itu literasi lebih mendalam dan informasi ini sangat bermanfaat bagi saya di masa depan

  135. Menurut tangkapan saya, sastra merupakan bentuk abstrak kehidupan yang dikreasikan memalui tulisan maupun lisan, lalu pembuatan sastra itu sendiri berdasarkan pengalaman sang sastrawan dan ditambah imajinasinya. Jadi mereka bebas mengaplikasikan seperti dalam pembuatan novel atau gambar

  136. Marsya Firdha Arifiani_2022A says:

    Terimakasih atas tulisan yang bermanfaat ini, pak. Setelah saya baca tulisan ini, saya jadi mengetahui lebih dalam tentang apa itu sastra. Berkat tulisan bapak juga saya mengetahui hal baru dari sastra. Saya harap kedepannya saya bisa memahami sastra sesuai dengan apa yang telah disampaikan dalam tulisan dari bapak. Semoga selanjutnya tulisan bapak bisa memberikan ilmu yang baru bagi saya.

  137. Silvia Valentina P_2022C says:

    Terima kasih Bapak Khoiri atas penjelasan yang Bapak tulis mengenai sastra. Setelah membacanya saya merasa pengetahuan saya akan sastra semakin bertambah, saya menyadari bahwa ternyata tidak banyak yang saya ketahui mengenai sastra. Bagi saya sastra adalah sesuatu yang bermakna, hal yang saya nikmati sebagai bagian dari pahit manisnya hidup saya, dan pelajaran, yang saya pikir dapat membuat hidup lebih bermakna. Namun apabila di tengah era modern ini beberapa generasi muda mulai sedikit menurun minatnya akan beberapa jenis sastra, serta tidak mengetahui sama sekali mengenai karya sastra, dan mereka lebih terhibur dengan sesuatu yang ada di media sosial, dan memiliki motivasi makna hidup berdasarkan dunia maya, bagaimanakah pendapat Bapak mengenai hal tersebut? Apakah terdapat kemungkinan peran sastra akan hilang?
    Saya sendiri berharap sastra dapat menjadi bagian hidup masyarakat, dan tidak terlupakan betapa indahnya bentuknya. Saya sendiri masih belajar dan berusaha melakukannya, saya sangat ingin masyarakat luas juga sadar untuk melakukannya, agar sastra tidak hilang eksistensinya.
    Apabila terdapat kesalahan dalam tulisan saya ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya harap Bapak Khoiri sehat selalu dan tetap berkarya, terima kasih Bapak Khoiri.

  138. Raihan Maulana_2022B says:

    Terimakasih Pak Khoiri atas tulisan yang sangat bermanfaat ini. Sebagai orang yang gemar membaca novel-novel karya Agatha Christie dan Enid Blyton, saya memahami bahwa membaca karya sastra bukan hanya sekedar membaca, namun membaca juga memahami dan juga mengimajinasikan bacaan tersebut.

    Escape literature, seperti namanya karya sastra sejenis itu nyatanya memang membantu saya 𝘦𝘴𝘤𝘢𝘱𝘦 ketika saya merasa galau ataupun jenuh dengan suatu keadaan tertentu.

  139. Helga Almirah_2022D says:

    Terimakasih pak Khoiri atas artikel yang ditulis ini. Sebagai mahasiswa yang terhitung masih baru melalui karya tulisan Pak Khoiri ini saya bisa lebih “melek” dengan hal-hal yang berkaitan dalam sastra.

  140. Rakhmawati Tri Handini (2022A) says:

    Terima kasih Pak Khoiri, dari artikel di atas saya jadi lebih tahu tentang apa itu sastra yang ternyata dimaknai sedemikian rupa dan memiliki genre genre yang beragam juga. Saya berharap saya bisa lebih memahami lebih dalam lagi tentang sastra dari tulisan-tulisan Bapak selanjutnya. Sehat selalu nggih pak, terima kasih.

