Oleh Much. Khoiri
“ADA ratusan orang yang ingin menjadi penulis, namun hanya puluhan atau belasan orang yang serius mau menekuni liku-likunya menulis tanpa alasan. Merekalah yang sedang saya cari untuk saya jadikan sahabat kreatif yang spesial.” Itulah bunyi Quote of the Day status WA saya pada suatu hari di bulan Januari 2021.

“Ayo Menulis Setiap Hari”. Gambar: Dok Pribadi
Statemen tersebut saya buat setelah melalui observasi yang saksama dan penghayatan “hidup” bersama secara intens dalam grup-grup WA literasi. Saya temukan ratusan orang yang mengaku ingin menjadi penulis, tersebar di seluruh penjuru negeri. Namun, tulisan yang hadir di grup-grup tersebut tidak sebanding dengan jumlah mereka yang mengaku “sangat ingin” menjadi penulis. Bahkan, saya sudah memposting tulisan saya hampir setiap hari di sana, guna mengajak mereka untuk menulis—namun, tulisan-tulisan itu kerap hanya kesepian tanpa ada sapaan. Terlebih, jika ada kesibukan, mungkin karena tugas kerja—itu alasan paling jitu untuk tidak menulis.
Dari ratusan orang itu, nyatanya, hanya belasan lebih sedikit saja yang “serius ingin” menjadi penulis. Mereka tetap mencoba konsisten memposting tulisan atau link tulisan di WAG hampir setiap hari—sebagaimana ibadah lain yang juga harus setiap hari. Mereka telah berhasil menaklukkan kesibukan. Bagi mereka, kesibukan bukanlah alasan yang kuat bagi penulis untuk tidak menulis. Penulis serius tidak mempedulikan kesibukan—mereka selalu menemukan peluang untuk mengatasi kesibukan. Sungguh, merekalah sesungguhnya penulis-penulis yang terus saya cari dan menjadi sahabat kreatif saya yang spesial. Dan itu adalah Anda, Anda, Anda—yang membaca catatan ini dengan hati bening dan sikap positif.[]
Kabede, 21/02/2021
N.B. Jangan lupa memberi tanggapan. Terima kasih.
Supeer Bpk.. betul sekali yg Bpk tulis… terkadang tulisan menunggu berhari-hari bahkan bertahun untuk dibaca… krn tulisan tdk pernah teriak… ia ttp setia menunggu pembaca setianya..
https://gupres2020.blogspot.com
Betul, Bu Rince. Menulis itu ingin dibaca, sebab jika tulisan dibaca orang lain, maksud komunikasi tercapai. Konyolnya, ada yg baca, tapi mereka diam tak mau komen (seakan penulis hanya lihat kuburan)…hehehe
Bapak,terimakasih sudah membimbing menulis. Mgk jujur saya kalau nulis sesuai alur baru bisa 3 paragraf. Kalau dibatasi sampai 900 atau seribu kata mesti butuh waktu untuk menyambungkan ide atau bahkan ngelantur. Mohon sarannya bapak. Maturnuwun
Bu Rkbi’, tidak ada jalan lain, latihan terus dan berkelanjutan. Pada masanya Ibu pasti bisa menulis panjang. Percayalah. Saya sdh mengalaminya.
Semoga saya salah satu yang dicari dan berusaha istikamah menulis. Siap Pak Haji
Bu hajjah, insyaallah masuk. Sdh masuk jauh waktu sblm sy punya ide menulis catatan pendek ini.
Sehat selalu, salam kreatif, b hajjah.
Alhamdulillah… bisa berjumpa saudara baru yang konsisten dalam menulis. Saya daftar jadi sahabatnya Pak. Ayo ikutan Pak menulis kisah inspirasi masa Pandemi Covid 19 bersama saya. Malam ini ada pembelajaran di kelas kami. Ini WA saya Pak, 082226376157. Ini FB saya Pak, Lilis Sutikno (Mbak Pipin).
Salam inspirasi
Ibu guru cantik
Guru inspirasi NTT
Bunda Lilis Sutikno
Salam kenal, B Lilis atau Mbak Pipin. Salam persahabatan diterima dg hati gembira. Nomor sy catat ya. Tmksh.
Kereen. Baru kali ini ada yg mencari sahabat penulis. Ulasannya asik. Mau saya pak menjadi sahabat penulis. Setidaknya ada arah tulisan menjd lebih baik & bermakna.
Bu, makasih ya, telah berkenan mampir. Ini rumah web-blog baru, jadi tulisannya baru sedikit.
Mana blog panjenengan? Nwn
Alhamdulillah… Semoga Allah memampukan saya untuk menjadi yg seharusnya.
Mohon bimbingannya nggih Pak Khoiri…
Matur sembah nuwun…
Mangga, Non, saling menguatkan. Insyaallah siap.
Semoga termasuk jamaahnya. Terima kasih supportnya
Insyaallah masuk, Pak Usdhof. Noted. Nuwun
Kereenn.. ternyata biar hidup…tulisan harus mnyertakan sapaan ya..mkasih pa’
B Iis, apakah yg dimaksud adalah “saya” dan “Anda”? Begitulah, menulis itu komunikasi–di samping ekspresi. Karena berkomunikasi, maka hubungan SAYA dan ANDA bisa diposisikan seolah sedang mebyampaikan pesan secara langsung.