  141. Noki Septia_2022C says:

    Terima kasih Pak Khoiri atas tulisannya yang sangat bermanfaat. Setelah membaca tulisan bapak, saya mendapatkan pengetahuan yang lebih luas mengenai sastra. Bagi saya, membaca interpretive literature memang melelahkan dan memusingkan karena biasanya memuat diksi-diksi yang jarang diketahui. Namun, justru itu yang membuatnya lebih menarik. Interpretive literature seperti sebuah teka-teki yang harus dipecahkan, bagi saya. Dengan membaca interpretive literature saya jadi penasaran dan menebak-nebak apa arti dari diksi tersebut dan apa pesan yang ingin disampaikan penulis, yang akhirnya saya akan berusaha mencari tau dan mendapatkan pengetahuan baru. Escape literature juga tidak kalah menarik. Walaupun lebih mementingkan sisi hiburan tapi karya ini juga mengandung pesan yang bisa diambil.
    Terima kasih.

  142. Novaya Citra Salsabila_2022B says:

    Melalui artikel yang bapak tulis, saya menjadi lebih tahu bahwa sastra banyak sekali cabangnya, tidak hanya sebuah tulisan tulisan indah tanpa makna. Namun juga ada sastra yang ditulis dengan diksi yang baik untuk menggambarkan suatu pesan tersirat.

  143. Salsabilla Fatma 2022A says:

    Terima kasih kepada Pak Khoiri yang telah menjabarkan sedikit namun luas mengenai sastra. Seperti yang telah disebutkan sastra memiliki nilai estetika didalamnya. Yang dimana sastra ini memang menjadikan sebuah ungkapan polos serasa lebih indah. Bahkan lontaran jahat pun menjadi lebih indah jika menggunakan keindahan sastra di dalamnya. Dengan adanya tulisan bapak saya Lebih yakin, bahwa sastra memang memiliki keindahan yang mendalam di dalam kehidupan, apalagi dengan datangnya genre – genre yang ada menjadikan sebuah keindahan yang tiada habisnya karena sastra.

  144. Putri Maharani_2022B says:

    Berkat membaca tulisan ini, pengetahuan saya tentang literatur semakin luas. Dan tanpa saya sadari ternyata bacaan bacaan yang simple seperti novel pun juga termasuk karya sastra

  145. Firna Novelia Sari_2022B says:

    Salah satu hal yang menonjol bagi saya ketika membaca tulisan bapak adalah bagaimana bentuk sastra ini berubah seiring waktu. Diawali dengan oral literature yang pastinya sangat populer di kalangan nenek dan kakek saya dan yang pastinya juga diturunkan dan diceritakan kepada anak dan cucunya. Selanjutnya ada interpretive literature yang bisa dimasukkan dalam kategori karya sastra klasik dan melegenda. Sekarang, berdasarkan yang telah saya amati, di Instagram dan Tik Tok mulai meluasnya komunitas pecinta buku. Ini biasa disebut bookstagram atau booktok. Di kedua aplikasi ini, saya melihat buku yang cenderung populer itu termasuk dalam escape literature. Ada juga yang membahas interpretive literature, tetapi tidak banyak. Dengan tulisan bapak ini saya tidak sabar untuk mengetahui tentang literature lebih dalam lagi.

  146. Rayhan Hidayat_2022B says:

    Terimakasih banyak pak atas tulisannya yang mudah di pahami dan penuh pengetahuan tentang Sastra. Setelah membaca tulisan ini, saya tahu bahwa ada yang nama nya escape literature dan interpretive literature. Saya juga sudah mengetahui dan memahami definisi dari kedua jenis sastra tersebut melalui tulisan ini.

  147. Muhammad Axel_2022B says:

    Terimakasih Mr. Khoiri atas artikel yang telah bapak tulis. Artikel ini menambah ilmu pengetahuan saya mengenai Sastra lebih jauh lagi. Sastra ternyata ada 2 jenis, Escape Literature & Interpretive Literature. Escape Literature sendiri menceritakan kisah-kisah yang mudah dicerna, fun to read, and leaves certain impression buat pembacanya. Sedangkan, Interpretive Literature kisah-kisah nya konon lebih kompleks, and with great message in them. I consider myself di kategori Escape Literature karena tak hanya mereka memiliki cerita-cerita yang menarik dan mudah dicerna, mereka juga bisa membuat pembacanya get lost in the story and fantasize. Terimakasih lagi atas tulisannya bapak, moga bermanfaat and insightful bagi para pembacanya!

  148. Fatimah Najmus 2022C says:

    Berkat tulisan bapak, saya baru mengerti ternyata karya sastra yang selama ini saya baca adalah untuk membantu saya melarikan diri dari realita kehidupan semata. Berkat tulisan ini pula muncul rasa penasaran saya pada karya interpretive literature yang selama ini terus saya hindari. Terima kasih pak, sehat selalu.

  149. Sabreena Aisyah_2022C says:

    Terima kasih atas tulisannya Pak Khoiri, saya jadi memiliki gambaran dan pemahaman baru tentang sastra. Saya juga baru menyadari beberapa novel yg telah saya selesaikan (yg saya kira semua isinya fiksi) ternyata ada beberapa fakta yg dimuat didalamnya seperti apa yg dituliskan bapak bahwa sastra mengandung presentase antara imajinasi dan fakta. Semoga ilmu yg telah bapak bagikan melalui tulisan ini bisa berguna bagi kami kedepannya.

  150. Falia_2022C says:

    Terimakasih pak. Melalui tulisan bapak, saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai sastra. Selama ini saya hanya menjadi penikmat sastra tanpa tahu arti sastra yang sebenarnya, dan tulisan bapak membuat saya semakin tertarik untuk belajar lebih lanjut mengenai sastra.

  151. Siti Safrotul Machrusya_2022C says:

    Terima kasih pak atas artikel yang bermanfaat ini. Saya kira selama ini satra hanyalah sebatas hiburan, ternyata masih ada karya sastra yang benar-benar sastra (interpretive literature) yang bisa berpengaruh dan mempengaruhi manusia.

  152. Andika Prasetyo_2022B says:

    Dengan mempelajari dan membaca sastra, kita dapat mengetahui makna-makna utama tentang kehidupan, yang dapat membuat kita menjadi seorang individu yang lebih bijaksana.

    Terima kasih banyak Pak Khoiri atas tulisannya yang menginspirasi.

  153. Angelica Sanjaya_2022B says:

    Setelah membaca artikel ini, saya mengetahui banyak hal tentang sastra dan penjelasan serta contohnya sangat lengkap sehingga sangat mudah untuk dipahami, terimakasih pak Khoiri.

  154. Astrialesta Aisyah_2022B says:

    Setelah membaca artikel ini pengetahuan saya tentang sastra menjadi bertambah. Bahwa ternyata sastra bisa dikelompokkan menjadi karya yang benar-benar sastra (interpretive literature) dan juga sastra yang bukan benar-benar sastra (escape literature). Terima kasih Pak Khoiri atas artikel yang bermanfaat untuk memulai mata kuliah Introduction to Literature di semester ini.

  155. Syafa Nameyra_2022B says:

    Membaca tulisan-tulisan bapak selalu dapat menambah wawasan baru saya, seperti adanya pengelompokkan dalam bidang Literature (Escape Literature & Interpretive Literature) dan juga berbagai macam perbedaannya. Terimakasih banyak Pak Khoiri atas informasi dan berbagi ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya.

  156. Shinta Hanney Noor Aguida_2022B says:

    Dari artikel ini saya menyadari bahwa literatur yang saya suka bernama escape literature, dan nama tersebut sangat cocok untuk mendeskripsikan perasaan saya saat membaca literatur-literatur tersebut.
    Terimakasih Pak Koiri atas artikelnya yang sudah mengenalkan saya akan macam-macam literatur.

  157. Susi Laksmita Pratiwi_2022B says:

    Melalui tulisan bapak, saya jadi bisa mengerti tentang sastra lebih jauh dari yang saya tau. Saya jadi tau bahwa sastra terbagi jadi beberapa kelompok. Terimakasih Pak Koiri atas artikelnya yang sangat membantu dalam memberikan wawasan lebih luas tentang sastra.

  158. Muhammad Haris zidan says:

    Terima kasih pak,dari artikel yang bapak berikan diatas saya menjadi tahu definisi dari sastra,bagaimana sastra itu dibuat dan juga bentuk bentuk sastra. Sepengetahuan saya sastra hanyalah sebuah karya untuk menghibur banyak orang namun ternyata karya tersebut memiliki arti yang sangat dalam.