Betul Pak Haji, kesibukan adalah alasan terberat mengalahkan keinginan menulis, padahal tantangan terberat adalah kemalasan diri..
pengalamanku ini..
Leres, Bu Tini, pengalaman itu jujur dan bersih. Dan itu bisa dirasakan (karena dialami) oleh siapa saja, beegantung bagaimana menyikapinya.
Salam sehat, salam kreatif dlm karya. Nuwun
Insya Allah saya siap menjadi penulis yang ingin serius.
Serius dan siap belajar dan dibimbing. Siap juga untuk sukses
Masri saling menguatkan. Makasih
Bersahabat dgn penulis….biar terpantik api api semangat
Mari bersahabat, Bu. Syaratnya, serius berkarya.
Menulis di sela sela kesibukan itu asyik Prof. Saat itulah kita melakukan refleksi diri agar selalu menjadi manusia yang lebih baik. Mantra ajaib saya menulislah setiap hari dan buktikan apa yg terjadi sudah saya buktikan dan hasilnya nyata dihadapan mata. Semoga semakin banyak org yg suka menulis dan membaca.
Betul sekali, OmJay. Saya suka dengan mantra ajaib Omjay. Mantab.
wah… sangat bermanfaat. segera daftar jadi sahabat jenengan Pak.
Insyaallah siap, Her. Ayo terus berkarya dan saling menguatkan
Luar biasa. “Penulis serius tidak mempedulikan kesibukan—mereka selalu menemukan peluang untuk mengatasi kesibukan.” Terima kasih atas pesannya Pak … semoga kami bisa termasuk orang yang mampu menemukan peluang untuk terus menulis.
Mb Ditta, peluang itu tidak ditunggu, melainkan kita ciptakan. Insyaallah bisa.
Izinkan saya menjadi sahabat penulis serius yang Bpk cari. Mohon bimbingannya..
tutisure.blogspot.com
Mari belajar bersama, B Tuti. Saling menguatkan. Tmksh blog-nya
Menulis setiap hari memang satu tantangan. Siapa pun yang berhasil mengatasinya, dipastikan melalui lika-liku yang cukup panjang dan terjal. Disinilah dibutuhkan pengertian banyak pihak termasuk dari keluarga. Bersyukurlah jika dalam sebuah keluarga sudah terbentuk atmosfir “literasi.” yang selalu menyediakan ruang dan waktu membaca, dan lalu menulis. Saya mencoba menuliskannya setiap hari, mencoba menemukan keajaiban seperti dituliskan Om Jay. Walau usia juga semakin senja….seolah menulis juga menjadi energi baru, menantang membuat prasasti hidup yang memberi manfaat. Semoga semua berhasil kami lalui, juga semoga mereka yang menulis dengan serius secepatnya menemukan keajaiban itu. Aamiin. Salam Literasi. Salam Sukses Pak Much. Khoiri.
Semoga selalu menciptakan atmosfir untuk senantiasa menulis setiap hari. Terima kasih, Pak Hary.
Semoga layak dijadikan sahabat
Pak Repan, ayo terus bersemangat, berkarya, berprestasi dalam karya.
Mungkin sy bukan orang yang Bapak cari, tapi Alhamdulillah Bapak sdh memberi saya pengaruh literasi. Terima kasih.
Bismillah….
Pada saatnya, Bu Min adalah yang saya cari, sebentar lagi.
Butuh motivasi yang kuat pak untuk konsisten menulis tidak hanya sekedar hobi tapi menjadi passion tersendiri buat kita
Betul sekali, saya sangat sepakat, B Yuni.
Mencoba untuk selalu istiqomah menulis setiap hari
Mba Mila, saya sudah menyaksikan, Mba Mila sudah makin konsisten menulis setiap hari. Pada saatnya akan menulis cepat dan bagus pula.
Slm knl pak.sy miss Mondang Tiara Veritas.
Tulisan yg memotivasi.
Smg sy jg bs sllu konsisten menulis
Salam, Miss Mondang. Semoga bertemu suatu saat. Salam kreatif.
Sepakat Abah. Orang yang tidak sibuk adalah yang sudah tidak bernyawa. hehe..
Ungkapannya sadis tapi benar: “Orang yang tidak sibuk adalah yang sudah tidak bernyawa” (Abd Makhrus).
“Mengalah bukan berarti kalah”
Untuk menjadi sukses memang harus gagal dulu.
Prinsip itu juga perlu dimiliki oleh orang-orang yang ingin sukses dalam menulis.
Salam kenal dari Kota Pahlawan Surabaya
Bu Denny, betul juga, hanya perlu dilihat konteks “mengalah”-nya. Selama masih bisa diperjuangkan dengan keras, tidak perlu mengalah pada keadaan.
Membaca tulisan Mencari sahabat Penulis, jelas saya merasa tersindir sebab memang iya saya berkeinginan menjadi penulis, tetapi kebanyaksn saya menulis secara spontanitas, secara intuitif. Tidak direncanakan dengan baik. Oleh karenanya, saya lebih banyak menuangkan tulisan pendek hasil pemikiran dan pengalamsn sehari-hari, atau pengalaman batin. Jarang mengkaji secara ilmiah, sebab tulisan semacam itu memerlukan waktu.
KaRos, bukankah menulis juga meliputi genre puisi dan catatan reflektif setiap hari. Saya tunggu.
order fenofibrate pill buy tricor 160mg pills buy fenofibrate 160mg pill