  159. Muhammad Haris zidan 2022_F says:

    Terima kasih pak,dari artikel yang bapak berikan diatas saya menjadi tahu definisi dari sastra,bagaimana sastra itu dibuat dan juga bentuk bentuk sastra. Sepengetahuan saya sastra hanyalah sebuah karya untuk menghibur banyak orang namun ternyata karya tersebut memiliki arti yang sangat dalam.

  160. Mohammad Akram Maulana Wahyu says:

    this artikel is great i’m so excited in your artikel, from this artikel i know that literature divided 2 groups it is, Escape Literature and Interpretive Literature. Escape Literature itself tells stories that are easy to digest, fun to read, and leaves certain impressions for readers

    thank you mr. Khoiri
    this is very helpful and useful for me

  161. Andy Alif Al M says:

    Saya baru menyadari bahwa ada juga perbandingan dengan sastra untuk pelarian dari kehidupan dunia nyata dan juga sastra yang dibuat oleh profesional dalam bidangnya yang bertujuan untuk berlomba membuat karya terbaik mereka dengan memasukkan makna yang dalam dan berkemungkinan bisa mengubah cara pembaca berpikir dan cara mereka melihat dunia dengan mata mereka.

    1. Haneystika Flamboyan 110_2022C says:

      Terima kasih Pak, berkat tulisan bapak wawasan saya mengenai “sastra” menjadi lebih luas, bahwa di dalam sastra ada yang dikatakan Escape Literature dan Interpretive Literature, karena sebelumnya saya belum mendengar istilah keduanya. Sehat selalu Pak.

  162. Mahdyah Fitri 024_2022A says:

    Pada awalnya saya mengenal sastra melalui cuplikan-cuplikan dari buku LKS yang selalu saya baca di bangku sekolah dasar. Saya sempat mengira bahwa sastra hanya berkutat pada kata, kalimat, hingga paragraf. Puisi tak jauh dari pantun, pula lagu yang sering kita dengar. Kini alangkah bersyukurnya saya begitu mengetahui bahwasanya masih banyak hal yang perlu saya pelajari dalam dunia sastra. Ada prosa dan klausa, pula bait dan paragraf dalam teks yang beragam macamnya. Literatur yang membuat kita melepas penat dan literatur yang menuntut kita untuk berfikir, keduanya sangat menarik bagi saya. Terimakasih Pak Khoiri. Saya bersyurkur bisa mendengar lebih dari anda tentang kesusastraan ini.

  163. Jasmine Anindia says:

    Nice info Mr. Khoiri, menambah pengetahuan saya tentang sastra (literature). Have a nice day Mr. Khoiri!!

  164. SEVTIA_2022 C says:

    terimakasih mr khoiri untuk tulisannya dari paparan diatas kami , atau lebih tepatnya saya dapat menemukan ilmu baru mengenai interpretive literature dan escape literature. dari paparan diatas ,saya baru menyadari bahwa selama ini yang saya baca berupa novel yang merupakan escape literature. semoga apa yang dipaparkan dapat menjadi titik awal kami untuk menyelami mengenai literature. terimakasih mr khoiri

  165. Alifia Cahyaneng Tias '22 C says:

    Sebagai pecinta literature, postingan ini membuat saya semakin tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai literature. Tampaknya literature bukan hanya bicara tentang keestetikan, tapi ada unsur lain yang memiliki makna berbeda dari tiap jiwa yang memaknainya.

  166. Tsabita Putri Ibrahim_C says:

    Terimakasih atas tulisannya, pak. sangat membantu bagi saya yang sangat awam dengan pengetahuan sastra. saya juga jadi mendapatkan ilmu baru mengenai interpretive literature yang tidak saya ketahui sebelumnya.

  167. Dennis Asral_2022D says:

    Literature is really wonderful, the human creativity and emotion is infinity. It’s not just about art, it’s about how we make people open up their mind to new things in a beautiful and emotional way . Thank you so much Mr. Khoiri, the way you write these articles is truly amazing, A lot of people have open their mind and heart to literature because of your writing.

  168. Nauval Rayyana I says:

    Saya sangat berterimakasih kepada bapak, karena dengan karya tulisan indah yang sudah dibuat tersebut, yang memuat ilmu-ilmu bermanfaat membuat ingatan saya dan minat akan sastra semakin meningkat. Berkat penjelasan dari bapak saya jadi tau jika menurut cara pandang seseorang mengenai sastra, terdapat perbedaan antara interpretive literature (Sastra Serius) dan Escape literature (Sastra Pelarian). dan juga lebih banyak ilmu baru lagi.
    Namun ada sedikit pertanyaan dari saya mengenai Sastra ini:
    1. Menurut bapak Audiens akan lebih banyak tertarik dan berminat pada karya sastra jika karya tersebut berupa tulisan atau lisan?,
    2. dan pada tulisan yang sudah tertera dikatakan jika karya sastra lisan akan berujung menjadi sebuah tulisan. Lalu apakah Karya Sastra berupa tulisan tersebut harus dibukukan?

  169. Enlarry says:

    Federal Register, 56, 6426 6505 brand cialis online DNA fragments representing various lengths of the promoter regulatory region of the rat kinase gene were ligated into the pBST Luc PA plasmid containing the luciferase reporter cDNA

  170. Jimmykip says:

    cost of prednisone tablets: http://prednisone1st.store/# prednisone uk

  171. ClaudeSyday says:

    order mobic pill: where can i get generic mobic without a prescription – buy generic mobic without insurance

  172. Larrywag says:

    how to buy mobic without rx how can i get generic mobic without rx buy cheap mobic online

  173. CharlesHoowl says:

    Read information now.
    amoxicillin 500 tablet amoxicillin discount coupon – amoxicillin 500 capsule
    Long-Term Effects.

  174. CharlesVor says:

    best canadian pharmacy canadianpharmacymeds

  175. ClaudeSyday says:

    amoxicillin online without prescription amoxicillin script – where to buy amoxicillin over the counter

  176. Darylspimb says:

    http://cheapestedpills.com/# medications for ed

  177. Larrywag says:

    amoxicillin 500 mg capsule: amoxicillin 500mg no prescription price for amoxicillin 875 mg

  178. BrentImili says:

    canadian world pharmacy prescription drugs canada buy online

  179. ClaudeSyday says:

    get cheap mobic without dr prescription: where can i buy generic mobic without insurance – buying mobic without rx

  180. CharlesHoowl says:

    Learn about the side effects, dosages, and interactions.
    buy propecia buying generic propecia tablets
    Read now.

  181. Darylspimb says:

    amoxicillin 500mg capsules price: http://amoxicillins.com/# amoxicillin canada price

  182. CharlesVor says:

    amoxicillin 500mg tablets price in india generic amoxicillin online – generic amoxicillin cost

  183. Larrywag says:

    can i order generic mobic without dr prescription cost cheap mobic prices can you buy cheap mobic pill

  184. ClaudeSyday says:

    top rated ed pills: non prescription ed drugs – otc ed pills

  185. BrentImili says:

    propecia generics cheap propecia

  186. Jamestooft says:

    best erectile dysfunction pills erection pills ed dysfunction treatment

  187. dkwJCQ says:

    cheap finasteride BISACODYL TABLET 5MG TABLET 5MG CAMDEN INDUSTRIES M SDN BHD MALAYSIA

  188. Larrywag says:

    where buy mobic pills can i get mobic no prescription cost of mobic without dr prescription

  189. CharlesHoowl says:

    Prescription Drug Information, Interactions & Side.
    ed drugs compared: online ed medications – ed pills cheap
    Read information now.

  190. ClaudeSyday says:

    best pills for ed: ed treatments – ed pills that work

  191. Albertchach says:

    legit canadian online pharmacy: canada pharmacy world – canada drug pharmacy

  192. Freddytraix says:

    canadapharmacyonline legit: canada rx pharmacy world – best rated canadian pharmacy

  193. Albertchach says:

    pharmacies in mexico that ship to usa: medicine in mexico pharmacies – mexico pharmacies prescription drugs

  194. Albertchach says:

    canadian pharmacy world: canadian pharmacy price checker – canadian drug pharmacy

  195. Freddytraix says:

    mexican drugstore online: mexican online pharmacies prescription drugs – mexican mail order pharmacies

  196. RobertNef says:

    http://indiamedicine.world/# top 10 online pharmacy in india

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *